Liputan6.com, Dumaguet, Filipina - Sebuah topan dahsyat dilaporkan menghantam Kota Dumaguet di Pulau Negros, Filipina, pada Selasa 13 Februari 2018 malam, dan terus melaju melintasi kawasan Sulu di utara Pulau Sulawesi.
Dilansir dari laman Express.co.uk pada Rabu (14/2/2018), topan dahsyat itu diberi nama Basyang, dan diprediksi akan memicu beberapa bencana longsor di banyak wilayah di Pulau Palawan Filipina hingga esok hari.
Prediksi tersebut didasarkan pada curah hujan yang meningkat pasca-terjangan topan Basyang, yang melanda sebagian wilayah selatan Filipina pada kemarin petang.
Baca Juga
Advertisement
Petugas penyelamat telah dikerahkan untuk mengevakuasi ratusan orang dari risiko bencana pasca-hantaman topan.
Topan Basyang merupakan serangkaian angin ribut yang tercipta dari sebuah badai tropis di selatan samudera Pasifik. Serangkaian badai tropis itu pertama kali menghantam kota Cortes, provinsi Pulau Surigao del Sur, pada Selasa siang.
Terjangan topan tersebut memicu tanah longsor di kawasan pegunungan di sekitar kota tambang Carrascal, juga berada di Provinsi Suirgao del Sur.
Otoritas setempat menyebut setidaknya empat orang meninggal dalam musibah tanah longsor, termasuk seorang ibu dan orang anaknya.
Sementara itu, petugas keamanan Filipina terus berupaya membuka akses menuju lokasi bencana yang tertutup oleh longsoran tanah pohon-pohon tumbang.
Masyarakat di lima pulau utama Filipina mendapat peringatan siaga satu, di mana hal itu merujuk pada ancaman bencana banjir dan tanah longsor terkait terjangan topan Bansyang.
Meski siaga satu merupakan tingkat peringatan terendah, namun ancaman angin berkekuatan besar diperkirakan masih akan terbentuk pada kecepatan 60 kilometer per jam.
Simak video tentang hantaman dahsyat topan Hato di Hong Kong berikut:
Ribuan Orang Terjebak
Sementara itu, serangan badai Topan Basyang turut mengancam para wisatawan asing yang tengah berlibur di beberapa pulau utama di selatan Filipina, termasuk Pulau Palawan.
Salah satu destinasi wisata paling populer di dunia, El Nido, berlokasi di kawasan utara pulau tersebut.
El Nido dikenal luas memiliki kekayaan laut yang mengagumkan serta sederet pantai berpasir putih yang indah.
Hantaman Topan Basyang disebut berdampak pada tertahannya para turis karena ditutupnya Puerto Princesa, satu-satunya pelabuhan utama di Pulau Palawan.
Penundaan pelayaran kapal ferry menyebabkan lebih dari 4.500 penumpang tertahan di banyak pelabuhan di seantero Filipina, demikian menurut laporan Pasukan Keamanan Pesisir setempat.
Sejauh ini para relawan dari Palang Merah Filipina telah menyebar ke daerah-daerah yang terkena dampak badai Topan Basyang. Mereka memberi bantuan pangan dan obat-obatan, serta dukungan moril kepada para keluarga yang kehilangan rumah.
Advertisement