Liputan6.com, Garut - Bagi sebagian orang, nongkrong tanpa ngopi belumlah lengkap. Apalagi, bagi masyarakat Garut, Jawa Barat, hawa dingin sejuk menusuk kulit, wajib mendapatkan kehangatan dari secangkir kopi pilihan.
Tercatat kawasan Gunung Cikuray, Papandayan, Talagabodas, Mandalagiri Cikeris hingga kaki Gunung Guntur, merupakan deretan daratan tinggi penghasil komoditas kopi Arabika unggulan masyarakat Garut sejak lama.
Baca Juga
Advertisement
Bahkan, seiring makin naiknya pamor kopi Garut, Jawa Barat, di kancah kopi nasional, budaya ngopi masyarakat Garut saat ini memang semakin menjadi. Hal ini dibuktikan dengan semakin menjamurnya kedai kopi lokal pilihan di Kota Dodol tersebut.
Nah, bagi Anda yang doyan menghabiskan waktu tongkrongan hingga larut malam di Garut, alangkah baiknya mencoba beberapa rekomendasi kedai kopi nikmat di daerah yang juga berjuluk Kota Intan.
1. Koffie Talkie
Sejak pertama kali dibuka lima tahun lalu, Kedai Koffie Talkie langsung menyedot perhatian kalangan muda Garut untuk nongkrong ngopi bareng. Puluhan jenis kopi lokal, regional hingga kopi luar negeri, mampu memberikan banyak pilihan bagi pengunjung.
"Minimal seminggu sekali kita ganti lima kopi jenis regional," ucap Dikdik Ahmadi (26), roaster Koffie Talkie, mengawali pembicaraan saat disambangi Liputan6.com, Sabtu, 17 Februari 2018.
Menurut dia, jenis kopi utama yang disajikan di kedai kopinya lebih fokus pada kopi lokal Garut. Selain rasanya yang khas, juga pamor kopi Garut tengah naik daun di belantika kopi nasional saat ini.
"Jadi dari delapan jenis kopi regional yang selalu kita disediakan, minimal tiga di antaranya wajib kopi Garut," tuturnya.
Ada dua kedai Koffie Talkie yang ia kelola bersama sang pemilik, Rifki Hidayat. Kedua tempat itu pun memiliki segmen pasar yang berbeda. Jika kedai di Jalan Siliwangi, Garut Kota, lebih kepada pasar pelajar dan kawula muda.
Sedangkan kedai kedua yang berada di Jalan Suherman, Tarogong, Garut, lebih ke segmen kalangan mahasiswa, dunia kerja, dan usia dewasa. "Tapi sekarang pelajar pun banyak yang datang ke sini," ujar dia, menunjukkan peningkatan pengunjung di kedai barunya itu.
Dikdik menyatakan, salah satu keunikan mengopi di kedainya karena penggunaan mesin pengolah kopi yang masih mengandalkan manual brew secara tradisional. Alhasil, kopi yang disajikan terasa lebih nikmat.
"Sebenarnya kami juga punya mesin expresso terbaru, tapi pengunjung justru memilihnya yang klasik (manual brew) tadi," sebutnya.
Dikdik menyatakan pula, dalam satu bulan tak kurang dari 25 jenis kopi regional dalam negeri yang ia sajikan. Sedangkan untuk kopi luar, ragam kopi Amerika Tengah mulai Guetamala, Honduras, Panama, Kostarika masih mendominasi.
Sedangkan dari Afrika kopi Ethiopia, dan Brundi telah lama menjadi menu utama di kedai kopi grup Chocodot itu. "Kopi Brundi biasanya lebih padat dan densitasnya bagus," ujar dia.
Sementara untuk jenis regional dalam negeri, deretan kopi mulai jenis Ijen Bondowoso, Wamena Papua, Toraja Bulu-bulu, Aceh Gayo hingga Limbong siap menemani aktivitas minum kopi hangat Anda. "Tetapi tetap kita upayakan kopi lokal Garut dulu yang kita tawarkan," katanya.
Bagi Anda yang tertarik menghabiskan malam dengan sejumlah menu kopi enak dan nikmat, silakan datang langsung ke kedua kedai Koffie Talkie di Garut. Kedai ini mulai buka pada pukul 09.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB. "Harganya relatif terjangkau mulai Rp 9.000 sampai Rp 22 ribu paling mahal," kata dia, menawarkan.
2. Kopi Luwak Premium Garut
Biasanya, kedai kopi lain hanya mengandalkan hasil petikan buah kopi ranum Arabika khas Garut yang ada di pegunungan. Namun, khusus kedai yang satu ini, biji kopi yang disajikan berasal langsung dari kandang penangkaran luwak yang mereka kelola.
