Tes IVA Positif, Sudah Pasti Kanker Serviks?

Tes IVA yang positif, bukan berarti wanita sudah benar-benar positif mengidap kanker serviks (leher rahim).

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 14 Feb 2018, 16:00 WIB
Menteri Kesehatan RI Nila F Moeloek berbicara soal kanker serviks di Museum Seni Rupa dan Keramik, Kota Tua, Jakarta. (Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Jakarta Tes Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) termasuk tes skrining mendeteksi potensi adanya kanker serviks (leher rahim). Tes ini biasanya ditujukan untuk wanita usia 30-50 tahun.

Hasil tes IVA yang positif mungkin menjadi ketakutan tersendiri bagi wanita. Takut benar-benar positif terkena kanker serviks.

Namun, hal tersebut tidaklah tepat. Ditemui dalam acara "Dialog Interaktif dan Deteksi Dini Kanker" di Museum Seni Rupa dan Keramik, Kota Tua, Jakarta, ditulis Rabu (14/2/2018), Menteri Kesehatan RI Nila F Moeloek menanggapi hal tersebut.

"Hasil tes IVA positif bukan berarti (positif) kanker, tapi itu tandanya 'sebelum jadi kanker.' Masih 'calon kanker," kata Nila.


Skrining Kanker Serviks Dengan Krioterapi

Hasil tes IVA positif, bukan berarti positif kanker serviks.

Tes IVA positif dapat ditangani dengan alat krioterapi. Cara kerja krioterapi dengan dry ice yang akan menghancurkan sel prakanker tanpa tindakan pembedahan.

Trik ini efektif untuk mencegah berkembangnya sel prakanker menjadi kanker serviks. Menyoal alat krioterapi, Gubernur DKI Jakarta menyatakan, saat ini beberapa puskesmas di Jakarta sudah punya alat krioterapi.

"Jadi, kalau tes IVA-nya positif, bisa langsung ditindaklanjuti dengan krioterapi," ucap Anies.

Anies menambahkan, seluruh puskesmas di Jakarta sudah mampu melakukan pemeriksaan dini kanker serviks dan kanker payudara. Warga Jakarta bisa langsung ke puskesmas terdekat untuk deteksi dini kanker tersebut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya