Harga Emas Merangkak Naik Usai Dolar AS Sentuh Level Terendah

Harga emas berada di jalur kenaikan beruntun dalam empat hari.

oleh Arthur Gideon diperbarui 16 Feb 2018, 07:30 WIB
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas berada di jalur kenaikan beruntun dalam empat hari pada perdagangan Kamis karena nilai tukar dolar AS meluncur ke level terendah dalam dua pekan. Pelemahan dolar AS ini karena kekhawatiran dampak tingginya utang AS dan pemotongan pajak.

Mengutip Reuters, Jumat (16/2/2018), harga emas di pasar spot naik 0,2 persen ke level US$ 1.352,81 per ounce pada pukul 2.04 siang waktu New York, setelah sebelumnya sempat menyentuh level US$ 1.357,08 per ounce yang merupakan angka tertinggi sejak 25 Januari.

Sedangkan untuk harga emas berjangka AS untuk pengiriman April turun US$ 2,70 atau 0,2 persen menuju level US$ 1.355,30 per ounce.

"Kenaikan utang akan menjadi penyebab utama inflasi dan kemudian akan memberi sinyal suku bunga yang lebih tinggi," kata George Gero, managing director RBC Wealth Management.

Selain itu, dolar AS juga melemah karena ada beberapa risiko yang membebaninya seperti angka inflasi. Pemerintah AS mengumumkan indeks harga konsumen kecuali komponen makanan dan energi naik 0,3 persen pada Januari.

 


Harga Komoditas Lain

Batangan emas 99,99 murni yang sudah selesai dicetak dan diberi nomor seri di pabrik logam mulia Krastsvetmet, Rusia, 24 Oktober 2016. Krastsvetmet merupakan salah satu produsen terbesar di dunia dalam industri logam mulia (Reuters/Ilya Naymushin)

Harga perak turun 0,2 persen pada US$ 16,83 per ounce setelah mencapai level tertinggi lebih dari satu minggu di US$ 16,98.

Harga palladium meningkat 1,2 persen pada US$ 1.012,50 per ounce setelah mencapai puncak satu minggu sebesar US$ 1.020,90 per ounce.

Untuk harga platinum turun 0,06 persen ke angka US$ 995,99 per ounce, setelah mencapai US$ 1.007,10 per ounce, tertinggi dalam dua minggu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya