Liputan6.com, Jakarta - Tahun Baru Imlek yang jatuh pada 16 Februari 2018 jadi musim liburan terpenting di Asia Timur. Festival Tahun Baru Imlek ini juga ditandai mulainya musim semi dan berkumpul bersama keluarga.
Selain China, negara lain yaitu Singapura, Malaysia, Korea Selatan dan Vietnam juga turut merayakan Tahun Baru Imlek. Akibatnya perayaan tersebut berdampak ke pasar saham, produksi pabrik dan kegiatan ekonomi.
Bahkan kegiatan Imlek tersebut juga dinilai berkontribusi menekan nilai bitcoin pada Januari.Pelaku pasar mengambil untung dari uang digital yang dimiliki untuk membeli hadiah.
Baca Juga
Advertisement
Selain beri hadiah, pemberian angpau juga tak lepas dari tradisi Tahun Baru Imlek. Pemberian angpau ini diberikan oleh orang yang sudah menikah kepada orang yang belum menikah. Meski dalam praktiknya juga ada uang diberikan kepada orangtua. Seiring perkembangan teknologi, pemberian angpau kini tak hanya dari amplop berwarna merah yang berisi uang.
Dilansir oleh CNBC, seperti ditulis Sabtu (17/02/2018) mengungkapkan tradisi angpau dengan memberikan uang ke anggota keluarga telah bergeser ke 'angpau digital'. Hal ini dilakukan melalui platform media sosial bernama WeChat yang juga bisa difungsikan sebagai alat pembayaran.
Didirikan pada 2011, WeChat sudah menerima lebih dari 16 juta angpau digital sejak 2014 dan kini naik tajam dengan angapau digital yang menyentuh angka sebesar 14,2 miliar pada 2017 lalu.
Di Asia Tenggara, pemberian angpau digital ini memang belum begitu tenar. Namun masyarakat mulai mempertimbangkannya.DBS, bank berkantor pusat di Singapura menolak umumkan jumlah angpau digital pada 2017. Akan tetapi, jumlahnya diperkirakan lebih banyak dibandingkan 2016.
DBS menyatakan kalau jumlah rata-rata angpau digital di Singapura sekitar S$ 26 atau sekitar US$ 19,60. Angka itu setara Rp 268.919 (asumsi kurs Rp 10.343 per dolar Singapura). Jumlah angpau digital ini lebih tinggi dari angpau fisik sekitar S$ 6 dan S$ 10.
Berapa Uang yang Dihabiskan Saat Imlek?
Lantas, bagaimana pengeluaran rata-rata orang Asia saat imlek?
Disurvei oleh United Overseas Bank yang berbasis di Singapura, Indonesia dikabarkan mengeluarkan Rp 10 juta atau seharga US$ 800 pada saat perayaan imlek. Disusul dengan Malaysia yang menghabisi 4,201 ringgit atau Rp 14 juta. Dan juga Singapura yang mengeluarkan 2500 dolar Singapura atau sebesar Rp 25 juta dengan estimasi kurs 10.313 per dolar.
Dengan nominal tersebut, pengeluaran mereka habis untuk membeli makanan, jalan-jalan atau pun angapo yang diberikan pada anggota keluarga lain.
terhadap masyarakat di tiga negara Asia Tenggara untuk mengetahui anggaran yang dikeluarkan pada Tahun Baru Imlek. Di Singapura, rata-rata anggaranTahun Baru Imlek sekitar S$ 2.500 atau sekitar Rp 25,85 juta. (Asumsi Rp 10.343 per dolar Singapura).
Survei yang sama dilakukan di Indonesia dan Malaysia. Setiap orang di Indonesia habiskan Rp 10 juta untuk Tahun Baru Imlek. Sedangkan di Malaysia sekitar 4.201 ringgit.Di tiga negara tersebut, dana untuk Tahun Baru Imlek dipakai buat makan, jalan-jalan dan hadia.
Survei tersebut belum dilakukan di China. Namun konsumsi di China terus meningkat saat Tahun Baru Imlek. Pada 2017, konsumen di China habiskan 840 miliar yuan untuk ritel dan katering selama sepekan saat Tahun Baru Imlek.Angka ini meningkat 11,4 persen dari periode 2016.
Advertisement