4 Kisah Cinta Pasangan yang Bikin Baper Saat Valentine

Kisah cinta yang juga dikaitkan dengan Valentine tak melulu berjalan sesuai rencana. Ada beberapa perjuangan cinta teramat berat yang harus dilalui.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 12 Feb 2018, 19:00 WIB
Trogneux yang usianya terpaut 24 tahun dari Macron awalnya merupakan seorang guru sastra yang mengarahkan debut panggung drama pertamanya pada usia 15 tahun. (AP Images)

Liputan6.com, Paris - Bicara soal hari Valentine, tak melulu membahas tentang tukar bunga atau memberi cokelat pada orang tersayang.

Pada dasarnya, Valentine adalah momen yang mengutamakan rasa kasih sayang terhadap orang terkasih.

Kisah cinta yang juga dikaitkan dengan Valentine tak melulu berjalan sesuai rencana. Ada beberapa perjuangan cinta teramat berat yang harus dilalui oleh sebagian orang.

Beberapa orang terus memperjuangkan cinta meski banyak aral melintang. Mulai dari perbedaan umur, situasi yang berat, permasalahan gender hingga persoalan status mewarnai beberapa kisah cinta sejati yang menggegerkan dunia.

Seperti dikutip dari berbagai sumber, berikut 4 kisah perjuangan cinta sejati yang semanis cokelat Valentine:


1. Helena dan Franz

Menyusuri Auschwitz melalui tragedi The Holocaust (sumber shmoop.com)

Pada tahun 1942, seorang wanita muda asal Slovakia bernama Helena Citronova dikirim ke kamp konsentrasi di Auschwitz. Karena parasnya yang cantik, gadis Yahudi itu tak disiksa, tapi kemudian diberi tugas untuk mengurus kamp penampungan.

Tugasnya adalah memilah-milah benda, yang telah dirampas dari orang Yahudi, dan mengirim barang-barang berharga tersebut ke Jerman. Lewat tugas itu, ia tetap aman dan tak terbunuh.

Meski banyak anggota keluarganya yang tewas terbunuh di kamp, Helena terpaksa tetap bekerja untuk Nazi. Diam-diam, dalam hatinya berkobar kebencian terhadap anggota militer Jerman.

Rupanya, ada seorang perwira SS berusia 20 tahun bernama Franz Wunsch yang menaruh hati padanya. Kala itu, Franz melemparkan kertas bertuliskan kata-kata: "Saya jatuh cinta padamu".

Helena langsung meremas surat itu dan makin merasa jijik pada sang tentara militer Jerman. Meski mendapat penolakan, Franz pantang menyerah. Ia membawa makanan tambahan dan melindungin Helena dari tentara lain yang mengancam jiwa dan kehormatannya.

Suatu hari, Franz menyelamatkan adik Helena agar tak terbunuh di kamar gas 

Pada saat itu, hati Helena mulai luluh dan akhirnya mereka berdua mulai menjalin hubungan secara diam-diam. Ketika perang berakhir, keduanya terpisah.

 


2. Putri Bangsawan Swedia dan Pria Melarat India

Charlotte Von Schedvin dan PK Mahanandia (PK Mahanandia)

Charlotte Von Schedvin memiliki rambut pirang dan mata biru. Darah bangsawan Swedia mengalir dalam dirinya.

Sementara, PK Mahanandia adalah mahasiswa seni miskin dari India selatan yang terpaksa drop out. Pria itu bahkan seorang 'paria' alias yang terendah dalam sistem kasta di negerinya.

Keduanya bertemu di New Delhi, India pada akhir 1975. Kala itu Von Schedvin meminta Mahanandia untuk melukis fotonya. Dari pertemuan itu bibit-bibit cinta bersemi.

Pasangan tersebut memadu kasih selama sebulan, sebelum akhirnya Von Schedvin harus kembali ke rumahnya di Boras, Swedia. Sejoli tersebut berpacaran jarak jauh dengan perantaraan surat. Kala itu, internet masih 'balita'. Masih dalam taraf pengembangan.

Dikutip dari CNN, Mahanandia bersumpah untuk menikahi perempuan yang ia sayangi, apapun yang terjadi. Sang seniman berbakat itu menjual seluruh harta bendanya, untuk membeli sepeda pushbike yang akan digenjotnya sampai Swedia. Dan hanya ada uang US$ 80 yang ada dalam kantongnya.

Perjalanan dari India ke Swedia menggunakan sepeda adalah petualangan nekat: menempuh jarak 3.600 km, melewati 8 negara, dan makan waktu 4 bulan.

