Hasil Pemeriksaan Tim Medis Unhas Usai Tiba di Asmat

Begitu sampai di Distrik Jetsy, Kabupaten Asmat, tim medis dari Unhas langsung memeriksa 80 warga.

oleh Fauzan diperbarui 13 Feb 2018, 01:00 WIB
Begitu tiba di Asmat, tim medis dari Unhass langsung memeriksa 80 warga. Foto: (Fauzan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Asmat - Tim medis dari Universitas Hasanuddin akhirnya tiba di Distrik Jetsy, Kabupaten Asmat, Papua, pada Minggu 11 Februari 2018. Mereka langsung bekerja dan memeriksa sejumlah warga yang ada di sana.

Kepala Unit Humas dan Protokoler Universitas Hasanuddin, Ishaq Rahman mengatakan, untuk mencapai Distrik Jetsy, tim medis terlebih dahulu harus naik kapal cepat selama dua jam mengarungi sungai.

"Tim naik speed boat (kapal cepat) selama dua jam dari Distrik Agats. Yang berangkat ke Distrik Jetsy hanya delapan orang karena speed boat-nya kecil," kata Ishaq saat dikonfirmasi Senin, 12 Februari 2018.

Setibanya di lokasi, tim medis yang dipimpin oleh Prof. Idrus Paturusi langsung memeriksa 80 warga Asmat, termasuk memberikan obat-obatan dan nutrisi bagi warga, terutama anak-anak. Dalam pemeriksaan itu, kebanyakan pasien yang diperiksa adalah penderita demam, batuk, dan sesak nafas.

"Kemungkinan penyebabnya karena bakteri. Kalau ingusnya hijau ya kita kasih antibiotik, kalau hanya ingus biasa disertai demam ya kemungkinan virus ya kita kasih paracetamol," kata Idrus Paturusi, mantan Rektor Universitas Hasanuddin dua periode itu.

Yang jadi masalah, terang Idrus, kalau ada masyarakat yang terkena malaria. Jika ada pasien yang terkena malaria, pihaknya akan langsung merujuknya ke Rumah Sakit di Distrik Agats, Kabupaten Asmat.

"Kita kirim beberapa kemarin pakai speed boat," ucapnya.

Nah untungnya, sambung dia, dari sekian banyak pasien yang diperiksa itu, tidak ada yang mengalami pembengkakan limpa yang berarti penyakit malaria yang dideritanya sudah parah.

"Pembengkakan limpa itu arti dari malaria yang sudah kronis. Untungnya tidak ada," Idrus menjelaskan.


Berangkat ke Asmat

Begitu tiba di Asmat, tim medis dari Unhass langsung memeriksa 80 warga. Foto: (Fauzan/Liputan6.com)

Sebelumnya, Menteri Sosial Republik Indonesia, Idrus Marham melepas 19 tim medis dan dari Universitas Hasanuddin untuk dikirim ke Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua di Gedung Rektorat Universitas Hasanuddin, Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar, Senin sore, 5 Februari 2018 sore.

19 tim medis yang terdiri dari 10 tim disiplin dan 7 orang dokter ahli itu serta dua orang tim  pendukung itu dikirim untuk membantu mengatasi gizi buruk dan campak yang melanda Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua.

Dalam sambutannya, Idrus Marham sangat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh sivitas akademi Universitas Hasanuddin ini. Menurutnya ini merupakan langkah awal yang bagus dan perlu terus dipertahankan.

"Ini awal yang baik dan tradisi yang harus dibangun," kata Idrus Marham, Senin 5 Februari 2018 lalu.

Idrus menjelaskan bahwa ide-ide seperti ini seyogyanya memang muncul dari Kampus-Kampus, Ia pun memastikan bahwa pihak pemerintah dalam hal ini Kementrian Sosial siap membantu dan mengakomodir ide-ide tersebut.

"Ide dan gagasan yang muncul dari kampus yang akan dijalankan oleh pemerintah," ucapnya.

Ditempat yang sama, Rektor Universitas Hasanuddin, Prof. Dwia Aries Tina Pulubuhu mengatakan bahwa pihaknya sangat berterimakasih kepada Kementrian Sosial karena telah memberikan bantuan  berupa obat-obatan, makanan tambahan, nutrisi, dan peralatan yang dibutuhkan oleh masyarakat yang sedang terkena gizi buruk dan campak di Distrik Agats, Kabupaten Asmat.

"Alhamdulillah, setelah kami berkomunikasi intensif dengan pemerintah pusat, Kementrian Sosial  akan memberikan bantuan tersebut," ucapnya. 

 

 


Tiba di Agats

Begitu tiba di Asmat, tim medis dari Unhass langsung memeriksa 80 warga. Foto: (Fauzan/Liputan6.com)

Sebelumnya, pada Jumat, 9 Februari 2018, sekitar pukul 16.20 WIT, 19 orang tim medis Universitas Hasanuddin tiba di Pelabuhan Agats, Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua, usai bersusah payah berlayar menggunakan Kapal Sirmau karena membawa 33 kardus  obat-obatan, bahan makanan, susu, dan perlengkapan tidur.

Malam harinya, tim medis dari Universitas Hasanuddin langsung melakukan rapat dan konsolidasi dengan pemerintah daerah Kabupaten Asmat untuk mengatur rencana kegiatan selama berada di sana.

"Sekitar pukul 20.00 (Wit) kita langsung menggelar Rapat Koordinasi bersama Satgas Kesehatan KLB Campak dan Gizi Buruk Asmat di Ruang Rapat Kesbangpol, Pemkab Asmat," kata Idrus.

Selain tim medis dari Universitas Hasanuddin dan Pemerintah Daerah Kabupaten Asmat, hadir pula dalam rapat malam itu tim medis dari Kementerian Kesehatan, pihak kepolisian, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan sejumlah tokoh Masyarakat.

Yang memaparkan kondisi terkini sebaran campak dan gizi buruk di Asmat malam itu adalah Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan, Yustus Kakom.

Sementara Letkol dr. Sohibul Hilmi, sebagai  Komandan Tim Kesehatan Satgas KLB Campak dan Gizi Buruk Asmat, menjelaskan kebutuhan tindakan dan langkah-langkah yang harus dilakukan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya