Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan proyek kawasan transit terpadu atau transit oriented development (TOD) di Pintu M1 Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang telah rampung.
PT Angkasa Pura II (Persero) merencanakan gedung yang berfungsi sebagai akses utama ke Bandara Soekarno-Hatta dari Tangerang itu akan mulai dioperasikan pada 1 Maret 2018.
TOD berguna untuk mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik yang dapat menunjang transfer penumpang dengan shuttle bus gratis ke stasiun Bandara Soekarno-Hatta.
Baca Juga
Advertisement
Shuttle bus tersebut akan beroperasi mulai pukul 04.30-24.00 selama masa uji coba mulai 16 Februari 2018. Selama masa uji coba tersebut akan diberlakukan parkir gratis hingga 28 Februari 2018.
Diketahui, pintu M1 pada 7 Oktober 2014 lalu telah ditutup karena terdampak proyek rel Kereta Bandara.
“Kita mempersiapkan gedung TOD yang nantinya dipergunakan sebagai lokasi transit bagi karyawan yang bekerja di lingkungan bandara serta masyarakat Tangerang yang akan ke Bandara Soekarno-Hatta maupun sebaliknya,” ujar Senior Manager Of Branch Communication and Legal, Soekarno-Hatta Airport Erwin Revianto kepada wartawan, Jumat (16/2/2018).
Untuk tahap awal gedung TOD memiliki kapasitas parkir roda empat seluas 5.054 M2 yang dapat memuat 177 kendaraan. Sedangkan parkir roda dua memiliki luas 1.323 M2 berkapasitas 415 unit.
“Tentunya untuk area parkir akan kita perluas lagi pada tahap selanjutnya,” ujar Erwin.
Kembangkan Hunian TOD
Sebelumnya, Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi meminta kepada pemerintah daerah untuk membangun Transit Oriented Development (TOD). Karena TOD adalah konsep hunian masa depan yang lebih modern.
Budi Karya Sumadi mengakui, Indonesia sedikit terlambat dalam pengembangan TOD. Terbukti situasi di perkotaan sudah terlalu padat, sehingga lahan untuk pembuatan TOD sudah cukup minim.
"Saya minta pemerintah daerah, Jakarta, Palembang, Surabaya atau kota-kota lain untuk segera menyediakan lahan bangun TOD ini," kata Budi pada 14 Februari 2018.
Banyak manfaat jika sebuah kota yang tengah berkembang mensinergikan pembangunan TOD ini. Selain mampu mengurangi kemacetan, juga bisa membangun pusat bisnis di sebuah kota.
Di sisi lain, pemerintah daerah juga harus mengatur pola operasi moda transportasi masal. Dengan demikian TOD bakal memiliki kelebihan tersendiri.
Saat ini, masyarakat menengah tengah kesulitan dalam mencari hunian di tengah kota. Akibatnya banyak yang tinggal di daerah pinggiran yang kemudian setiap kali ke kota memilih menggunakan kendaraan pribadi. Hal ini yang harus segera dipikirkan pemerintah daerah sebelum terlambat.
"LRT, MRT, itu adalah moda angkutan masal yang akan terus berkembang dalam puluhan tahun ke depan, makanya harus disinergikan dengan adanya TOD," tambah dia.
Advertisement