Liputan6.com, Jakarta Penelusuran mengenai kandungan policresulen pada obat sariawan pernah diangkat menjadi laporan kasus drg Widya Apsari SpPM, kira-kira empat tahun yang lalu.
Widya kala itu masih menempuh pendidikan spesialis penyakit mulut di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FK UI-RSCM).
Advertisement
Ide mengangkat topik itu berdasarkan kasus yang diterima oleh salah seorang dosen tempat Widya menuntut ilmu.
Sang dosen menerima seorang pasien dengan Myelofibrosis mulut. Myelofibrosis itu semacam leukemia, yaitu sumsum tulang tidak bisa memproduksi sel darah.
Sementara sel darah sangat penting buat regenerasi jaringan dan daya tahan tubuh. Ketika sel darah turun, otomatis tubuh tidak bisa memperbaiki jaringan yang rusak.
Setelah diselidiki, ternyata pasien yang pada tahun itu berusia 32, mula-mula mengeluh sariawan di bibir.
Sang bapak yang sekarang sudah tiada, bercerita meneteskan obat dengan cairan policresulen ke sariawan tersebut. Tidak langsung sembuh, malah sariawan semakin membesar, sampai-sampai harus dibawa ke IGD.
Sejumlah fakta pun Widya dapat. Hasil laporan kasus terkait penggunaan policresulen untuk sariawan tersebut kemudian Widya kicaukan ke akun Twitter pribadi, dan langsung menjadi viral.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Fakta Terkait Policresulen
Fakta pertama, ternyata tidak ada jurnal kedokteran yang membahas atau meneliti penggunaan policresulen buat di dalam mulut.
Widya juga terusik dengan pernyataan bahwa cara policresulen diklaim bisa menyembuhkan sariawan. "Bukan sembuh, tapi sel itu 'mati'. Itu yang membuat tidak sakit lagi," kata Widya mengatakan saat berbincang dengan Health Liputan6.com.
Mengapa demikian? Widya menjelaskan, policresulen bekerja mematikan sel-sel dengan cara menyempitkan pembuluh darah kapiler. Akibat dari penyempitan tersebut membuat sel-sel tidak mendapat pasokan darah.
"Sel pun mati," kata Widya.
Sekalipun ada pasien yang mengaku sariawan sembuh setelah menggunakan obat yang ada kandungan policresulen, Widya mengatakan, badan pasien sendirilah yang menyembuhkan penyakit itu.
"Karena selnya dimatiin sama policresulen, tubuh bikin kompensasi buat regenerasi jaringan (wound healing)," kata Widya menekankan.
Namun, luka bisa saja tidak sembuh ketika badan pasien tidak mampu memperbaiki jaringan tersebut.
Akan tetapi, Widya sekali lagi mengingatkan, tidak pakai obat dengan kandungan policresulen pun, sariawan akan tetap sembuh.
"Sariawan itu memang self limiting disease. Penyakit yang bisa sembuh sendiri," kata Widya.
Advertisement