Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) menyatakan menyuntikkan investasi modal sebesar US$ 150 juta atau sekitar Rp 2,04 triliun (asumsi kurs Rp 13.623 per dolar Amerika Serikat) di Go-Jek, perusahaan penyedia layanan on-demand berbasis aplikasi terbesar di Indonesia.
Dengan menggabungkan keahlian Astra di bidang otomotif dan jangkauan Go-Jek yang luas kepada konsumen, kedua perusahaan yang merupakan national champion akan mengeksplorasi berbagai peluang kerja sama untuk meningkatkan produktivitas.
Selain itu, hal ini dilakukan untuk mendorong masyarakat masuk ke sektor ekonomi formal, serta mendukung inovasi produk dan jasa untuk menciptakan pasar baru.
Semua ini dilakukan guna mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sejak awal berdiri, Go-Jek telah menciptakan lapangan pekerjaan kepada jutaan penduduk Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
Jumlah pengemudi Go-Jek yang terdaftar saat ini mencapai lebih dari 1 juta pengemudi, dengan lebih dari 125 ribu mitra usaha, dan 30 ribu penyedia jasa di platform Go-Jek, yang menyediakan berbagai jenis jasa seperti transportasi, pengantaran makanan, kurir barang, jasa kebersihan, hingga keperluan pembayaran. Go-Jek memfasilitasi lebih dari 100 juta transaksi setiap bulan.
Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Prijono Sugiarto mengatakan, pihaknya antusias dapat menjadi bagian dari perjalanan Go-Jek yang luar biasa. Go-Jek merupakan pemain utama dalam ekonomi digital Indonesia dan dipimpin oleh manajemen anak bangsa yang solid.
"Astra berharap kolaborasi dengan Go-Jek akan memberikan nilai tambah bagi bisnis Astra serta mengakselerasi inisiatif Astra di bidang digital," ujar dia seperti dikutip dari keterangan tertulis, Senin (12/2/2018).
Selanjutnya, Prijono menambahkan, pihaknya mendukung national champion seperti Go-Jek, yang memiliki misi sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Hal ini sejalan dengan komitmen Astra untuk mendukung pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia.
"Teknologi memiliki peran yang penting untuk mencapai tujuan ini, dan kami yakin akan daya transformasi perusahaan yang fokus pada digital seperti Go-Jek," ujar dia.
Sementara itu, Nadiem Makarim, Chief Executive Officer dan Founder Go-Jek, mengatakan, kolaborasi dengan Astra International menandakan pencapaian yang signifikan bagi Go-Jek.
"Kepercayaan yang ditunjukkan oleh salah satu perusahaan paling terkemuka dan merupakan ikon Indonesia ini, adalah sebuah bentuk pengakuan tersendiri atas keberhasilan strategi kami. Baik Astra maupun Go-Jek didirikan dengan misi untuk memajukan Indonesia melalui pemberdayaan masyarakat. Kami sangat berterima kasih atas dukungan yang diberikan Astra," jelas dia.
Ia menuturkan, kedua organisasi ini memiliki kepercayaan yang sama, dengan berkolaborasi bisa bersama-sama mengakselerasi perkembangan ekonomi serta meningkatkan hajat hidup jutaan penduduk bangsa ini.
"Sebagai perusahaan teknologi terdepan, Go-Jek telah menunjukkan kontribusi yang signifikan dalam pembangunan ekonomi Indonesia sejak 2015. Hal ini sejalan dengan komitmen Astra untuk senantiasa mendukung pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah," ujar dia.
Andre Soelistyo, President dan Co-Founder Go-Jek, menyatakan, salah satu grupdengan bisnis yang paling terdiversifikasi di Indonesia, Astra akan memberi banyak dukunganseiring dengan percepatan inovasi Go-Jek.
"Kami yakin bahwa Go-Jek akan mendapatkan banyak keuntungan dari pengetahuan dan keahlian operasional Astra, serta sinergi di dua organisasi kami," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Astra dan Djarum Suntik Go-Jek
Sebelumnya, setelah dikabarkan mengantongi suntikan dana sebanyak Rp 16 triliun dari Google, Temasek, Warburg Pincus LLC, dan Meituan Dianping, kini Go-Jek dilaporkan kembali menerima pendanaan putaran baru dari investor lokal.
Investor yang dimaksud tak lain adalah perusahaan besar PT Astra International Tbk dan Grup Djarum. Tercatat, nilai pendanaan yang diterima perusahaan unicorn tersebut mencapai lebih dari Rp 3 triliun.
Menurut informasi yang dilansir Deal Street Asia, Kamis 8 Februari 2018, dua perusahaan konglomerasi ini tergabung dalam konsorsium dengan puluhan investor yang bisa saja menyuntikkan dana senilai US$ 1,5 miliar (setara denan Rp 20 triliun).
Diungkap sebuah sumber, mayoritas investor yang ada di dalam konsorsium tersebut merupakan investor asing dengan status financial investor.
Jika ditotal dari pendanaan sebelumnya, Go-Jek bisa saja mengantongi dana sekitar US$ 1,2 miliar-1,5 miliar (setara dengan Rp 17-21 triliun) di putaran pendanaan terbaru mereka.
Jika memang benar pendanaan berkisar di angka tersebut, valuasi perusahaan kemungkinan besar bisa meroket ke angka US$ 53 miliar (setara dengan Rp 40 triliun).
Astra sendiri masih cenderung berfokus pada bisnis utamanya di sektor otomotif. Sementara, Djarum sudah getol bergerak di sektor teknologi, mereka juga telah menggerakkan e-Commerce Blibli dan mengakuisisi Kaskus.
Sayang, baik Go-Jek, Astra, serta Djarum hingga kini tidak memberikan konfirmasi terkait pendanaan tersebut.
Advertisement