Detik-Detik Evakuasi Guru yang Nyaris Pingsan di Lokasi Tanah Longsor

Di tengah jalan ambles itu, guru perempuan berhijab yang mengenakan seragam pramuka itu mendadak lemas dan pingsan

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 17 Feb 2018, 16:01 WIB
Guru perempuan dinaikkan ke eskavator untuk melewati bidang jalan yang ambles. (Foto: Liputan6.com/RAPI BJN/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banjarnegara - Longsor dan amblesnya jalan di Paweden menyebabkan jalur Banjarnegara-Karangkobar putus total. Padahal, jalur ini juga merupakan akses Banjarnegara-Dieng, dan Banjarnegara-Pekalongan.

Tentu, amblesnya jalan sedalam enam meter ini menjadi rintangan yang tak mudah dilewati oleh warga, terutama yang saban hari mesti melewati jalur ini. Anak sekolah dan guru adalah salah satu kelompok yang paling terpukul.

Pasalnya, tiap pagi dan siang, mereka mesti melewati jalan ambles sepanjang 50 meter ini. Sedangkan jika berputar, mereka mesti melewati jalan alternatif dengan jarak tempuh setidaknya tiga kali lipat.

Sebagian besar dari mereka pun akhirnya nekat ambil risiko melewati longsoran berbahaya ini. Tetapi tentu, dengan pengawasan ketat petugas BPBD, aparat kepolisian dan relawan yang bersiaga 24 jam di titik ini.

Upaya untuk melewati jalur ini tak mudah. Mereka harus turun dari bidang jalan cor beton ke jalan ambles sedalam enam meter. Mereka pun mesti meniti jalan tanah licin lantaran ada aliran air dan tingginya curah hujan.


Ibu Guru Jatuh Pingsan di Tengah Jalan Ambles

Guru perempuan harus dipapah oleh relawan sebelum dinaikkan ke sepeda motor untukmemperoleh perawatan. (Foto: Liputan6.com/RAPI BJN/Muhamad Ridlo)

Beratnya perjuangan untuk melewati bidang ambles ini tergambar dari video yang diambil oleh relawan kemanusiaan dari Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Banjarnegara, Suswanto. Dalam videonya, seorang guru perempuan setengah baya mesti dievakuasi dengan eskavator lantaran nyris pingsan saat melewati jalan ambles.

Di tengah-tengah jalan ambles itu, guru perempuan berhijab yang mengenakan seragam pramuka itu mendadak lemas dan pingsan. Beruntung, relawan yang bersiaga segera tanggap.

Guru ini pun segera digendong sampai ke seberang. Namun, lantaran medan yang berat, sesampai di seberang, langkah kaki si penolong semakin berat. Ia tak kuasa menggendong guru menanjak ke jalan cor.

"Guru itu ceritanya mau pulang dari Kalibening, pingsan saat melewati longsoran,” ucap Suswanto, Jumat, 16 Februari 2018.

Mengetahui kondisi ini, beberapa relawan lainnya lantas menolong dengan cara memapah ibu guru yang lemas ini. Namun, mereka juga tak kuasa mengangkatnya ke jalan cor yang lebih tinggi sekitar tiga meter.

Saksikan video detik-detik ibu guru dievakuasi dengan eskavator:


Eskavator Jadi Robot Penolong

Kondisi setelah jalan diuruk dengan material tanah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Maka, operator eskavator yang tadinya membersihkan material pun menjadi harapan satu-satunya. Pembersihan material longsor dihentikan sementara. Eskavator yang sebelumnya untuk mengeruk timbunan material longsor, dialihkan untuk mengangkut guru perempuan itu ke tempat lebih aman.

“Mungkin kecapekan atau grogi saat melewati longsoran, sehingga harus digendong dan dinaikkan bego,” dia menuturkan.

Relawan lantas menggendong guru perempuan itu untuk menaiki keruk eskavator dibantu dua relawan lainnya. Alat keruk pun sesak ditumpangi empat orang.

Perlahan dan menegangkan, sang operator mesin itu memindahkan mereka dari atas tanggul setinggi sekitar 2,5 meter ke jalan raya yang telah steril dari material longsor.

Setelah berhasil dipindahkan ke jalan cor, guru perempuan yang masih lemas itu kembali harus dipapah relawan menuju parkir kendaraan. Akhirnya, guru ini dievakuasi menggunakan sepeda motor milik warga untuk memperoleh perawatan.


BPBD Sarankan Pelintas Gunakan Jalur Alternatif

Jalan di Paweden, Banjarnegara ambles sepanjang 50 meter dengan kedalaman hingga enam meter. (Foto: Liputan6.com/BPBD BJN/Muhamad Ridlo)

Kepala Pelaksana Harian (Lakhar) Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Arif Rachman menyarankan, wisatawan maupun pengguna jalan yang akan melintas di jalur Banjarnegara–Pekalongan dan Banjarnegara–Dieng diimbau untuk memutar.

Sebab, hingga kini masih terjadi gerakan tanah. Jalur tersebut putus total setelah terjadi tenah gerak dan tanah ambles hingga lima meter awal pekan ini.

“Rute alternatifnya Banjarnegara-Pasar Gripit-Beji-Pagerpelah-Karangkobar,”Arif menjelaskan.

Namun lantaran berstatus jalan kabupaten, jalan alternatif ini sempit dan sebenarnya tak mampu dilewati kendaraan bertonase tinggi. Selain itu, jalur ini pun terbilang sulit untuk berpapasan dua kendaraan roda enam atau lebih.

Sebab itu, dinas perhubungan memberlakukan pembatasan tonase. Hal itu dilakukan untuk menghindari kecelakaan dan rusaknya jalur alternatif lantaran kelebihan beban.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya