Liputan6.com, Kupang - Bawaslu Nusa Tenggara Timur menggelar deklarasi tolak dan lawan politik uang di Pilkada NTT. Seluruh pasangan calon, kecuali Marianus Sae yang tengah ditangkap KPK, hadir di acara tersebut.
Cagub Benny K Harman menyatakan siap, bersama pasangan Benny Litelnoni, menindaklanjuti acara ini dengan meminta tim pendukung dan relawan untuk menghindari politik uang dan SARA.
Advertisement
"Nomor tiga siap hindari politik uang dan SARA. Karena hukum tanpa pandang bulu untuk tindak politik uang dan SARA di Pilkada NTT," tegas Benny di Hotel Swisbell, Kupang, NTT, Rabu 14 Februari 2018.
Menurut dia, politik uang dan SARA bukan cara-cara kampanye timnya. Dia mengatakan cara yang dilakukan pasangan yang diusung Partai Demokrat, PKS dan PKPI yaitu dengan cara berkerja, seperti menemui dan berkomunikasi dengan masyarakat.
"Saya yakin masyarakat NTT cerdas memilih pemimpin di Pilkada NTT yang amanah serta mempunyai visi dan misi membangun NTT," tegas Benny.
Undian Nomor Urut
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar undian nomor urut pasangan calon, Selasa 13 Februari 2018. Penarikan undian dihadiri para pasangan calon kecuali pasangan Marianus Sae dan Emi Nomleni.
Hasil undian, Marianus Sae-Emi Nomleni mendapat nomor urut 2. Cagub-cawagub lain, yakni Esthon Foenay-Kris Rotok mendapat nomor urut 1, Benny K Harman-Benny Litelnoni mendapat nomor urut 3, dan Viktor Laiskodat-Joseph Nai Soi nomor 4.
Sebelumnya, KPU telah menetapkan empat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur NTT, Senin 12 Februari 2018.
Empat pasangan calon yang ditetapkan yakni Esthon Foenay-Chtistian Rotok (diusung Gerindra dan PAN), Marianus Sae-Emi Nomleni (PDIP dan PKB), Benny K Harman- Benny Litelnoni (Demokrat, PKPI dan PKS), serta Viktor Laiskodat- Joseph Nai Soi (Golkar, Nasdem, Hanura dan PPP).
Advertisement
Pengamanan Pilkada
Kapolda NTT Irjen Pol Raja Erizman mengatakan, 9.800 personel gabungan baik TNI dan Polri akan diturunkan untuk mengamankan jalannya Pilkada Serentak 2018 pada Juni mendatang.
"Secara umum pasukan gabungan kita sudah siap untuk menjaga Pilkada Serentak di NTT ini," katanya kepada wartawan usai menyaksikan acara simulasi Pengamanan Kota dalam rangka Pilkada Serentak yang digelar di lapangan Polda NTT, Rabu, (14/2/2018).
Raja mengatakan saat ini jumlah personel Polda secara keseluruhan ada 11 ribu pasukan. Oleh karena itu pihaknya menyiapkan 2/3 pasukan untuk pengamanan Pilkada di NTT.
Ia mengatakan bahwa pasukan yang telah disiapkan itu, terdiri dari 6.600 personel dari Polri dan 3.200 personel dari TNI-AD belum termasuk dengan Satpol PP dan pihak keamanan lainnya.
Dia menegaskan akan menindak tegas siapapun yang berani, berbuat kerusuhan atau merusak keamanan dan ketertiban yang sudah ada di NTT ini.
"Jangan berani-berani merusak atau menggangu jalannya Pilkada di NTT. Kalau ada yang berani menjadi provokator yang kemudian berujung pada konflik sudah pasti akan kami tindak," tuturnya.
Sampai dengan saat ini ia mengaku kondisi keamanan di NTT masih stabil. Oleh karena itu kondisi seperti itu tetap dijaga sampai pada selesai Pilkada NTT.
Sementara itu Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang Brigjen TNI Teguh Muji Angkasa mengatakan pada intinya TNI-AD selalu siap jika dimintain bantuan oleh pihak kepolisian untuk mengamankan Pilkada serentak.
"Kalau dari TNI ada sekitar 3.200 personel yang kita siap. Dan pada Intinya kiat selalu siap jika dimintai bantuan," tuturnya.
Secara keseluruhan 10 kabupaten yang menyelenggarakan Pilkada serta Pilgub NTT diberikan perhatian serius.
Pihaknya tidak ingin berspekulasi soal daerah mana yang rawan terjadinya konflik saat Pilkada nanti.
"Semua daerah bagi kami rawan. Oleh karena itu perhatian kita buat 10 kabupaten yang menggelar Pilkada Bupati-Wakil Bupati serta Pilgub 2018 menjadi penting bagi kami," tambahnya.