"Kita punya hingga 60 ekor luwak sendiri, jadi kita prosesnya secara langsung," ujar Andri Hermawan (34), pemilik sekaligus pengelola Kopi Luwak Premium Garut.
Rasa mantap kopi luwak premium olahannya ini tidak terlepas dari hasil pola pemberian makan sehari-hari yang berbeda kepada seluruh luwak peliharannya. "Dalam sehari kita berikan tiga menu yang berbeda, agar kondisi luwaknya tetap prima," tuturnya.
Dengan perlakuan itu, tidak mengherankan bila biji kopi luwak yang dihasilkan di penangkaran luwak seluas 100 meter persegi itu menjadi lebih gurih dan nikmat. "Ada semacam asam dan tidak terlalu pahit, beda saja dengan kopi luwak lainnya," dia menambahkan.
Dengan semakin banyaknya permintaan, Andri mengaku kerap kewalahan. Sebab, hasil kopi luwak dari kandang, baru sanggup melayani permintaan dalam negeri. "Buat regional saja sebenarnya masih kurang," tuturnya.
Tak mengherankan, dengan minimnya pasokan biji kopi luwak, harganya pun melonjak tinggi. Bagi Anda yang berminat membeli, harga biji kopi luwak kualitas rose bean kelas 1 mampu menembus angka Rp 1,2 juta per kilogram.
Sedangkan untuk kopi luwak kualitas 2 dihargai Rp 1 juta per kilogram, sementara kelas 3 hanya dihargai Rp 800 ribu per kilogram.
"Ada juga dalam bentuk kardus kecil berisi lima saset kecil dengan seharga Rp 75 ribu," ujar Andi, membocorkan harga termurah kopi luwak premium dengan berat 12 gram per saset.
Bagi Anda yang senang nongkrong menghabiskan waktu hingga larut malam di Garut, cukup datang ke Kedai Kopi Luwak Premium Garut yang berada di bilangan Jalan Raya Garut-Tasikmalaya atau wilayah Cilawu, Garut.
Bisa pula menyambangi kedai terbarunya yang berada di Toko Pujasega, Jalan Raya Bandung-Garut di kawasan Tarogong, Garut. Harga yang ditawarkan beragam, mulai Rp 15 ribu per gelas hingga termahal di angka Rp 22 ribu, tergantung jenis kopi. "Kami mulai buka pukul 09.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB," ujar Andi.
Advertisement
3. Warung Kopilogi
Berada di Jalan Raya Cimanuk Nomor 186, kedai kopi tongkrongan anak muda di Kota Intan yang satu ini mesti dicoba. Jenis kopi lokal Gunung Papandayan, kopi regional dalam negeri, hingga luar negeri tersedia lengkap di sana.
Riswan, (23), Barista Warung Kopilogi mengatakan, sesuai namanya, filosofi yang diusung kedainya memang memberikan pencerahan bagi penikmat kopi. Bila konsumsi kopi tiap hari dengan takaran tertentu, ternyata aman bagi tubuh. "Kita bisa sharing bersama soal kopi," kata dia, Sabtu, 17 Februari 2018.
Menurutnya, kopi yang disajikan dijamin nikmat. Selain kopi dengan kualitas premium, juga kopi yang disajikan mulai lokal, nasional hingga kopi global tersedia dengan lengkap. "Ada kiriman terbaru Kenya Asali, kopi asal Kenya, Afrika," ujarnya.
Untuk kopi dalam negeri, kopi Flores Manggarai, kopi Lintong, Kabwetan Bengkulu, hingga kopi Mandailing Sianguta asal Sumatera tersedia. Sedangkan untuk lokal Garut, jenis kopi yang disajikan tersedia dengan lengkap mulai jenis Arabika dan Robusta.
"Ada Arabikanya jenis Jurug Orok, Papandayan, Samarang hingga Dayeuh Manggung kami tersedia," ungkapnya.
Riswan menyatakan, dibanding kopi lainnya, kebanyakan pengunjung saat ini lebih memilih jenis Arabika lokal Gunung Cikuray, Samarang, dan Papandayan. Selain batas ketinggian wilayah, adanya lembah mampu mempengaruhi kenikmatan kopi Garut yang dipetik.
"Satu kebun beda lembah pun rasanya kopi sudah berbeda," kata dia, meyakinkan pengunjung yang datang.
Bila Anda berminat nongkrong, warung ini mulai buka mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB. Sedangkan soal harga yang ditawarkan bervariasi, mulai Rp 8.500 hingga Rp 20.500 per gelas. "Biasanya paling ramai kunjungan weekend (akhir pekan)," katanya.
