Liputan6.com, Jakarta Kenikmatan paling tinggi saat berhubungan seks ternyata bukan pada umur 20-an. Laporan dari Match.com, berhubungan seks yang paling nikmat ternyata dirasakan oleh orang-orang yang sudah cukup tua.
Sebagai rata-rata, beberapa wanita mengatakan mereka berhubungan seks paling baik di umur 66. Sementara para pria mengatakan umur terbaik mereka berhubungan seks adalah umur 64 tahun.
Advertisement
Temuan tersebut didasarkan pada sebuah survei terhadap 5000 lajang dari berbagai umur, etnis, dan pendapatan di seluruh Amerika Serikat.
Dikutip dari Huffington Post, Senin (19/2/2018), Vanessa Marin, terapis seks dan pemilik kursus orgasme online wanita Finishing School, mengatakan, seks cenderung membaik begitu Anda tahu bahwa daya tarik pasangan bukan dari penampilan fisik belaka.
"Klien saya berusia 20 dan 30-an. Kesadaran diri mereka adalah faktor mengapa mereka tidak dapat menikmati seks. Orang yang lebih muda terlalu memikirkan bagaimana penampilan meraka, bagaimana performa mereka, dan bagaimana pendapat pasangan," kata Marin.
Menurut Kimberlu Resnick Anderson, terapis seks di Los Angeles, semakin tua Anda, peran berdasarkan jenis kelamin juga semakin berkurang.
"Seiring bertambahnya usia wanita, mereka menjadi lebih egois, dalam arti yang positif. Tidak ada lagi kekhawatiran untuk hamil, tidak ada lagi kekhawatidan untuk anak-anak mengganggu mereka. Selain itu, ada rasa nyaman dan sehat yang meningkat bersama kepuasan seksual mereka," kata Resnick Anderson.
Simak juga video menarik berikut ini:
Seks di Usia Tua Hanyalah Soal Koneksi
Menurut Resnick Anderson, seks pada usia 65 atau 70 bukan lagi tentang performa di ranjang maupun menunjukkan kemampuan diri. Dalam usia ini, seks lebih mengenai kesenangan dan hubungan dengan pasangan.
"Setelah 40 tahun berpura-pura orgasme, seorang klien saya berusia 63 tahun akhirnya benar-benar mengenal tubuhnya dan apa yang baik bagi dirinya," kata Resnick Anderson.
"Seks pada usia 65 atau 70 tahun dapat terasa riang dan mudah karena ini tentang kesenangan dan koneksi. Bukan tentang performa dan 'promosi diri'" tutup terapis seks itu.
Advertisement