Liputan6.com, Jakarta - Sorak-sorai ratusan pendukung empat pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Pilkada Riau 2018 memenuhi Ballroom Hotel Arya Duta Pekanbaru. Hal itu terjadi ketika Komisi Pemilihan Umum Riau menggelar pengundian nomor urut untuk setiap calon.
Gemuruh kemudian terjadi ketika setiap Pasangan Calon (Paslon) memperlihatkan nomor undian yang diserahkan petugas. Masing-masing Paslon kemudian menyebut nomor yang telah didapatnya sebagai keberuntungan.
Advertisement
Seperti yang disampaikan Paslon Firdaus ST dan Rusli Efendi yang mendapat nomor 3. Kata Firdaus, nomor ini sudah lama diidam-idamkannya karena sesuai dengam visi dan misinya maju dalam Pilkada Riau.
"Angka 3, sesuai dengan Trilogi yang kami bawa, yaitu masyarakat madani, berkemajuan dan berkeadilan," kata Firdaus usai pencabutan nomor urut Pilkada, Selasa (13/2/2018).
Sebelum berangkat ke Arya Duta, Firdaus menyebut dirinya sudah berdoa mendapatkan nomor 3. Ratusan pendukungnya juga mendoakan hal yang sama agar Walikota Pekanbaru ini mendapatkan nomor serupa.
"Ini berkat doa pendukung, dan ini sesuai dengan nomor sewaktu saya maju di Pemilihan Walikota dulu," ucap Firdaus.
Sementara Paslon lainnya, Lukman Edi-Hardianto yang mendapat nomor urut 2 menyatakannya sebagai nomor cantik. Ini disebutnya sebagai keberuntungan karena sudah 2 kali maju dalam Pilkada Riau.
Maju dalam Pilkada, Lukman dengan jargon Gubernur Zaman Now ini akan memajukan masyarakat akar rumput sebagai visi misinya. Dia ingin memajukan desa yang ada di Riau.
"Kami akar rumput, majukan desa karena itu target untuk menyejahterakan masyarakat," katanya.
Penetapan usai pencabutan nomor urut ini kemudian dibacakan oleh Komisioner KPU, Abdul Hamid. Keputusan itu dituangkan dalam Surat Nomor 32: PL.03.3/BA/14/Prov/II/2018.
"Nomor urut 1 dipegang oleh pasangan Syamsuar dengan Edy Natar Nasution. Partai pengusungnya adalah Partai Amanat Nasional, Pertai Keadilan Sejahtera dan Nasional Demokrat," kata Abdul Hamid.
Selanjutnya, nomor urut 2 diperoleh oleh Lukman Edi yang berpasangan dengan Hardianto. Keduanya diusung Partai Kebangkitan Bangsa dan Gerakan Indonesia Raya.
Berikutnya, nomor 3 diperoleh Firdaus dengan pasangannya Rusli Effendi. Pasangan ini diusung Partai Demokrat dan Partai Persatuan Pembangunan.
"Sedangkan nomor urut 4 dipegang oleh Arsyadjuliandi Rachman dengan pasangannya Suyatno. Keduanya diusung oleh Partai Golongan Karya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Hati Nurani Rakyat," terang Abdul Hamid.
Pendukung Paslon Diusir
Sorak-sorai pendukung Pasangan Calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Riau membuat jalannya pengundian nomor urut oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau tak berjalan khidmat. Panitia sudah berusaha menengkan pendukung tapi tak pedulikan.
Hal ini kemudian membuat Badan Pengawas Pemilu Riau (Bawaslu) meminta panitia untuk "mengusir" pendukung yang tidak tertib, membawa megaphone, banner dan spanduk, ke Ballroom Hotel Arya Duta, Pekanbaru.
"Kepada hadirin yang membawa spanduk, banner, dan megaphone diharapkan keluar dari ruangan. Ini permintaan dari Bawaslu Riau," kata pembawa acara dari KPU saat pencabutan undian nomor urut berlangsung.
Hanya saja, perintah ini tak ada yang menurutinya. Hanya sebentar pendukung Paslon diam, tapi selanjutnya kembali bersorak setelah Paslon yang didukungnya memegang nomor urut.
Bawaslu tidak bisa berbuat apa-apa. Meski demikian, seluruh rangkaian acara berjalan sesuai dengan harapan, di mana setiap Paslon mendapatkan nomor urut dan kemudian dilanjutkan deklarasi damai dengan tepuk tepung tawar.
Ketua KPU Riau Nurhamin berharap proses Pilkada di Bumi Lancang Kuning berjalan lancar dan damai. Diapun menyebut proses tepuk tepung tawar sebagai tanda agar setiap Paslon mendamaikan Pilkada.
"Semoga berjalan tertib seperti yang diharapkan. Semua paslon diharap mentaati aturan di setiap tahapan," kata Nurhamin.
Usai setiap Paslon mendapatkan nomor urut, KPU meminta pasangan calon untuk segera membersihkan spanduk dan baleho sosialisasi. Selanjutnya akan digantikan oleh alat peraga kampanye yang ukuran dan bentuknya sudah ditentukan.
"Yang saat ini bertebaran adalah alat sosialisasi dan bukan alat peraga kampanye. Untuk itu kita minta masing masing paslon membersihkannya. Memasuki masa kampanye, akan digantikan dengam alat peraga kampanye," kata Nurhamin.
Advertisement