Liputan6.com, Denpasar - Pilkada Bali 2018 yang akan berlangsung 27 Juni 2018 menjadi sorotan dunia. Sebab, Pulau Dewata bersiap menjadi tuan rumah pertemuan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (WB), Oktober 2018 mendatang.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan, agar semua berjalan baik, diharapkan Pilkada Bali tidak ricuh.
Advertisement
"Ini harus dipersiapkan, karena jika Pilkada Bali rusuh, maka bisa saja pelaksanaan IMF-WB ini bisa tidak jadi di Bali, sehingga ini akan mencoreng nama Pulau Dewata, begitu juga nama Indonesia," kata Pastika di Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, Selasa, 13 Februari 2018.
Untuk itu, Bali menjadi sorotan karena memiliki tanggung jawab sangat besar dalam menjadi tuan rumah dalam pelaksanaan acara bertaraf internasional maupun nasional.
"Sehingga, apabila terjadinya kericuhan di Pilkada Bali akan membawa efek sangat besar," ujar dia.
Acara WTO Juga di Bali
Kehadiran peserta IMF-WB nanti mencapai 15.000 peserta VVIP dengan jumlah stafnya yang mencapai 50.000 orang beserta puluhan kepala negara dan pemerintahan akan datang seperti "minister of finden", pemerintah bank dunia, "Chief Executive Officer" dan "Chief Financial Officer" yang akan datang ke Bali dalam acara itu.
Selain tuan rumah IMF-WB, Pulau Bali juga menjadi tempat pelaksanaan acara Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan konferensi cukup besar yang jumlahnya mencapai 6.000 orang.
"Baru kali ini Indonesia menjadi tuan rumah IMF-WB sejak zaman Majapahit sehingga menjadi tonggak sejarah besar buat bangsa kita," kata dia.
Oleh karena itu, Pastika mengajak semua pihak menjaga keamanan Pilkada Bali agar aman dan damai.
Sementara itu, Kapolda Bali Irjen Petrus R Golose menambahkan, siapa pun yang terpilih menjadi pemimpin Bali ke depannya, mereka yang akan menjadi tuan rumah dalam kegiatan internasional (IMF-WB) yang rencana digelar di Pulau Bali dalam waktu dekat.
"Jadi Bali perlu pemimpin yang mampu menerima tamu dunia yang datang melakukan konferensi di Bali," katanya.
Advertisement