4. Focus Ngopi
Bagi juru foto alias fotografer yang suka ngopi, tidak ada salahnya singgah di kedai mungil di bilangan Jalan Samarang No.. 27, Garut, Jawa Barat. Meskipun terlihat minimalis, jangan salah duga. Ada satu mesin pengolah kopi merek Rancilio Classe 9 yang terkenal, siap menyuguhkan menu kopi enak, lezat, dan nikmat.
Bahkan, vokalis sekelas Gian dari band Zigas, telah mampir di kedai ini. "Jenis kopi kita banyak, lokal, regional ataupun luar ada," ujar Fahma (32) yang ditemani Aji Kasep (29), barista sekaligus pemilik kedai kopi itu, saat ditemui, Sabtu petang pekan lalu.
Kedua sahabat pemilik kedai itu mengatakan, sekalipun baru terjun di dunia kopi, pengalamannya sebagai fotografer selama ini, mampu mengetahui seluk-beluk kopi nikmat. Hingga akhirnya terjun langsung menekuni bisnis ini.
"Sesuai namanya focus seperti lensa, kami ingin konsentrasi memberikan pelayanan kopi yang mantap bagi pengunjung," Aji menambahkan.
Pria berkumis ala Pak Raden ini menyatakan, jenis kopi yang disajikan masih didominasi kopi lokal Arabika Garut yang berasal dari lima gunung utama di Garut.
"Berbicara kopi Garut kami siap memberikan kualitas terbaik, silakan coba," ujar dia, sambil menyorongkan satu minuman coffelate.
Namun, bagi Anda pencinta kopi regional, jangan kecil hati. Rangkaian kopi premium dalam negeri mulai Gayo, Sidikalang, Toraja, dan lainnya telah tersedia. "Sekali datang minimal tiga sampai enam jenis kopi regional pasti kami pesan," Fahma menambahkan.
Sementara untuk kopi luar negeri, hingga kini hanya stok kopi Guatemala, Amerika Tengah, dan Ethiopia dari Afrika yang tersedia. "Kebanyakan yang datang masih didominasi pemesan untuk kopi lokal Garut," ujarnya.
Bagi Anda yang tertarik nongkrong, silakan datang mencicipi kedai kopi mini yang beroperasi mulai pukul 11.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB ini. Harganya pun terbilang murah mulai Rp 12 ribu hingga Rp 25 ribu per gelas, tergantung jenis kopi yang dipesan. "Yang paling mahal hanya kelas impor itu," tutur Adi.
Advertisement
5. Zabir Coffee and Friends
Dibanding dengan tempat tongkrongan ngopi lainnya, keberadaan kedai sekaligus kafe yang satu ini memang berbeda. Selain minus menggunakan kopi lokal jenis Garut, mayoritas kopi yang ditawarkan didominasi kopi regional dalam negeri.
"Luar negeri tidak ada, kita hanya main (jual) yang (kopi) nusantara," ujar Captain Zabir Coffee and Friends, Iis (23), Sabtu malam lalu.
Menurutnya, keberadaan kedai kopi yang berada di bilangan jalur Simpang Lima, Garut, Jawa Barat ini, memang sengaja mengambil jalan aman untuk tidak bersaing dengan kedai kopi Garut lain, yang telah lama beroperasi. "Paling dekat yang masuk (kopi) dari Pangalengan (Bandung)," ujarnya.
Iis menyatakan, cita rasa kopi lokal Garut sudah banyak dipakai kedai kopi yang selama ini lebih dulu eksis di Kota Intan. Dengan kondisi itu, perusahaannya mengambil celah pasar lainnya. "Makanya kualitas rasa kopi regional yang kita pakai harus lebih dari kopi Garut," ungkap dia.
Tak heran, meskipun terbilang pemain baru di Garut pada lini bisnis kopi, keberadaan kedai yang satu ini langsung mendapatkan tempat di hati penikmat kopi Garut. "Alhamdulillah responsnya positif, apalagi weekend (akhir pekan) kunjungan banyak," ujarnya.
Dalam merangkul penikmat kopi Kota Dodol, selain mengandalkan jenis kopi regional, perusahaannya menyajikan tema suasana berbeda. Mulai pertunjukan musik, nonton bareng (nobar) sepak bola hingga stand up. "Untuk stand up mungkin dalam waktu dekat akan segera hadir," ungkap dia.
Bagi Anda yang berminat menyambangi kedai yang satu ini, pastikan jam buka kedai yang terbuat dari bahan rangka baja kontainer ini mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB. Sedangkan khusus Minggu, pelanggan bisa menikmatinya hingga pukul 24.00 WIB.
"Soal harga bervariasi mulai Rp 8.000 sampai Rp 25 ribu per gelas, tergantung pesanan jenis kopi," Iis memungkasi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Baca Juga