Liputan6.com, Cirebon - Sejumlah persiapan dilakukan kaum Tionghoa Cirebon menjelang perayaan Imlek yang jatuh pada 16 Februari 2018 mendatang. Mulai dari belanja pernak pernik hingga latihan seni Barongsai.
Aktivitas di sejumlah kelenteng atau Vihara di Cirebon pun nampak berbeda dibanding hari biasa. Mereka sibuk membersihkan tiap sudut yang ada di dalam keenteng termasuk patung dewa dewi yang menjadi media tempat umat Tionghoa sembahyang.
Dari informasi yang diperoleh Liputan6.com, kegiatan pembersihan patung dewa dewi tersebut bukan menjadi aktivitas biasa. Membersihkan patung dewa dewi di kelenteng tersebut sudah menjadi tradisi.
Baca Juga
Advertisement
"Jadi bukan asal dibersihkan saja ata ritual dan tradisinya sebelum pembersihan," kata Ketua Yayasan Kelenteng Hok Keng Tong Cirebon, Kusnadi Alim, Minggu (11/2/2018).
Kusnadi mengatakan, ada sejumlah rangkaian upacara digelar dua minggu sebelum perayaan Imlek. Salah satunya ritual doa sebelum tanggal 24 kalender Imlek atau 9 Februari 2018 umumnya diberi nama Cap Ji Gwe.
Pada malam Cap Ji Gwee ini, ujar dia, umat Tionghoa menggelar tradisi di kelenteng masing-masing. Tradisi tersebut untuk mengantar Dewa Zhiao Jun atau Cio Kun atau Dewa Dapur menuju langit.
Saat Dewa Dapur Pergi
Dewa dapur, kata dia, berangkat ke langit untuk melaporkan kelakuan penghuni rumah kepada pencipta menurut kepercayaan Tionghoa. Usai mengantar keberangkatan dewa dapur, pengurus kelenteng atau Vihara tersebut kemudian membersihkan tempat ibadah hingga mengganti jubah patung dewa dewi hingga membersihkan abu.
"Karena setelah dewa pergi ke langit patung tersebut seakan tak berpenghuni jadi kami bersihkan berikut kelenteng dan pernak perniknya," ujar Kusnadi.
Namun demikian, kata dia, tidak semua dewa yang ada di kelenteng pergi ke langit. Oleh karena itu, umat Tionghoa meyakini masih banyak dewa di kelenteng pada malam Imlek nanti.
Advertisement
Rayakan Imlek
Usai menggelar perayaan Imlek, umat Tionghoa di Cirebon juga masih disibukkan dengan persiapan upacara menyambut kedatangan Dewa Dapur dari langit. Dalam kalender Imlek, Dewa Dapur akan kembali ke altar kelenteng pada tanggal 3 bulan satu kalender Imlek atau menurut hitungan tanggal nasional 18 Februari 2018.
Dalam menyambut kedatangan dewa dapur, umat Tionghoa akan mengikuti prosesi ritual penyambutan. Umat Tionghoa akan menggelar sembahyang bersama di kelenteng masing-masing.
"Setelah itu tanggal 9 Imlek atau 24 Februari sembahyang menyembah Tuhan pencipta," sebut dia.
Munculnya Kue Keranjang
Ditengah proses persiapan mengantar Dewa Dapur ke langit, umat Tionghoa juga menyiapkan berbagai sajian manis. Mulai dari buah hingga kue keranjang maupun dodol Cina pun disiapkan.
Kusnadi menjelaskan, makanan manis dan berangkatnya Dewa Dapur ke langit memiliki keterkaitan. Dia mengatakan, kue atau makanan manis yang disediakan untuk dijadikan bekal Dewa Dapur ke langit.
Tujuannya, kata dia, agar ketika Dewa Dapur melapor kepada penguasa jagat raya selalu baik dan positif. Oleh karena itu, dalam perayaan Imlek di Indonesia selalu identik dengan kue Dodol Cina atau sajian jajanan yang manis.
"Secara keseluruhan rangkaian Imlek itu 2 minggu setelah itu ada Cap Go Meh kemudian setelahnya juga ada," ujar dia.
Saksikan vidio pilihan berikut ini:
Advertisement