Liputan6.com, Toronto - Menurut penelitian terbaru, sosok ayah tunggal disebut memiliki risiko kematian yang lebih besar dibanding ibu tunggal, atau pasangan orangtua.
Dilansir dari laman Independent.co.uk pada Kamis (15/2/2018), hasil penelitian terkait didasarkan pada rekam jejak angka kematian pada 40.000 orang tua di Kanada sejak dekade 1980-an.
Penelitian itu menemukan fakta bahwa ayah tunggal berisiko mengalami kematian dini karena faktor gaya hidup yang dijalani, di mana berujung pada kondisi kesehatan yang buruk.
Baca Juga
Advertisement
"Penelitian kami menyoroti bahwa ayah tunggal memiliki tingkat kematian lebih tinggi, sehingga memerlukan kebijakan kesehatan masyarakat yang lebih intens untuk membantu mengidentifikasi dan mendukung penangan kasus ini," jelas pimpinan studi terkait, Dr. Maria Chiu, dari Insitut Evaluasi Ilmiah Klinis pda Universitas Toronto, Kanada.
Menurut Dr. Maria, penelitian tersebut tidak berarti setiap ayah tunggal berisiko meninggal dini, melainkan lebih menunjukkan faktor gaya hidup yang tidak sehat, seperti minum minuman beralkohol secara berlebihan dan pola makan yang buruk.
Selain dinilai dari gaya hidup yang dijalani ayah tunggal, risiko terkait juga salah satunya bisa disebabkan oleh tingkat stres yang tinggi dalam mengasuh anak.
Banyak dari responden ayah mengaku mengalami adaptasi yang cukup lama dalam menjalani kegiatan pengasuhan pada anak. Hal itu disebut mendorong perasaan bersalah, dan berujung pada tingkat stres yang tinggi.
"Hasil temuan ini penting untuk memperbaiki layanan kesehatan, baik fisik dan mental, pada kelompok terkait," lanjut Dr. Maria seraya mengingatkan bahwa orangtua tunggal bukan hanya tertuju pada sosok ibu tunggal.
Simak video menarik tentang anak kecil yang membenarkan lafalan Alquran ayahnya berikut:
Ibu Tunggal Juga Alami Risiko Kesehatan
Sementara itu, sebuah penelitian terpisah yang dilakukan oleh Erasmus University Medical Center di Rotterdam, Belanda, menyebut risiko yang hampir serupa pada ibu tunggal.
Para peneliti melihat data kesehatan, pekerjaan dan status perkawinan selama hampir 11 ribu wanita di Eropa dan enam ribu wanita di Amerika Serikat (AS) yang lahir antara tahun 1935 dan 1956.
Dibandingkan dengan ibu yang bekerja dan menikah, ibu tunggal yang bekerja mengalami 40 persen risiko memiliki penyakit jantung, 74 persen lebih mungkin untuk mengalami stroke, dan 77 persen lebih mungkin untuk merokok.
Salah satu keterbatasan dari penelitian ini adalah ketergantungan pada wanita melaporkan kesehatan dan status pekerjaan di beberapa titik dalam waktu secara akurat.
Mereka juga tidak memiliki informasi tentang jumlah anak yang dimiliki, dukungan keluarga, hubungan lama yang tidak melibatkan pernikahan, dan waktu atau jenis pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang bekerja.
"Ada kemungkinan bahwa faktor keuangan memengaruhi risiko penyakit kardiovaskular," kata Margot Witvliet, seorang peneliti lainnya dari Universitas Sains dan Teknologi Norwegia.
Advertisement