Kudus - Pengungsi korban banjir di Dukuh Barisan, Gendok dan Tanggulangin, Desa Jatiwetan, serta Desa Tanjungkarang, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah terus bertambah. Hingga Minggu malam, 18 Februari 2018, warga terdampak banjir yang mengungsi di Balai Desa Jatiwetan sebanyak 71 kepala keluarga (KK) terdiri 233 jiwa baik dewasa, anak-anak maupun lansia. Sedangkan pengungsi di Desa Tanjungkarang sebanyak 11 KK mencakup 44 jiwa.
Sekdes Jatiwetan Yakub mengatakan, belum ada tanda-tanda air surut di RT 01 hingga RT 06/RW 03 di tiga Pedukuhan Jatiwetan yang terendam. Sebaliknya, ketinggian air justru bertambah sekitar 10-15 cm di banding sehari sebelumnya. "Tinggi genangan berkisar 30-110 cm," ujar Yakub, dilansir dari KRJogja.com.
Baca Juga
Advertisement
Hal itu dibenarkan Subronto, warga RT 01/RW 03 Dukuh Barisan Desa Jatiwetan. Genangan itu sebagai dampak dari melimpahnya air menyusul jebolnya tanggul Sungai Piji di Desa Hadiwarno, Kecamatan Mejobo beberapa waktu lalu. Genangan semakin tinggi seiring hujan intensitas tinggi beberapa hari terakhir.
Camat Jati Andreas Wahyu meminta warganya untuk terus mewaspadai potensi peningkatan genangan, sehingga dapat segera mencari tempat aman. Khusus untuk warga yang mengungsi, kebutuhan logistik dipastikan tercukupi mulai makanan bayi sampai fasilitas kesehatan. Kegiatan belajar mengajar siswa juga tetap berjalan.
Baca berita menarik lainnya di KRJogja.com di sini.
Pelayanan Kesehatan
Kepala Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) Puskesmas Jati Ahmad Muhamad mengatakan, semua masyarakat yang terdampak banjir dipastikan mendapat pelayanan kesehatan. Penyakit yang perlu diwaspadai dermatitis, ISPA, batuk, pilek, demam, pusing dan hipertensi.
Koordinator Induk Bangunan Pengendali Bendung Wilalung Lama (BPBWL) Noor Ali menyatakan, debit air Sungai Wulan mencapai puncak 826 meter kubik (m3) perdetik pada Minggu (18/2) pukul 09.00. Tingginya debit air Sungai Wulan membuat pompa polder dan dan pintu air tidak dapat difungsikan.
Kudus kini dalam posisi Siaga Tinggi (Bahaya) III karena debit air lebih dari 550 m3 perdetik. Debit air mulai berkurang setelah aliran sungai di bagian hulu wilayah Grobogan menurun. "Air genangan banjir dapat dibuang saat debit Wulan di bawah 150 m3 perdetik," terangnya.
Sementara itu akibat banjir di Sayung Demak telah menyebabkan sekitar 300 hektare tanaman padi mengalami puso, setelah area sawah tergenang air lebih dari satu minggu. "Sedikitnya 436 petani di desa kami mengalami gagal panen," kata Kades Sayung Demak Munawir.
Banjir di Demak menerjang Desa Sayung, Dombo, Purwosari, Kalisari dan Perampelan, Kecamatan Sayung. Sampai kemarin air belum surut. Daerah terdampak paling parah yaitu Desa Sayung, rumah warga yang tergenang mencapai sekitar 2.100 KK atau sekitar 8.500 jiwa. Ketinggian air berkisar 20-100 cm.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement