Liputan6.com, Moskow - Otoritas Rusia telah mengonfirmasi tewasnya 71 orang, terdiri dari 65 penumpang dan enam awak kabin, dalam kecelakaan pesawat Saratov Airlines di Rusia.
Dikutip dari BBC, Senin (12/2/2018), Menteri Transportasi Rusia mengatakan, tidak ada korban selamat dalam insiden yang terjadi pada Minggu, 11 Februari 2018 itu.
Pesawat Antonov-148 hilang dari radar empat menit setelah lepas landas dari Bandara Domodedovo, Moskow, dalam perjalanan menuju Orsk di Pegunungan Ural.
Situs pelacak penerbangan, Flightradar24, mengatakan bahwa An-148 ketinggiannya terus turun 1.000 meter per satu menit.
Baca Juga
Advertisement
Tak lama kemudian, burung besi itu mengalami kecelakaan. Pesawat kemudian ditemukan di dekat Desa Argunovo, sekitar 80 km di tenggara Moskow.
Puing-puing pesawat dan jasad para penumpang tersebar di lokasi burung besi jatuh. Menurut sejumlah pejabat, sebuah perekam data penerbangan telah ditemukan.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban. Ia juga mengumumkan penyelidikan penyebab kecelakaan tersebut.
Kecelakaan pesawat Saratov Airlines itu merupakan insiden pertama dalam tahun 2018. Sementara, 2017 adalah tahun paling aman bagi dunia penerbangan.
Penuturan Saksi
Meski hingga kini penyebab kecelakaan belum diketahui, seorang saksi mata mengaku bahwa ia mendengar ledakan besar.
Seperti dimuat Express, warga di Argunovo, di dekat lokasi kecelakaan, mengabarkan bahwa mereka melihat pesawat terbakar yang melintasi Distrik Ramensky.
"Ledakan sangat besar, semunya bergetar. Aku mendengar bunyi turbin. Lalu berubah hening," ujar seorang warga.
Sementara itu warga lain mengatakan bahwa pesawat tersebut meledak di udara. Saksi mata lain menyebut, terdapat kilatan berbentuk seperti jamur besar.
Ia menambahkan bahwa ledakan tersebut membuat jendela rumahnya bergetar.
Advertisement
Tentang Saratov Airlines
Saratov Airlines merupakan maskapai yang berbasis di Saratov, 840 km di tenggara Moskow.
Pada 2015, maskapai tersebut dilarang beroperasi dalam penerbangan internasional. Saat inspeksi mendadak, ditemukan seseorang yang bukan merupakan awak pesawat berada di kokpit.
Saratov Airlines mengajukan banding atas larangan tersebut dan mengubah kebijakannya sebelum melanjutkan penerbangan carter internasional pada 2016.
Sebagian besar maskapai tersebut melakukan penerbangan domestik. Namun, pesawat itu juga melakukan penerbangan ke negara lain, seperti Armenia dan Georgia.