Makna Seragam Cagub-Cawagub Saat Hadiri Penetapan Pilkada Sumsel

Cagub-Cawagub Sumsel hadir di KPU Sumsel untuk menetapkan sebagai paslon yang maju di Pilkada Sumsel.

oleh Nefri Inge diperbarui 13 Feb 2018, 12:11 WIB
Paslon Pilkada Sumsel Aswari Rivai-Irwansyah memilih menggunakan seragam yang sama (Liputan6.com / Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Empat peserta Pilkada Sumsel hadir dalam penetapan Paslon Gubernur-Wakil Gubernur (Wagub) Sumsel 2018-2023 di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumsel, pada hari Senin, 12 Febuari 2018.

Para Calon Gubernur (Cagub) Sumsel menggunakan seragam yang kompak dengan pakaian wakilnya. Seperti Herman Deru-Mawardi Yahya yang kompak menggunakan pakaian batik motif berwarna cokelat.

Lalu ada paslon Ishak Mekki-Yudha Pratomo dan Aswari Rivai-Irwansyah yang sama-sama menggunakan seragam kemeja putih.

Paslon terakhir yaitu Dodi Reza Alex Noerdin-Giri Ramandha Kiemas yang memakai kemeja dengan warna berbeda. Namun dari seragam yang mereka gunakan, ternyata mengandung makna tersendiri yang dibawa.

Seperti paslon Pilkada Sumsel Aswari Rivai-Irwansyah yang kompak menggunakan kemeja putih dan celana krem, yang dilengkapi dengan sepatu kets putih.

Seragam yang mereka gunakan terlihat lebih santai dibandingkan paslon lainnya yang menggunakan pakaian resmi.

Menurut Cagub Sumsel Aswari Rivai, pakaian yang mereka gunakan merupakan perwakilan dari warna partai politik (parpol) pendukungnya, yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerindra.

Bahkan sepatu putih yang tampak mencolok dibandingkan alas kaki paslon Pilkada Sumsel lainnya juga memiliki makna tersendiri.

 

 


Rekam Jejak Pemimpin

Paslon Aswari Rivai-Irwansyah menggunakan seragam yang menggambarkan lambang parpol pengusungnya (Liputan6.com / Nefri Inge)

"Seragam putih-putih ini adala PKS dan Gerindra, kalau sepatu juga harus ikut (warna sama). Biar bisa berlari mudah (untuk menang) meninggalkan kandidat lainnya," ujarnya kepada Liputan6.com, di halaman kantor KPU Sumsel.

Saat penetapan nomor urut dalam proses pengundian yang digelar hari Selasa (13/2/2018), Bupati Kabupaten Lahat ini juga tidak mempermasalahkan akan mendapatkan nomor urut berapa.

Dia dan wakilnya hanya menginginkan menang dalam persaingan mendapatkan jabatan kepemimpinan Sumsel.

"Nomor berapapun bagus, yang penting kami memang. Aswari Rivai sudah 9 tahun bekerja di Lahat, Irwansyah juga sudah 5 tahun membangun Kota Pangkalpinang. Sudah ada rekam jejak pemimpin dari kami," katanya.

Untuk memenangkan persaingan di Pilkada Sumsel, mereka tidak tertarik untuk menjatuhkan lawannya.

Karena hal tersebut akan mempengaruhi penilaian masyarakat terhadap sosok calon pemimpin.

Setelah masa kampanye ditetapkan, paslon ini akan langsung turun ke masyarakat dan mensosialisasikan diri sebagai figur pemimpin yang pas untuk Sumsel.

"Kita akan menginap di 17 kabupaten/kota, bersosialisasi langsung ke masyarakat, konsolidasi kader partai dan masyarakat pendukung. Sejauh ini belum ada daerah tersulit," ungkapnya.

 


Ikon Warna Sumsel

Dodi Reza Alex Noerdin-Giri Ramandha Kiemas, paslon Pilkada Sumsel menggunakan kemeja dengan warna berbeda (Liputan6.com / Nefri Inge)

Seragam paslon lainnya yang turut mencolok yaitu Dodi Reza Alex Noerdin-Giri Ramandha Kiemas. Anak Gubernur Sumsel Alex Noerdin ini menggunakan kemeja polos berwarna hijau.

Sedangkan Giri Ramandha Kiemas mengenakan kemeja polos berwarna kuning. Kendati berwarna berbeda, namun ternyata mereka punya alasan tersendiri.

“Justru ini seragam khusus, satu pakai hijau dan satunya lagi pakai kuning. Ini warna (ikon) Provinsi Sumsel,” ucapnya.

Sama halnya dengan paslon lain, paslon yang didukung Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), PDI-Perjuangan dan Partai Golongan Karya (Golkar) ini tidak akan menggunakan kampanye hitam.

Presiden SFC ini juga sudah merampungkan janjinya kepada para warga Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) saat dirinya menjabat sebagai Bupati Muba.

Saat mendaftarkan diri di Pilkada Sumsel, Dodi Reza Alex Noerdin baru menjabat sebagai Bupati Muba kurang dari satu tahun.

“Janji program saya selama dua tahun di Kabupaten Muba sudah rampung. Ketika saya meninggalkan Kabupaten Muba untuk memimpin Sumsel, seluruh program sudah berjalan,” katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya