Liputan6.com, Jakarta Bulan Januari lalu, Liputan6.com berkesempatan mengunjungi Negeri Sakura, Jepang. Kali ini, kami diundang oleh Japan National Tourism Organization (JNTO) untuk menikmati indahnya musim dingin yang dibalut salju di negara Asia Timur ini.
Berangkat ke Jepang, rasanya tentu tidak akan lengkap jika tidak menaiki armada penerbangan Jepang, ya. Jadi, untuk trip kali ini, Liputan6.com berkesempatan menikmati serunya naik Japan Airlines (JAL).
Advertisement
Baca juga: Jalan-Jalan ke Jepang, Merasakan Sakitnya Jatuh di Salju
Beruntungnya lagi, Liputan6.com berkesempatan mencicipi terbang naik JAL tidak hanya untuk rute internasional saja, tapi juga untuk rute domestik.
Jadi, trip musim dingin kali ini dinamakan Shoryudo Trip. Rutenya adalah beberapa prefektur yang terletak di tengah Jepang, seperti Nagano, Ishikawa, dan Aichi.
Baca juga: Menakjubkan, Ada Kota Penghasil Daun Emas di Jepang
Dari Bandara Narita yang terletak di pinggir Tokyo, kami menaiki shinkansen (kereta peluru) menuju Nagano, kota pertama yang kami kunjungi. Selanjutnya, perjalanan menuju kota-kota lain dilakukan menggunakan bus.
Kota terakhir yang kami kunjungi adalah Nagoya. Kota yang sempat porak-poranda saat Perang Dunia II ini, jika menggunakan transportasi darat, akan memakan waktu berjam-jam untuk sampai lagi ke Tokyo.
Untuk menghemat waktu, dan karena kami sudah harus kembali ke Jakarta malam itu, rombongan naik pesawat dari Bandara Centair di Nagoya, menuju Narita. Penerbangan yang dinaiki tentu saja Japan Airlines.
Untuk penerbangan domestik, tentu pesawatnya lebih kecil dibanding penerbangan internasional. Selain itu, karena rute-nya singkat, di dalam pesawat juga tidak ada layar TV seperti yang ada di penerbangan internasional.
Lagipula, dengan lama perjalanan hanya sekitar 40 menit, rasa-rasanya, tawaran tontonan atau musik juga tidak terlalu diperlukan.
Ketika akhirnya sampai di Narita, kami harus menaiki shuttle bus untuk bisa masuk ke terminal. Terburu-buru mengejar bus, kami sempat tidak memperhatikan keadaan sekitar.
Baru setelah sampai di dalam bus kami menyadari, pilot dan pramugari JAL semuanya sudah turun dari pesawat, dan berbaris rapi di samping tangga turun.
Seiring bus berjalan, baik pilot dan pramugari itu melambaikan tangan, disertai senyuman manis, dan diiringi ucapan "Sayonara" (sampai jumpa lagi).
Walau mengejutkan, lambaian tangan pilot dan pramugari tadi meninggalkan kesan yang menyenangkan dan menambah manis memori perjalanan di Jepang.
First Class Lounge
Akhirnya, kami akan mencoba merasakan bagaimana rasanya naik JAL untuk rute internasional. Saat berangkat menuju Jepang, kami menaiki maskapai penerbangan Jepang yang lain.
Namun sebelum naik pesawat, rombongan kami berkesempatan menikmati mewahnya First Class Lounge Japan Airlines.
Di tengah hiruk-pikuk bandara, lounge JAL ini rasanya seperti oase yang memungkinkan calon penumpangnya untuk menenangkan diri dan beristirahat.
Cahaya lampu yang temaram, sofa-sofa yang empuk dan nyaman, dan iringan musik pelan menjadikan lounge ini tempat yang sempurna untuk menunggu waktu keberangkatan.
Belum lagi, lounge ini juga dilengkapi dengan berbagai jenis makanan ringan dan minuman. Baik untuk pecinta teh atau kopi, dan juga bagi mereka yang ingin lebih bersantai dengan sesisip dua sisip minuman beralkohol. Berbagai jenis minuman, mulai dari wine, liquor, dan vodka tersedia di lounge ini.
Advertisement
Kembali ke Jakarta
Ketika akhirnya naik pesawat, hari sudah gelap. Kami bertolak dari Narita pukul enam sore, menuju Jakarta. Waktu penerbangan sekitar 7 jam sampai Jakarta.
Di dalam pesawat JAL ini disediakan wi-fi yang bisa Anda gunakan dengan biaya tambahan. Tersedia juga berbagai jenis hiburan, seperti musik, film dan game.
Pilihan film-filmnya pun sangat banyak, mulai dari film Hollywood, film India, Jepang, Korea, Cina, sampai film Indonesia. Kebetulan di hari kepulangan kami itu, ada pilihan film Battle of Surabaya.
Berada di dalam pesawat JAL sangatlah nyaman. Jarak antar bangku tidak terlalu rapat, sehingga bisa meluruskan kaki dengan leluasa. AC pesawat juga diatur dengan suhu yang nyaman, sehingga penumpang tidak perlu bergelung selimut untuk merasa hangat malam itu.
Tak hanya itu, pramugari yang ada juga cukup banyak. Mereka akan selalu ada di sekitar kursi penumpang, sehingga seandainya Anda membutuhkan sesuatu, akan mudah untuk memanggil mereka.
Semua pramugari berasal dari Jepang, namun mereka akan bisa berkomunikasi dengan Anda menggunakan bahasa Inggris.
Makanan yang ditawarkan pun tersedia dalam beberapa pilihan, Anda bisa memilihnya sesuai selera. Begitu juga dengan minuman. Yang jelas, makanan yang kami makan malam itu cukup lezat dan mengenyangkan.
Suasana pesawat juga diatur sedemikian rupa, untuk memastikan penumpangnya bisa beristirahat dengan nyaman. Walaupun mereka mondar-mandir, suara langkah pramugari dan pergerakan mereka tidak akan mengganggu istirahat Anda.
Baca Juga
Kereta Cepat Berlin-Paris Resmi Diluncurkan, Warganet Indonesia Sindir Harganya Lebih Murah dari Tiket Jakarta-Bandung
Kereta Java Priority Layani Rute Jakarta-Yogyakarta di Musim Libur Nataru, Apa Bedanya dengan Direct Train?
Dugaan Zat Beracun Tak Terbukti, Penyebab 7 Turis Asing Jatuh Sakit di Fiji Menyisakan Misteri