Liputan6.com, Jakarta Tenun Balai Panjang Payakumbuh, Sumatera Barat melenggang ke panggung catwalk London Fashion Week, Jumat, (16/2/2017). Desainer busana muslim asal Solo, Tuty Adib yang membawa kain wastra Nusantara ke pentas mode fashion dunia.
Tuty Adib menjelaskan alasan dirinya memilh tenun Balai Panjang Payakumbuh untuk shownya kali ini tak terlepas dari keinginannya mengangkat kekayaan kain Nusantara. Menurutnya, Tenun Payakumbuh kurang familiar di kalangan masyarakat. Payakumbuh lebih dikenal sebagai daerah perajin tenun.
Advertisement
"Biasanya yang lebih dikenal itu kain tenun Pandai Sikek Padang Panjang. Kalau Payakumbuh itu lebih sering menjadi perajinnya. Makanya dengan adanya penamaan Tenun Balai Panjang bisa menjadi karakteristik Payakumbuh," jelasnya jelang keberangkatan ke London, Kamis, (15/2/2017).
Inspirasi Baju Kurung
Sementara itu, untuk tema koleksinya, desainer favorit keluarga Presiden Jokowi, Tuty Adib memilih insipirasi busana baju kurung basiba lengkap dengan penutup kepala tangkuluak. Busana ini merupakan baju adat Minangkabau. Keunikan dari busana ini adalah garis cutting di bagian bawah lengan yang berbentuk segitiga.
"Dari insipirasi baju kurung itu bisa dibuat modest wear (busana sopan). Misal dibuat outwear, long jacket, crop jacket,dan cardigan. Jadi baju kurung itu bisa dipakai secara universal," kata dia.
Tuty Adib tak sendirian dalam ajang ini. Ia bersama dengan empat desainer lain yang tergabung dalam Indonesia Modest Fashion Designer unjuk koleksi modest wear di Fashion Scout 2018 @London Fashion Week. Keempat temannya itu adalah Jenny Cahyawati, Ratu Sofia, Lia Afif, dan Dara Bira.
Advertisement
Indonesia Wakili Asia
"Kami semua mengangkat Keindahan Kekayaan Wastra Nusantara sebagai tema besarnya. Kalau saya mengangkat tenun Payakumbuh. Nah, kebetulan ini pertama kali modest wear dari Indonesia bisa ke Fashion Scout. Dari Asia diwakili Indonesia," jelasnya.
Tuty sudah menyiapkan delapan koleksinya dalam jangka waktu enam hari untuk dipergakan di London. Bagi Tuty, keikutsertaannya ke dalam acara ini adalah untuk menunjukkan kekayaan kain Nusantara di Indonesia ke publik Eropa.
"Ini pembuatannya singkat, cuma enam hari. Sempat juga memutuskan tidak akan ikut. Tapi terus saya pikir-pikir ini kesempatan terbaik untuk menunjukkan kekayaan kain Nusantara," jelas dia. (Fajar Abrori)