Liputan6.com, Jakarta - Bupati Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT), Marianus Sae terjaring operasi tangkap tangan (OTT) oleh tim Satgas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bupati Marianus diduga menerima fee proyek di Ngada.
Sebelum terjaring operasi senyap, Bupati Marianus telah lebih dahulu tenar pada 2013 lalu. Marianus sempat menyuruh aparat satuan polisi pamong praja (satpol PP) untuk memblokir Bandara Turelelo Soa pada 21 Desember 2013.
Advertisement
Tindakan tersebut dia lakukan karena kesal tak mendapat tiket pesawat Merpati Nusantara Airlanes tujuan Kupang-Bajawa. Dia harus berada di Ngada keesokan harinya untuk menghadiri sidang penetapan APBD Ngada dengan DPRD.
Sebelum memblokir bandara, Marianus Sae sempat mem-booking pesawat tersebut, namun penuh. Dia pun sempat memohon agar pihak Merpati Nusantara Airlanes memberikannya tiket untuk bisa kembali ke Ngada, namun tak digubris.
Alhasil, atas pemblokiran bandara tersebut, penerbangan yang mengangkut 54 penumpang harus dialihkan melalui darat. Tindakan Marianus itu bertentangan dengan Pasal 210 UU 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan.
Kejadian tersebut pun tak sampai berlanjut hingga ke jalur hukum, Marianus meminta maaf kepada penumpang, dan pihak Merpati memilih jalan kekeluargaan.
Selain memblokir bandara, Marianus sempat diberitakan menjalani hubungan gelap dengan asisten rumah tangganya bernama Maria Natalia Sisilia. Diduga dari hubungan tersebut melahirkan satu bayi laki-laki. Isu skandal tersebut dibeberkan langsung oleh pasangan gelapnya.
Kabar tersebut ditepis oleh Marianus Sae.
Namun, di balik aksi blokir bandara dan kabar soal perselingkuhan, Marianus juga dikenal sebagai sosok yang tegas. Dia kerap turun ke jalan dan disiplin kepada anak buahnya.
Masih Diperiksa
Juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah menyatakan KPK mengamnakan 5 orang. Hal itu terkait operasi tangkap tangan (OTT) yang menyeret Bupati Ngada Marianus Sae.
"Lima orang (diamankan), bupati dan satu orang diamankan di Surabaya, satu ajudan. Itu yang dibawa ke Jakarta," kata Febri saat dikonfirmasi di Jakarta, Minggu (11/2/2018) malam.
Dua orang lagi masih belum dibawa ke Kantor KPK. Mereka, kata dia, masih menjalani pemeriksaan di daerah.
Namun, Febri masih enggan menjelaskan lebih detail daerah yang disebutkanya.
"Dua orang lagi swasta masih pemeriksaan di daerah," jelasnya. Marianus Sae kini tengah menjalani pemeriksaan di Gedung KPK.
Advertisement