Liputan6.com, Jakarta - Banjir yang menerjang jalur kereta api pada KM 155 + 4/9 antara Stasiun Brebes-Stasiun Tegal pada Senin ini, mengakibatkan terganggunya beberapa perjalanan kereta api yang melintas di wilayah Brebes-Tegal.
PT KAI pun memberlakukan pola operasi perjalanan kereta api memutar lewat Prupuk dan potong relasi.
"Akibat pola operasi tersebut, mengakibatkan keterlambatan kedatangan pada perjalanan kereta api," kata Senior Menejer Humas DAOP 1 Jakarta Edy Kuswoyo kepada wartawan, Senin (12/2/2018).
Baca Juga
Advertisement
Prediksi jam kedatangan kereta apidi Stasiun Gambir dan Pasar Senen sebagai berikut:
1. KA 1 Argo Anggrek relasi Surabaya Ps Turi – Gambir prediksi kedatangan sekitar pukul 20.15 WIB, terlambat 195 menit yang seharusnya kedatangan di Stasiun Gambir pukul 17.00 WIB.
2. KA 13 Argo Muria relasi Semarang Tawang – Gambir prediksi kedatangan sekitar pukul 03.00 WIB, terlambat 300 menit yang seharusnya kedatangan di Stasiun Gambir pukul 22.08 WIB.
3. KA 201 Tawang Jaya relasi Semarang Poncol - Pasar Senen prediksi kedatangan sekitar pukul 01.00 WIB, terlambat 290 menit yang seharusnya kedatangan di Stasiun Pasar Senen pukul 20.10 WIB.
4. KA 149 Menoreh relasi Semarang Tawang – Pasar Senen prediksi kedatangan sekitar pukul 19.00 WIB, terlambat 225 menit yang seharusnya sampai Stasiun Pasar Senen pukul 14.30 WIB.
5. KA 63 Tegal Bahari relasi Tegal – Gambir prediksi kedatangan sekitar pukul 21.43 WIB, terlambat 151 menit yang seharusnya sampai stasiun Gambir pukul 19.12 WIB.
6. KA 209 Tegal Ekspres relasi Tegal-Pasar Senen prediksi kedatangan sekitar pukul 21.26 WIB terlambat 165 menit yang seharusnya sampai Pasar Senen pukul 18.41 WIB.
"PT KAI Doap 1 Jakarta mengucapkan mohon maaf sebesar-besarnya atas keterlambatan kedatangan Kereta api karena kondisi banjir yang terjadi antara Stasiun Brebes - Stasiun Tegal," pungkas Edy.
Kepung 15 Kecamatan
Hujan deras yang mengguyur wilayah pantai utara (pantura) barat Jawa Tengah sejak dua hari terakhir mengakibatkan ribuan rumah di 15 kecamatan di Kabupaten Tegal, Kota Tegal, dan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, terendam banjir, Senin (12/2/2018).
Tak hanya itu, berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, puluhan titik longsor terjadi pula di Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes. Paling parah, sebuah vila di objek wisata Guci ambruk dan hanyut terbawa longsor akibat intensitas hujan yang tinggi.
Kemudian belasan titik longsor juga terjadi di wilayah Brebes bagian tengah dan selatan (Paguyangan, Salem, Bantarkawung).
Hingga kini, sebagian besar warga tetap bertahan di rumahnya meski tergenang banjir. Sementara, sejumlah warga lainya mengungsi. Selain menggenangi rumah warga,. banjir juga merendam beberapa sekolah, kantor desa, dan sejumlah perkantoran milik swasta ataupun pemerintah.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Liputan6.com, ketinggian banjir yang menggenangi rumah warga bervariasi mulai dari setinggi lutut orang dewasa hingga lebih dari satu meter.
Advertisement
Banjir Datang Jam 10 Malam
Banjir menggenangi ribuan rumah warga sejak Minggu malam sekitar pukul 22.00 WIB hingga pagi tadi. Adapun banjir juga disebabkan karena sejumlah sungai meluap hingga akhirnya limpasan air menggenangi permukiman.
Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Tegal, banjir terparah terjadi di Kecamatan Adiwerna dan Kecamatan Tarub. Hampir sebagian desa di dua kecamatan itu tergenang banjir.
Seperti di Desa Tembok Luwung, Lemahduwur, Kaliwadas, dan Kalijambe. Warga mengaku banjir datang tiba-tiba membuat mereka tak bisa menyelamatkan barang elektronik dan benda rumah tangga lainya.
Salah seorang warga Lemahduwur, Kabupaten Tegal, Aisyah (40), mengungkapkan banjir kali ini paling parah sejak 15 tahun terakhir.
Padahal, biasanya banjir tak masuk masuk ke rumah. "Ketinggian airnya sampai sepinggang atau satu meterlah," ucap Aisyah, Senin (12/2/2018).
Hal senada diungkapkan, Ahmad (35), warga Tembok Luwung, Kabupaten Tegal. Ia mengaku banyaknya wilayah yang tergenang banjir mengakibatkan beberapa rumah warga yang belum terjangkau tim SAR gabungan. Evakuasi belum terlaksana juga lantaran keterbatasan personel SAR.
"Tapi, karena personel terbatas, maka harus bergiliran. Sementara, warga yang rumahnya terendam banjir juga mengungsi ke rumah tetangganya," jelasnya.