Jadi Calon Perempuan, Adik Romi Herton Rasakan Kemudahan di Pilkada

Fitrianti Agustinda menjadi satu-satunya peserta wanita Pilkada Palembang yang maju mendampingi Harnojoyo.

oleh Nefri Inge diperbarui 15 Feb 2018, 12:24 WIB
Fitrianti Agustinda, adik alm.Romi Herton maju sebagai satu-satunya peserta wanita di Pilkada Palembang (Liputan6.com / Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Di Pilkada Palembang, nama Fitrianti Agustinda, Wakil Wali Kota (Wawako) Palembang ini menjadi daya tarik tersendiri. Selain sebagai pasangan calon (paslon) incumbent, Finda, sapaan akrabnya, merupakan satu-satunya peserta wanita di Pilkada Palembang.

Adik alm.Romi Herton, mantan Wali Kota (Wako) Palembang, ini bahkan merasakan kemudahan dalam merangkul para pendukungnya, kendati harus bersaing dengan paslon lain yang pria.

Bahkan, kader PDI-Perjuangan ini diterima sangat baik oleh masyarakat Palembang, terutama di kalangan para wanita.

“Yang saya rasakan memang banyak kemudahan, karena posisi saya sebagai wanita dan Wawako Palembang. Kehadiran saya bisa mendengarkan banyak aspirasi para kaum wanita,” ujarnya kepada Liputan6.com, Rabu (14/2/2018).

Kendati berbeda gender dari para rivalnya, namun Finda tidak pernah gentar untuk melenggang di Pilkada Palembang. Dia hanya ingin bersain secara professional tanpa membedakan masalah gender.

Keberadaannya ditengah dukungan para wanita, juga memberi keuntungannya untuk menonjolkan sifat keibuan bagi generasi muda.

“Ini adalah tugas ibu untuk memberikan bimbingan dan perhatian bagi generasi muda. Banyak dukungan yang datang dari berbagai kalangan untuk kami maju di Pilkada Palembang,” kata Cawawako Pilkada Palembang ini.

 


Anti Protes Pemerintah

Harnojoyo-Finda jadi paslon incumbent nomor urut satu di Pilkada Palembang (Liputan6.com / Nefri Inge)

Fitrianti Agustinda mendampingi Harnojoyo, Wali Kota (Wako) Palembang untuk meraih kembali posisinya di Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang.

Paslon yang didukung partai politik (parpol) paling banyak dibandingkan paslon lain, mendapatkan nomor urut satu, saat pengundian nomor urut di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Palembang, Senin (12/2/2018).

Ada lima parpol pengusung yang mendukung Harnojoyo-Finda, yaitu Partai Demokrat, PDI-Perjuangan, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Bangsa (PKB).

Berbeda dengan paslon Mularis Djahri-Saidina Ali yang diusung hanya tiga parpol, yaitu Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Mularis Djahri mengatakan, dalam masa kampanye nanti, dia sudah mengingatkan kepada tim sukses dan pendukungnya untuk menghindari kampanye hitam.

“Kami tidak mengurusi pihak lain. Tim kemenangan MD-SA tidak boleh mengganggu dan menyinggung kandidat lain,” katanya.

Ketua DPD Sumsel Partai Hanura kubu Daryatmo ini juga tidak akan memprotes kebijakan pemerintah.

 


Paslon Lintas Generasi

Akbar Alfaro-Hernoe Resprijadi menjadi satu-satunya paslon jalur independen lintas generasi (Liputan6.com / Nefri Inge)

Dia berkomitmen untuk fokus menyampaikan program dan visi misi kedepan jika menjadi pemenang di Pilkada Palembang.

"Kita sudah menyosialisasikan menuju Palembang Baru, cerdas kotanya dititikberatkan sistem sudah terkoneksi dengan teknologi canggih. Uruan semua cepat dan tidak bertele-tele lagi antara masyarakat dan birokrat," katanya.

Sedangkan paslon jalur independen Akbar Alfaro-Hernoe Resprijadi yang mendapatkan nomor urut tiga dari empat paslon, menyebut diri mereka sebagai Koalisi Rakyat.

Menurut Hernoe Resprijadi, calon Wakil Wali Kota (Cawawako) Palembang, mereka sudah membentuk relawan hingga ke tingkat Rukun Tetangga (RT).

"Dukungan yang sah adalah sekitar 82 ribuan dan ini jadi modal awal untuk nanti dikembangkan dan berjuang bersama-sama," katanya.

Antara Akbar Alfaro dan Hernoe Resprijadi terpaut usia yang sangat jauh dan menjadi paslon lintas generasi.

Akbar Alfaro baru menginjak usia 29 tahun. Sedangkan Hernoe Resprijadi sudah berusia kepala empat.

Perbedaan usia tersebut, lanjut Hernoe, malah semakin membuat mereka menjadi paslon yang kuat dan bisa menyeimbangkan satu sama lain.

"Kami berpasangan ini merupakan simbol paslon nasionalis dan religius, saling melengkapi," katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya