Liputan6.com, Bogor - Kapolda Jawa Barat Irjen Agung Budi Maryoto menyatakan, penutupan jalur Puncak akan berlangsung lebih lama dari perkiraan semula.
Awalnya, pemulihan jalur diprediksi selesai satu atau dua pekan. Akan tetapi, setelah dikaji bersama antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral serta instansi lainnya, pemulihan jalur dinyatakan butuh waktu sekitar satu bulan.
Advertisement
"Kalau normal paling cepat sebulan selesai. Itu dari Kementerian PU," ujar Agung saat meninjau lokasi longsor di Riung Gunung, Puncak, Bogor, Sabtu (17/2/2018).
Faktor penyebab lamanya pemulihan jalur yang terdampak longsor pada 5 Februari 2018 adalah bawah tanah bukit-bukit di jalur Puncak banyak mengandung air, sehingga menyulitkan pemulihan jalur.
Selain itu, banyaknya pedagang kaki lima (PKL) dan warung yang masih berjualan di bawah maupun lereng bukit di jalur Puncak.
"Lapak mereka menutup saluran air, jadi air hujan yang seharusnya terbuang dan mengalir lancar akhirnya menumpuk, membuat tanah semakin gembur dan mudah longsor," terang Agung.
Berdasarkan hasil diskusinya dengan Kemen PU, lanjut dia, tanah di titik longsor akan dicek terlebih dahulu di laboratorium. Pengecekan ini dilakukan untuk mencari solusi yang tepat terkait perbaikan jalur longsor secara permanen. Kajian ini juga terkait dengan adanya potensi longsor di titik lain di jalur Puncak.
"Puncak ini kan menjadi favorit masyarakat. Jadi perlu disurvei lagi lokasi yang berpotensi longsor supaya ada tindak pencegahan sebelum terjadi longsor. Ketika kita lewat Puncak, tidak ada lagi kecemasan," terang Agung.
Sementara itu, terkait penyelesaian proyek perbaikan jalur Puncak, Agung belum bisa menyebutkannya. Menurut keterangan Kemen PU, lanjut Agung, perbaikan secara permanen baru bisa rampung sebelum Lebaran yang jatuh pada pertengahan Juni atau memakan waktu setidaknya tiga bulan.
Sosialisasi
Agung tidak menampik, keputusan ini akan membuat banyak pihak merasa dirugikan, terutama masyarakat dan pengusaha terutama di wilayah Cianjur.
"Kami hanya ingin memprioritaskan aspek keselamatan. Daripada dibuka, beban kendaraan berat dan curah hujan tinggi kemungkinan longsor tinggi lagi,” ujar dia.
Namun, Agung menganjurkan agar Kemen PU menginformasikan kepada masyarakat tentang kemungkinan perpanjangan larangan mengakses jalur Puncak.
Ia juga berharap partisipasi lebih dari Pemerintah Kabupaten Bogor untuk sosialisasi kepada para pedagang yang masih membandel berdagang di titik rawan. "Terkait hal ini, kami siap membantu melancarkan kegiatan," tegas Agung.
Sementara itu, Kepala Penelitian dan Pengembangan Kemenpupera, Danis Hidayat Sumilaga menjelaskan, lamanya perbaikan dikarenakan harus melakukan penguatan pondasi dan pelebaran jalan terutama di dua titik rawan yang longsor, yaitu di Gunung Mas dan Riung Gunung.
Advertisement