Sepanjang perjalanan, Mahanandia tidur di tenda Bedouin, hostel, bahkan beratap langit di wilayah Laut Kaspian. Untungnya, perjalanan tersebut berakhir indah. Keduanya kini telah menikah hampir 4 dekade dan dikaruniai 2 anak.

 Baca selengkapnya di tautan ini.


3. Kisah Sepasang Transgender

Ilustrasi (iStock)

Jasmine Merio dan Ryan Said merupakan sepasang transgender. Jasmine terlahir sebagai laki-laki, dan Ryan sebagai perempuan.

Keduanya menemukan cinta sejak secara online, dan mengaku merasa sama seperti pasangan lainnya. Mereka juga berencana akan menikah dan mempunyai momongan di kemudian hari.

Ryan (24) asal Ontario, Kanada sudah menjalani hidup sebagai pria selama empat tahun, dan Jasmine (18) dari California memulai operasi transisi sejak 2013.

"Hubungan kami sempurna karena kami berdua tahu bagaimana rasanya menjadi pria dan wanita, sehingga kami bisa mengerti satu sama lain dan apa yang kami inginkan," ujar Jasmine seperti dikutip dari Daily Mail.

Namun, sebelum menemukan kebahagiaan bersama, pasangan ini menghadapi banyak tantangan dalam hidup.

Jasmine dan Ryan bertemu di Instagram dan mengobrol lewat Skype selama satu bulan sebelum bertemu muka.

Ryan mengatakan: "Ia mengirim pesan duluan, dan saya awalnya tak tertarik, karena mengira ia tipe gadis 'Legally Blonde', namun saya mencoba.

Ryan dan Jasmine keduanya menjalani perawatan hormon yang membantu mereka bertransisi ke tubuh baru yang mereka inginkan.

Ryan mengatakan: "Saya mengonsumsi testosterone, yang disebut delatestryl, saya melakukannya setiap dua minggu sekali melalui suntikan.

"Ketika bulu-bulu tumbuh di wajah saya, saya sungguh bahagia, sehingga rasanya tak ingin pernah bercukur."

Keduanya berencana melakukan operasi penuh dan menikah di kemudian hari, juga memiliki anak, dengan sperma yang masih dimiliki Jasmine, dan sel telur Ryan.


4. Kisah Cinta Tak Biasa Presiden Prancis

Kegigihan Macron untuk mempertahankan perasaannya membuahkan hasil. Keduanya menikah pada 2007 silam. (AP Images)

Pasca kemenangan Emmanuel Macron sebagai Presiden Prancis terpilih, nama Brigitte ramai diperbincangkan media. Bukan hanya karena ia menjadi Ibu Negara Prancis, namun jarak usianya dengan Macron membuat banyak orang terheran-heran.

Saat terpilih, Macron berusia 39 tahun dan Brigitte yang berumur 64 tahun, membuat pasangan itu berjarak usia 24 tahun.

Macron pertama kali bertemu dengan Brigitte saat perempuan yang menjadi istrinya itu menjadi guru drama kala dirinya masih SMA.

Macron pun mengaku bahwa hubungan yang mereka bukan hal yang umum. "Ini hubungan yang tidak cukup umum, pasangan yang tak cukup normal," ujar Macron saat ia menikah dengan Brigitte.

Dikutip dari BBC, Macron yang kala itu berusia 15 tahun, disebut sebagai siswa yang sangat pandai. Brigitte yang kala itu menjadi gurunya di sekolah swasta Jesuit, menyebut Macron sebagai seseorang yang bertindak seperti orang dewasa, bukannya seperti remaja.

Brigitte merupakan pewaris perusahaan cokelat yang terkenal akan macaroons-nya. Saat bertemu dengan Macron, ia telah menikah dengan seorang bankir bernama Andre Auziere dan memiliki tiga orang anak.

Awalnya, orangtua Macron sadar bahwa anaknya sedang jatuh cinta. Namun mereka tidak tahu kepada siapa ia jatuh cinta.

Ketika orangtuanya mengetahui hal tersebut, mereka meminta Brigitte untuk menjauhi anaknya hingga ia berusia 18 tahun. "Saya tak bisa berjanji apa pun," ujar Brigitte.

Pada saat berusia 17 tahun, Emmanuel berjanji kepada Brigitte bahwa ia akan menikahinya. Sepuluh tahun kemudian, yakni pada tahun 2007, ia memenuhi janjinya.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya