BTN Raup Laba Bersih Rp 3,02 Triliun pada 2017

BTN membukukan laba bersih Rp 3,02 triliun atau naik 15,59 persen pada 2017. Hal itu didorong kredit dan pembiayaan.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 13 Feb 2018, 15:45 WIB
Layar monitor disiapkan untuk memandu konsumen di Stasiun Kota, Jakarta, Senin (4/12). Menyambut HUT ke-41 KPR, PT BTN (Persero) Tbk menggelar parade KPR dengan suku bunga KPR berbunga rendah 4,1 persen. (liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN mencatatkan laba bersih Rp 3,02 triliun pada 2017. Perolehan laba bersih tersebut tercatat naik 15,59 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp 2,61 triliun pada akhir 2016.

Capaian laba bersih tersebut ditopang penyaluran kredit dan pembiayaan BTN yang naik 21,01 persen yoy dari Rp 164,44 triliun pada Desember 2016 menjadi Rp 198,99 triliun pada Desember 2017.

Pertumbuhan kredit tersebut tercatat berada di atas rata-rata industri perbankan nasional. Data Bank Indonesia menunjukkan per Desember 2017, kredit perbankan nasional hanya tumbuh di level 8,2 persen secara yoy.

Direktur Utama BTN, Maryono mengatakan, perseroan terus berupaya transformasi dan inovasi dalam menjalankan bisnis, terutama dalam rangka menyukseskan Program Satu Juta Rumah. Tujuannya, yakni untuk menjangkau semakin banyak masyarakat Indonesia memiliki hunian yang terjangkau.

"Dengan berbagai transformasi dan inovasi dalam rangka mendukung Program Satu Juta Rumah, BTN sukses mencetak laba bersih senilai Rp3,02 triliun dan penyaluran kredit yang tumbuh sebesar 21,01 persen atau di atas rata-rata industri perbankan nasional," tutur Maryono di kantornya, Selasa (13/2/2018).

Sebagai bank penyalur Program Satu Juta Rumah milik Pemerintahan Presiden Joko Widodo, Maryono menjelaskan, kredit perumahan masih mendominasi komposisi pinjaman BTN sepanjang 2017 atau mencapai 90,07 persen dari total pinjaman yang disalurkan perseroan.

Per Desember 2017, kredit perumahan yang disalurkan perseroan juga naik 21,14 persen yoy dari Rp147,94 triliun menjadi Rp179,22 triliun.

Di segmen kredit perumahan, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) emiten bersandi saham BBTN ini pun terkerek naik sebesar 23,26 persen yoy dari Rp117,3 triliun pada kuartal akhir 2016 menjadi Rp144,58 triliun di periode yang sama tahun berikutnya.

"Kenaikan tersebut juga terpantau berada di atas rata-rata industri perbankan. Bank sentral merekam, hingga akhir 2017, pertumbuhan KPR dan KPA industri perbankan nasional hanya sebesar 11,4 persen yoy," tambah Maryono.

Dengan penyaluran tersebut, Bank BTN juga tercatat masih menguasai pasar KPR di Indonesia dengan pangsa sebesar 36,3 persen. Kemudian, di segmen KPR subsidi, BTN menjadi pemimpin pasar dengan pangsa sebesar 95,42 persen.

Maryono menambahkan, KPR subsidi mencatatkan laju pertumbuhan tertinggi yakni sebesar 32,45 persen yoy dari Rp 56,83 triliun menjadi Rp 75,27 triliun pada Desember 2017. KPR Nonsubsidi pun tercatat naik 14,62 persen yoy menjadi Rp 69,3 triliun pada akhir 2017 dari Rp 60,46 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.

Kemudian, kredit konstruksi BTN juga naik 18,98 persen yoy dari Rp 21,92 triliun menjadi Rp 26,08 triliun pada akhir 2017. Lalu, kredit perumahan lainnya tercatat senilai Rp 8,56 triliun pada Desember 2017.

Kredit non-perumahan di emiten bersandi saham BBTN ini juga terpantau naik sebesar 19,78 persen yoy dari Rp16,49 triliun menjadi Rp19,76 triliun pada kuartal IV/2017.

Kenaikan tersebut ditopang peningkatan kredit konsumer sebesar 1,59 persen yoy menjadi Rp 4,81 triliun dan kredit komersial sebesar 27,12 persen yoy menjadi Rp 14,95 triliun pada akhir 2017.

 Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Perbaikan Kualitas Kredit

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk meluncurkan Plaza KPR dan KPR Hotline di Jakarta, Selasa (12/12). contact center yang dibuka untuk memberikan segala informasi mengenai produk KPR baik subsidi maupun non-subsidi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Laju positif penyaluran kredit tersebut juga diikuti dengan perbaikan kualitas kredit. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) nett Bank BTN pada Desember 2017 berada di level 1,66 persen atau membaik dari 1,85 persen pada bulan yang sama tahun sebelumnya.

NPL gross perseroan pun tercatat hanya sebesar 2,66 persen per Desember 2017 atau turun dari 2,84 persen di Desember 2016. Penyaluran kredit juga turut meningkatkan aset Bank BTN sebesar 22,04 persen yoy dari Rp214,16 triliun menjadi Rp261,36 triliun pada akhir 2017.

"Aset BTN saat ini telah mencapai Rp261,36 triliun dan sebentar lagi kami optimistis target bank terbesar ke-5 berdasarkan aset akan terpenuhi," kata Maryono.

Pada 31 Desember 2017, BTN juga telah menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) senilai Rp 192,95 triliun. Perolehan tersebut naik 20,45 persen yoy dari Rp 160,19 triliun pada 31 Desember 2016.

Pertumbuhan simpanan masyarakat tersebut pun lebih tinggi di atas rata-rata perbankan nasional yang hanya naik sebesar 8,3 persen yoy (data BI).

Maryono mengungkapkan, kenaikan DPK BTN tersebut ditopang pertumbuhan positif giro, tabungan, dan deposito yang masing-masing tumbuh sebesar 19,21 persen yoy, 17,57 persen yoy, dan 22,42 persen yoy.

Dari kinerja fungsi intermediasi Bank BTN tersebut menyumbang pertumbuhan penyaluran bunga bersih perseroan sebesar 14,45 persen yoy dari Rp8,25 triliun menjadi Rp9,44 triliun pada kuartal IV/2017.

Pendapatan bunga bersih pun turut mengerek naik laba bersih BTN sebesar 15,59 persen yoy menjadi Rp 3,02 triliun. (Yas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya