Liputan6.com, Jambi - Jumat malam, 16 Februari 2018 warga Desa Perentak, Kecamatan Pangkalan Jambu, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi heboh. Ratusan warga yang terdiri dari emak-emak dan bapak-bapak hingga pemuda desa tumpah ruah di jalan utama lintas Sumatera.
Jalan utama yang melintasi desa itu adalah jalur yang menghubungkan Kabupaten Merangin dengan Kabupaten Kerinci di Provinsi Jambi.
Berdasarkan informasi dari salah seorang warga, ratusan warga Desa Perentak tumpah ruah menggelar aksi blokir jalan. Akibatnya tak ada satupun pengendara baik roda dua maupun roda empat yang berani melintas. Lokasinya berada di jalur tepat di kawasan simpang Pasar Perentak.
Baca Juga
Advertisement
"Ramai sekali, kejadiannya tadi malam, saya lewat sekitar pukul 21.00 WIB sudah tidak bisa melintas," ujar Fino (33), salah seorang warga Kota Jambi yang terpaksa memutar balik ke Kerinci karena jalan diblokir warga saat dihubungi Sabtu pagi (17/2/2018).
Fino yang sempat berhenti dan bertanya kepada warga lainnya mengatakan, aksi blokir jalan oleh ratusan warga itu kabarnya dipicu atas penangkapan enam orang warga di Kecamatan Pangkalan Jambu oleh aparat Polres Kerinci.
Keenam warga yang belum diketahui identitasnya itu diduga ditangkap polisi karena kedapatan melakukan aksi penambangan emas liar yang masuk wilayah hukum Polres Kerinci.
Desa Perentak di Kecamatan Pangkala Jambu adalah daerah di Kabupaten Merangin yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kerinci.
"Kepolisian dan TNI juga ramai semalam turun untuk menenangkan warga," ucap Fino.
Bahkan, kata Fino, Kapolres Merangin, AKBP I Kade Wijaya Utama ikut turun ke lokasi untuk menenangkan warga agar tidak sampai anarkis.
Warga Dibebaskan
Masih menurut Fino, semakin malam mendekati Sabtu dini hari tadi, aksi warga tampak makin menjadi. Sebuah travel jenis minibus jurusan Kerinci-Kota Jambi sampai disandera warga. Bahkan ada sebuah kendaraan berpelat merah juga ikut disandera.
"Kabarnya mobil dinas itu milik Sekda Kota Sungai Penuh yang melintas," sebut Fino.
Usai Kapolres Merangin, AKBP I Kade Wijaya Utama datang ke lokasi, sejumlah perwakilan warga akhirnya diajak berdialog. Musyawarah pun digelar dengan menghadirkan sejumlah tokoh masyarakat, agama dan adat setempat.
Fino yang ikut melihat jalannya musyawarah itu mengatakan, mediasi berjalan cukup alot karena warga bersikeras meminta agar keenam warga Kecamatan Pangkala Jambu yang ditangkap polisi dibebaskan. Jika tidak, warga tetap akan melakukan aksi blokir jalan.
Mediasi alot berlangsung hingga Sabtu dini hari itu akhirnya selesai. Kapolres AKBP I Kade Wijaya Utama mengatakan, kepala Desa Perentak dan pihak keluarga ditemani sejumlah tokoh masyarakat tengah dalam perjalanan ke Kerinci untuk menjemput keenam warga yang sempat ditangkap.
"Alhamdulillah, kita sudah bermusyarawarah bersama warga Pangkalan dengan hasil, jalan dibuka dan warga yang sempat ditangkap dibebaskan," ujar Kapolres.
Dengan keputusan itu, musyawarah mediasi pun selesai. Tak berapa lama kemudian, ratusan warga yang memblokir jalan satu persatu membubarkan diri.
"Kini warga sudah bisa melewati jalan yang sebelumnya diblokir warga," imbuh Kapolres usai mediasi.
Advertisement
Daerah Penambangan Emas Liar
Kabupaten Merangin di Provinsi Jambi memang menjadi daerah paling banyak didapati lokasi penambangan emas liar yang oleh warga Jambi biasa disingkat PETI atau Penambangan Emas Tanpa Izin.
Salah satunya adalah di Kecamatan Pangkalan Jambu. Kecamatan yang berada di perbatasan Kabupaten Merangin dengan Kabupaten Kerinci ini sudah lama dikenal sebagai 'surga'nya para penambang emas liar. Tak hanya alat tradisional, aksi penambangan liar bahkan banyak menggunakan alat berat seperti eskavator.
Dari pengakuan warga, aksi penambangan emas liar itu tak hanya menyasar daerah sungai, sawah maupun kebun. Namun sudah masuk ke perkampungan, tepatnya pekarangan warga.
"Sudah lama, 2013 lalu saya pernah lewat di Desa Perentak. Sudah tak terhitung lagi alat berat yang mengeruk tanah buat ditambang. Dari sawah sampai pekarangan warga," ujar Warjono, salah seorang warga Merangin.
Sementara itu, Ilham, salah seorang sopir travel jurusan Kota Jambi-Kerinci mengatakan, aktivitas penambangan emas liar di kawasan Kecamatan Pangkalan Jambu, khususnya Desa Perentak memang sudah menjadi pemandangan sehari-hari.
Meski aktivitas itu jelas dilarang baik secara hukum maupun pemerintah, para penambang sepertinya tidak takut. Menurut Ilham, warga yang melintas dilarang mengambil gambar atau foto oleh para penambang.
"Cari mati kalau ketahuan ambil foto atau video di sana," ucap Ilham.
Masalah penambangan emas liar di daerah Pangkalan Jambu sebelumnya juga sudah dibahas di tingkat provinsi semasa kepemimpinan Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus. Namun hingga ia lengser dan berganti ke Gubernur Zumi Zola, aktivitas penambangan emas liar di daerah itu masih saja terjadi.