Kisah Pria Nekat Antarkan Nasi Kotak Berisi Narkoba ke Lapas Kedungpane

Kotak itu hanya berisi nasi dengan ayam goreng dan sambal saja. Apa yang membuatnya berharga mahal?

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 17 Feb 2018, 17:01 WIB
Polisi dan sipir LP Kedungpane memeriksa ulang tujuh kotak nasi setelah ditemukan dua paket sabu. (foto: Liputan6.com/edhie)

Liputan6.com, Semarang - Sebuah kotak berisi paket nasi komplit, hanya akan berhenti sebagai santapan. Tapi ada nilai tambah dalam paket nasi itu. Orang menyebutnya nasi kotak. Ini tentu berbeda dengan nasi kotak di LP Kedungpane Semarang.

Kardus kotak berukuran 20 x 20 cm itu memang berisi nasi lengkap. Harganya jutaan rupiah. Disebut lengkap karena selain nasi, sayur, lauk, juga diisi dengan sebungkus rokok.

Paket nasi ini dibawa Erwin Sulistyo dan Supriyadi. Tujuannya diberikan kepada Ricky Hefnar, narapidana kasus Narkoba. Sebelum sampai ke tangan sang napi, tentu harus melalui berbagai prosedur pemeriksaan.

"Saya periksa dulu ya mas," kata sipir Teguh Wiyono ditemani sipir lain, Dony Apriyanto, Jumat (16/2/2018).

Satu per satu Teguh dan Dony memeriksa nasi kotak Ayam Penyet Surabaya ini. Semua ada tujuh kotak.

"Kok banyak banget, emangnya temannya makannya banyak ya," kata Dony.

Ada sabu dalam bungkus rokok diselundupkan ke LP Kedungpane Semarang, modus lama tak ada pembaharuan. (foto: Liputan6.com / edhie)

Erwin dan Supriyadi memang membawa nasi kotak itu hingga tujuh kardus. Mendengar pertanyaan ini, Erwin yang bertanggungjawab hanya cengar-cengir saja. Supriyadi diam menunduk.

Teguh dan Dony selesai memeriksa, tak mendapatkan suatu apapun. Tiba-tiba dua sipir muda saling berpandangan. Ada sebungkus rokok Marlboro dalam paket kardus. Bungkus diambil, dibuka dan diperiksa.

"Tenang, saya nggak akan ngambil. Ini hanya SOP saja," kata salah satu sipir itu.

Jreng. Di dalam bungkus rokok itu ternyata ditemukan sebungkus kristal putih dalam plastik flip. Dua sipir ini langsung bergerak cepat. Semua pintu sudah ditutup. Tinggal melumpuhkan Erwin dan Supriyadi saja.

"Saya sudah mendapat pelatihan pengenalan narkoba. Saya yakin ini pasti yang disebut sabu," kata sang sipir kepada Liputan6.com.

 


Terpaksa Ganti Menu

Sipir dan polisi menunjukkan sabu yang diselundupkan Erwin ke dalam LP. (foto: Liputan6.com / edhie)

Teguh Wiyono langsung melapor kepada Kepala Lapas (Kalapas) Semarang, Taufiqurahman. Erwin dan Supriyadi sudah dilumpuhkan dengan cara dikurung di sebuah ruangan dengan penjagaan sipir. Tak ada kekerasan, tak ada intimidasi. Mereka masih saling berbicara.

Sementara itu Kalapas Taufiqurahman juga langsung berkoordinasi dengan Kapolsek Ngaliyan. Untuk memudahkan, ia meminta agar narapidana bernama Rifky Hefnar juga segera dipanggil dan dibawa dari sel.

"Salut. Mereka sangat cepat. Unit Reserse Kriminal Polsek Ngaliyan, dipimpin oleh AKP. Mohammad Bahrin datang ke Lapas Kedungpane hanya beberapa menit setelah kami telepon," kata Taufiqurahman.

Polisi langsung memeriksa temuan itu. Ada 48,50 gram dan 50,70 gram ke dalam 2 bungkusan, plastik klip.

"Ini bukti kami tak membiarkan adanya peredaran narkoba di Lapas. Juga bukti bahwa polisis dan petugas Lapas Semarang masih terus berperang terhadap narkoba," kata Taufiqurahman.

Erwin, Supriyadi dan Ricky batal menikmati nasi kotak Ayam Penyet Surabaya. Sebagai gantinya, mereka makan nasi bungkus saja. Di dalam sel Polsek Ngaliyan tentu saja.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya