PBNU: Hentikan Kekerasan Terhadap Umat Beragama

Ketua PBNU Bidang Hukum Robikin Emhas mengatakan, kekerasan terhadap pemimpin agama harus dihentikan.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 12 Feb 2018, 10:24 WIB
Polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) penyerangan yang terjadi di Gereja Santa Lidwina Bedog, Trihanggo, Sleman, Yogyakarta, Minggu (11/2). Penyerangan terjadi saat Misa Ekaristi. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Jakarta Ketua PBNU Bidang Hukum Robikin Emhas mengatakan, kekerasan terhadap pemimpin agama harus dihentikan. Kekerasan, apalagi teror, bertentangan dengan ajaran Islam dan tidak sesuai dengan perilaku Nabi Muhammad SAW.

"Hentikan segala kekerasan yang terjadi. Tidak ada agama di dalam kekerasan. Artinya, kalau ada kekerasan berarti itu bukan agama," ucap Robikin, Jakarta, Senin (11/2/2018).

Dia menuturkan, kekerasan terhadap tokoh dan pemuka agama, apalagi didasari kebencian atas dasar sentimen keagamaan berpotensi melahirkan saling curiga. Serta membuat rusak hubungan antar umat beragama.

"Dan merusak persatuan dan kesatuan bangsa yang pada gilirannya dapat menjadi gangguan keamanan serius," jelas Robikin.

Karena itu, PBNUmeminta semua itu dihentikan. Apalagi saat ini sudah memasuki tahun politik.

"Dalam momentum tahun politik 2018 dan 2019, mari kita buktikan Indonesia mampu melakukan sirkulasi kekuasaan dengan cara-cara beradab," pungkas Robikin.


Penyerangan Gereja Santa Lidwina

Proses olah tempat kejadian perkara (TKP) penyerangan Gereja Santa Lidwina Bedog, Trihanggo, Sleman, Yogyakarta, Minggu (11/2). (Liputan6.com/Arya Manggala)

Gereja Santa Lidwina Gamping, Sleman, Yogyakarta, diserang seorang remaja yang membawa pedang saat misa berlangsung, Minggu 11 Februari 2018. Kejadian itu mengakibatkan sejumlah orang terluka dan dilarikan ke rumah sakit, termasuk Romo Prier yang memimpin ibadah.

Sementara pelaku yang berinisial S (16) terpaksa dilumpuhkan polisi dengan tembakan ke bagian perut.

Peristiwa itu bermula pada pukul 07.30 WIB, pelaku masuk dari pintu Gereja Santa Lidwina bagian barat dan langsung menyerang jemaat bernama Martinus Parmadi Subiantoro dengan senjata tajam. Korban pun mengalami luka di bagian punggungnya.

Melihat kejadian itu, jemaat lain yang berada di kanopi membubarkan diri. Pelaku kemudian masuk ke gedung utama gereja sembari mengayunkan senjata tajam, sehingga jemaat di dalam juga berhamburan ke luar.

Aksi remaja itu belum berakhir. Dia berlari ke arah kelompok paduan suara dan menyerang Romo Prier yang sedang memimpin misa dan juga jemaat yang masih di dalam gereja bernama Budi Purnomo.

Aiptu Munir, personel Polsek Gamping yang mendatangi Gereja Santa Lidwina juga menjadi korban setelah gagal bernegosiasi dengan pelaku. Tangannya dilukai sehingga ia terpaksa menembakkan timah panas ke arah pelaku untuk melumpuhkan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya