Tahun Baru Imlek Genjot Konsumsi Masyarakat China

Momen perayaan Imlek menarik banyak wisatawan untuk pergi ke sejumlah daerah di China dan luar negeri. Ini juga berdampak ke sektor pariwisata.

oleh Bawono Yadika diperbarui 17 Feb 2018, 19:48 WIB
Sejumlah remaja bermain lompat tali saat merayakan hari libur Tahun Baru Imlek di alun-alun Kim Il Sung di Pyongyang, Korea Utara (16/2). (AFP Photo/Kim Won-Jin)

Liputan6.com, Jakarta - Seperti Idul Fitri yang ramai akan fenomena mudik tiap tahunnya, Tahun Baru China atau disebut Imlek pun juga demikian.

Dilansir oleh CNBC, Sabtu,  (17/2/2018), Tahun Baru Imlek juga ada migrasi tahunan terbesar orang-orang di dunia. Migrasi disebut chunyun ini merupakan musim perjalanan selama 40 hari dengan hampir 3 miliar perjalanan yang menggunakan transportasi umum antara 1 Februari-12 Maret.

Banyak dari perjalanan tersebut dilakukan oleh penduduk kota yang kembali ke kampung halaman. Namun ada juga meluangkan waktu untuk pergi ke tempat lain. Biasanya tujuan utama perjalanan itu Beijing, Shanghai dan Guangzhou.

Berdasarkan data Kementerian Pariwisata China,  kalau biaya perjalanan domestik naik 15,9 persen pada 2017 dari periode 2016. Tercatat 344 juta wisatawan domestik menghabiskan 423,3 miliar yuan atau sekitar US$ 61,5 miliar atau sekitar Rp 834,26 triliun (asumsi kurs Rp 13.565 per dolar Amerika Serikat).

Orang China kaya juga cenderung bepergian ke luar negeri. Tahun lalu 6,15 juta pelancong China melakukan perjalanan ke luar negeri. Angka itu naik 7 persen dari 2016. Pengeluarannya pun mencapai 100 miliar yuan atau hampir US$ 16 miliar. Jumlah tersebut diperkirakan tumbuh lagi pada 2018.

Pekan lalu diperkirakan jumlah turis China mencapai rekor baru 6,5 juta. Wisatawan ini diperkirakan menghabiskan rata-rata sekitar 9.500 yuan atau sekitar US$ 1.500. Angka itu setara Rp 20,34 juta. Turis China mencari tujuan populer antara lain Thailand, Singapura dan Vietnam.

Ekonom CIMB Private Banking Song Seng Wun menuturkan, Tahun Baru Imlek selalu membawa "dorongan jangka pendek" untuk konsumsi bagi masyarakat China seluruh dunia mulai drai Beijing, Jakarta, London, Los Angeles, dan Singapura.

Dia menambahkan, di Singapura, beberapa indikator pengeluaran Tahun Baru Imlek memberikan sinyal kesehatan ekonomi. Ini ditunjukkan dari pemberian hadiah dan makanan.

 Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

 

 

 


Berapa Uang yang Dihabiskan Saat Imlek?

Petasan dinyalakan sebagai tanda upacara perayaan Imlek dimulai di Chinatown, New York City (16/2). (Drew Angerer/Getty Images/AFP)

Lantas, bagaimana pengeluaran rata-rata orang Asia saat Imlek?

Disurvei oleh United Overseas Bank yang berbasis di Singapura, Indonesia dikabarkan mengeluarkan Rp 10 juta atau seharga US$ 800 pada saat perayaan imlek. Disusul dengan Malaysia yang menghabisi 4,201 ringgit atau Rp 14 juta. Dan juga Singapura yang mengeluarkan 2500 dolar Singapura atau sebesar Rp 25 juta dengan estimasi kurs 10.313 per dolar.

Dengan nominal tersebut, pengeluaran mereka habis untuk membeli makanan, jalan-jalan atau pun angapo yang diberikan pada anggota keluarga lain.

terhadap masyarakat di tiga negara Asia Tenggara untuk mengetahui anggaran yang dikeluarkan pada Tahun Baru Imlek. Di Singapura, rata-rata anggaranTahun Baru Imlek sekitar S$ 2.500 atau sekitar Rp 25,85 juta. (Asumsi Rp 10.343 per dolar Singapura).

Survei yang sama dilakukan di Indonesia dan Malaysia. Setiap orang di Indonesia habiskan Rp 10 juta untuk Tahun Baru Imlek. Sedangkan di Malaysia sekitar 4.201 ringgit.Di tiga negara tersebut, dana untuk Tahun Baru Imlek dipakai buat makan, jalan-jalan dan hadia.

Survei tersebut belum dilakukan di China. Namun konsumsi di China terus meningkat saat Tahun Baru Imlek. Pada 2017, konsumen di China habiskan 840 miliar yuan untuk ritel dan katering selama sepekan saat Tahun Baru Imlek.Angka ini meningkat 11,4 persen dari periode 2016.

 

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya