Liputan6.com, Jakarta Kaum milenial punya pangsa yang besar saat ini. Kecenderungan mereka menggunakan kecanggihan teknologi mampu menjadi potensi yeng berperan menumbuhkan ekonomi Indonesia.
Bagi para perusahaan dan brand-brand ternama, memanfaatkan generasi milenial terbilang sangat perlu. Untuk itu dibutuhkan strategi yang menarik minat mereka. Salah satu potensi yang perlu dikembangkan yakni melakukan pendekatan di media sosial serta mengenal tren.
Baca Juga
Advertisement
Media sosial merupakan salah satu hal cara untuk lebih dekat mengenal kaum milenial. Bagi para pelaku bisnis, iklan punya pengaruh yang lebih kecil terhadap generasi ini. Hal itu disebabkan jika kita melihat karakteristik milenial, mereka lebih ekspresif dan terbuka di media sosial mereka.
Sehingga lebih tepatnya mereka akan lebih percaya dengan melihat pengalaman teman-teman mereka. Fenomena viral dan tren juga melingkupi karakteristik dari kaum tersebut sehingga perlu dicermati.
Salah satu brand platform messaging seperti Line, terbilang sebagai salah satu yang digandrungi oleh para generasi milenial.
Untuk tetap terus mengikuti milenial sebagai target mereka, Line perlu menyesuaikan diri mengikuti sejumlah tren dan kebutuhan para penggunanya.
"Tren orang-orang dahulu cari konten di web, kemudian di aplikasi, dan sekarang itu ke akun trennya. Biaya untuk men-download aplikasi itu sangat mahal sehingga muncul ide untuk mengembangkan Line 'beyond mesengger'," sahut Revie Sylviana, Business Development Director Line Indonesia dalam acara Artpreneur Talk 2018, Rabu (14/2/2018).
Tak heran saat ini Line punya beragam platform konten mulai dari belanja hingga berita yang bisa diakses melalui satu aplikasi saja.
Mengikuti tren dan kebutuhan milenial
Menurut Revie, mengingat bahwa rata-rata orang indonesia menggunakan ponsel dengan kapasitas memori yang terbatas. Hal ini mendorong kebutuhan dari para pengguna untuk semua konten yang ingin mereka nikmati terintegrasi di dalam satu aplikasi.
Para pelaku bisnis tentunya perlu menyadari peluang-peluang semacam itu. Namun yang tak boleh ketinggalan saat ini, para perusahaan atau start up juga perlu meningkatkan produk mereka.
Kaum milenial tidak akan sungkan untuk mempromosikan produk yang mereka gunakan kepada orang-orang terdekat. Oleh sebab itu, para perusahaan dituntut untuk semakin menunjukan brand yang unik dalam produk mereka.
Misalnya saja seperti Go-Jek, agar menjadi brand yang dikenal mereka berusaha lebih dekat kepada konsumen maupun para driver yang menjalankan bisnis transportasi mereka.
"Salah satu cara untuk membangun brand yang diinginkan yakni menunjukan arti yeng penting kepada kehidupan seseorang," ujar Piotr Jakubowski, selaku Pemimpin Divisi Marketing (CMO) dari Go-jek.
Menginspirasi hidup orang lain, memberikan dan memahami arti penting kehidupan seseorang dapat membuat orang-orang semakin sadar dengan brand kita. itulah sebabnya mengapa saat ini Gojek sudah menjadi tranportasi berbasis online yang melengkapi kebutuhan banyak orang.
Sama seperti Line, Go-Jek juga telah berevolusi dalam berbagai bentuk layanan untuk mengikuti kebutuhan dan tren dari para konsumennya.
Advertisement