Status Siaga, Gunung Agung Kembali Meletus

Erupsi Gunung Agung itu berlangsung selama 140 detik. Status tetap Siaga dengan zona berbahaya ada dalam radius 4 kilometer dari puncak kawah.

oleh Muhammad Ali diperbarui 13 Feb 2018, 14:24 WIB
Gunung Agung di Bali. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Gunung Agung kembali erupsi pasca penurunan status dari Awas (level IV) menjadi Siaga (level III). Erupsi terjadi pada Selasa (13/2/2018) pukul 11.49 WITA dengan tinggi kolom asap dan abu sekitar 1.500 meter di atas puncak. 

"Pos Pengamatan Gunung Agung PVMBG di Rendang melaporkan asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang dan tinggi 1.500 meter di atas puncak kawah, condong ke timur - timur laut," Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya, Jakarta, Selasa (13/2/2018).

Erupsi itu berlangsung selama 140 detik. Tidak ada erupsi susulan. Status tetap Siaga dengan zona berbahaya ada dalam radius 4 kilometer dari puncak kawah. 

"Akibat eruspsi itu, hujan abu tipis terjadi Dusun Pandan Sari, Desa Dukuh, Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem," ujar dia.

Namun begitu, Sutopo menegaskan, aktivitas masyarakat berjalan dengan normal. Bali tetap aman. Tidak ada dampak merusak dan penerbangan dari erupsi tadi.

"Namanya gunung api status Siaga dapat berpotensi erupsi kapan saja. Tetapi dengan erupsi yang tidak besar," ujar dia.

Hingga saat ini masih terdapat 15.445 jiwa yang masih mengungsi tersebar di 146 titik pengungsian. Sejak Gunung Agung diturunkan status Siaga pada 10 Februari 2018, semua pengungsi boleh pulang ke rumahnya.

"Saat ini masih proses pemulangan pengungsi," ungkap dia. 

 


Alasan Pengungsi Belum Pulang

Gunung Agung di Bali. (Istimewa)

Ada beberapa alasan pengungsi belum pulang semua. Pertama karena rusaknya jembatan, jalan, rumah, keterbatasan modal untuk memulai bekerja di lahan pertaniannya setelah ditinggal selama 5 bulan mengungsi.

"Selain itu ada yang khawatir Gunung Agung meletus kembali seperti November 2017 pasca diturunkan status Siaga saat itu," jelas Sutopo.

Sebanyak 33 KK (132 jiwa) warga sekitar Gunung Agung dari Desa Adat Bukit Galah Dusun Sogra Desa Sebudi mengungsi di Dusun Tegeh Desa Amerta Bhuana Kecamatan Selat masih mengungsi karena rusaknya jembatan. Mereka tidak dapat kembali ke rumahnya karena jalan satu-satunya menuju desanya rusak. Perlu perbaikan darurat agar warga dapat pulang ke rumahnya.

"Masyarakat diimbau untuk tetap tenang. Tidak perlu khawatir Gunung Agung akan meletus besar. Gunung selalu memberikan tanda-tanda alam jika akan meletus, yang ditangkap oleh instrumentasi yang ada di sekitar Gunung Agung," ujar dia.

PVMBG telah memasang peralatan canggih di Gunung Agung sehingga dapat memberikan peringatan dini kepada masyarakat.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya