Liputan6.com, Beijing - Jutaan masyarakat di China menyerbu stasiun kereta di kota-kota besar dalam tradisi pulang kampung untuk merayakan Imlek yang jatuh pada akhir pekan nanti.
Jika biasanya identik dengan kesemerawutan dan ketidaknyamanan dalam melakukan perjalanan mudik, kini kedua masalah tersebut hampir tidak ditemui lagi berkat ambisi pemerintah China memiliki jaringan kereta cepat berkelas dunia.
Dilansir dari laman South China Morning Post pada Senin (12/2/2018) China telah membangun jaringan rel kereta api cepat terpanjang di dunia, dengan menggelontorkan dana sebesar hampir 3,5 triliun yuan.
Baca Juga
Advertisement
Dana sebesar itu digunakan untuk membangun jaringan rel sebanyak 18 persen dalam dua tahun ke depan, atau sejauh 150.000 kilometer. Pembangunan itu difokuskan untuk menembus kawasan barat dan barat laut Negeri Tirai Bambu yang masih kekurangan akses infrastruktur.
Sebanyak hampir 400 juta orang -- hampir dua kali lipat jumlah penduduk Indonesia -- diperkirakan akan berpergian menggunakan kereta cepat selama perayaan Imlek, atau dikenal juga dengan nama Festival Musim Semi.
Sebagian besar pabrik dan kantor berhenti beroperasi selama libur Imlek yang berlangsung hampir seminggu lamanya. Dengan jumlah perpindahan populasi sebesar itu dalam satu waktu, menjadikan tradisi mudik di China sebagai migrasi terbesar manusia di planet Bumi.
Tahun lalu, tercatat sebanyak 10,96 juta perjalanan kereta cepat dilakukan selama libur perayaan Imlek.
Saat Imlek, banyak dari 1,4 miliar populasi penduduk China pulang ke kampung halaman untuk berkumpul dengan keluarga. Namun, ada pula yang merayakannya dengan cara berpergian sebagai turis, baik di dalam maupun luar negeri.
Simak video tentang canggihnya kereta cepat di China berikut:
Ambisi China Memiliki Jaringan Kereta Cepat Berkelas Global
Jika di beberapa belahan dunia, menjamurnya tiket penerbangan murah menurunkan minat pada perjalanan kereta api, hal sebaliknya justru terjadi di China.
Seberapapun murah tiket penerbangan yang ditawarkan, banyak masyarakat China merasa enggan untuk melakukan perjalanan dengan pesawat.
Ada beberapa alasan yang mendasari keengganan tersebut, di mana salah satunya adalah masih sedikitnya akses bandara besar di berbagai pelosok China.
Di sisi lain, pembangunan jaringan rel kereta api terbukti efisien secara biaya dan juga mampu menjangkau ke banyak wilayah hampir tanpa kendala.
Selain itu, pembangunan transportasi kereta api –- khususnya kereta cepat –- juga terbukti bisa mengangkut lebih banyak penumpang dengan biaya yang hampir serupa biaya operasional pesawat terbang.
Khusus untuk pembangunan jaringan rel kereta cepat, hampir satu dekade terakhir hal itu tidak pernah terbayangkan oleh masyarakat China.
Selama sekitar delapan tahun terakhir, pembangunan jaringan relnya berhasil membentang sepanjang 25.000 kilometer, menembus banyak wilayah di setiap sudut negara yang dpimpin oleh Presiden Xi Jinping itu.
Pemerintah China berharap perpanjangan jaringan rel kereta cepat akan bertambah lebih dari 50 persen pada 2050 mendatang, di mana delapan jalur utama akan menghubungkan kawasan timur dan barat negeri itu tanpa putus.
Advertisement