Aceh - Angka kematian wanita saat melahirkan masih terbilang tinggi. Namun, hal itu dapat diminimalisasi, salah satunya dengan sebuah penelitian terbaru. Temuan ini mengklaim, sebesar 70 persen angka kematian ibu hamil dapat dicegah saat menjalani persalinan.
Hal ini terkuak, jika University of Gottingen Jerman dan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) meneliti dampak implementasi safe childbirth World Health Organization (WHO) terhadap kualitas pelayanan dan persalinan pada fasilitas kesehatan umum di Provisi Aceh.
Advertisement
“Sebenarnya hampir 70 persen angka kematian ibu hamil dapat dicegah. Untuk itu, kita mencoba mengedukasi masyarakat dan petugas kesehatan agar lebih cepat mendeteksi. Sehingga, dapat menekan angka kematian ibu dan bayi,” kata Maternal Health Expert, Dr. dr. Mohd. Andalas, Sp.OG di Banda Aceh, seperti dikutip dari JawaPos, Kamis (15/2/2018).
Andalas mengatakan, pihaknya pun sudah melakukan penelitian di sejumlah Rumah Sakit dan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) selama enam bulan. Penelitian itu dimulai sejak November 2016 hingga Mei 2017 lalu.
"Tujuannya, untuk mencegah komplikasi kehamilan dan persalinan sekaligus menekan jumlah kematian ibu dan anak. Selain itu, juga mengajak para tenaga medis untuk menerapkan cara persalinan yang aman sesuai instruksi WHO,” papar dia.
Andalas menyebutkan, penelitian itu melibatkan lima peneliti Unsyiah dan tiga peneliti University of Gottingen Jerman. Selain itu, juga melibatkan 100 bidan dan tenaga kesehatan dari tiga daerah yakni Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar, dan Kabupaten Bireuen.
“Berharap agar hasil penelitian ini menjadi bahan rujukan bagi Pemerintah Aceh,” imbuhnya.
Simak juga video menarik berikut :
Banyak yang tidak melahirkan di rumah sakit?
Sementara itu, Prof Voilmer dari Univesity of Gottingen, menambahkan, sebaiknya para ibu hamil melahirkan dan bersalin di rumah sakit. Karena, pelayanan kesehatan rumah sakit dianggap dan dinilai lebih akurat dan professional.
Hasil penelitian yang telah dilakukan selama ini pun diapresiasi Wakil Rektor Unsyiah Hizir. Apalagi, Aceh sudah terpilih sebagai provinsi pertama di Indonesia sebagai objek penelitian yang menggunakan metode dari WHO.
“Unsyiah siap untuk membantu dan melakukan pendampingan bagi daerah lain di Indonesia yang ingin melakukan penelitian serupa,” tutupnya.
Advertisement