Liputan6.com, Dresden - Hari ini 73 tahun lalu, yakni 13 Februari 1945, menjadi saat kelam bagi Jerman. Kota Dresden berubah menjadi lautan api setelah dihujani bom oleh oleh pasukan Sekutu.
Ditaksir, 135.000 orang tewas dalam salah satu peristiwa paling mematikan dalam Perang Dunia II itu, selain pemboman Hisrohima dan Nagasaki.
Advertisement
Pemboman Dresden merupakan salah satu dari kesepakatan yang dicapai dalam Konferensi Yalta yang digelar oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Soviet pada awal Februari 1945.
Dalam kesepakatan tersebut, Sekutu sepakat untuk terlibat dalam serangan bom strategis gabungan terhadap kota-kota Jerman yang memproduksi alat-alat perang. Hal tersebut bertujuan untuk menghentikan produksi alat perang Nazi.
Ironisnya, Dresden dipercaya tak pernah menjadi lokasi alat-alat perang atau industri besar. Wilayah di Jerman timur itu merupakan kota Abad Pertengahan yang terkenal akan kekayaan artistik dan arsitekturnya.
Seperti dimuat History, alasan 'resmi' pihak Sekutu untuk membom Dresden karena kota tersebut dinilai sebagai pusat komunikasi utama. Dengan menghancurkan kota itu, Sekutu berharap dapat menghambat kemampuan Jerman untuk menyampaikan pesan kepada tentaranya yang pada saat itu sedang melawan pasukan Soviet.
Namun tingkat kehancurannya bagi banyak orang tidak sebanding dengan tujuan strategis. Banyak yang meyakini bahwa serangan itu hanya lah upaya untuk menghukum orang-orang Jerman dan melemahkan semangat mereka.
Lebih dari 3.400 ton bahan peledak dijatuhkan di Dresden, dengan menggunakan 800 pesawat tempur Amerika Serikat dan Inggris.
Serangan yang berlangsung selama dua hari itu membuat Dresden berubah menjadi lautan api. Ribuan jasad manusia yang hangus terbakar pun ditemukan di jalanan Dresden.
Dua puluh kilometer persegi kota Dresden hancur akibat pemboman yang berlangsung selama dua hari itu. Rumah sakit yang dibiarkan berdiri tak bisa menangani para korban.
Sejarah lain mencatat pada 13 Februari tepatnya tahun 1983, sebuah bioskop di Turin, Italia terbakar. Setidaknya 64 orang tewas dalam musibah tersebut.
Sementara itu pada 13 Februari 2001, gempa berkekuatan 6,6 skala Richter mengguncang El Salvador. Korban tewas akibat musibah itu mencapai setidaknya 400 jiwa.
Saksikan juga video menarik di bawah ini: