Dengar GBK Dirusak, Menteri Basuki Menangis

Menteri PUPR, Basuki Hadimuldjono menyayangkan kerusakan yang terjadi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) pascafinal Piala Presiden 2018.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 19 Feb 2018, 12:41 WIB
Warga berolahraga melintasi pintu masuk zona 9 Stadion Utama Gelora Bung Karno yang rusak pada Final Piala Presiden 2018, Jakarta, Minggu (18/2). Kerusakan disebabkan suporter salah satu tim sepakbola yang merangsek masuk. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuldjono menyayangkan kerusakan yang terjadi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) pascafinal Piala Presiden 2018.

Basuki menjelaskan, perjuangan Indonesia membangun kawasan GBK untuk bisa menjadi tuan rumah Asian Games 2018 sudah cukup panjang. Berbagai renovasi dilakukan besar-besaran untuk meyakinkan dunia internasional akan kemampuan Indonesia sebagai tuan rumah.

"Kemarin pas kejadian, saya di Jogja, saya lihat di media sosial itu saya nangis betul, ini kan perjuangan kita memperbaiki untuk Asian Games 2018, kita sudah siang malam kerja, kok bisa ada yang merusak," kata Basuki di GBK, Senin (19/2/2018).

Dalam penyelenggaraan Asian Games 2018, Menteri PUPR ditugaskan menjadi Ketua Bidang Sarana, Prasarana dan Infrastruktur pendukung lainnya. Untuk itu, jika terjadi kerusakan atau konstruksi lainnya, itu menjadi tanggung jawabnya.

Pembangunan Gelora Bung Karno ini, kata Basuki, bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). APBN, sambungnya, didapatkan dari pajak yang dibayarkan masyarakat. Seharusnya, masyarakat bisa menjaga apa yang sudah dibangun oleh pemerintah.

Sedikit membandingkan dengan masyarakat Surabaya, Basuki ingin warga Jakarta dan sekitarnya meniru ketertiban masyarakat Surabaya.

"Buat taman itu tidak murah, di Surabaya itu orangnya tertib-tertib, taman itu tanpa pagar tapi bisa dijaga. Masak orang Jakarta yang lebih metropolitan kalah sama orang Surabaya?" sindir Basuki.

Sebelum Asian Games 2018, Stadion Utama GBK masih akan menyelenggarakan beberapa pertandingan internasional. Untuk itu, Basuki berpesan untuk kejadian ini tidak terulang kembali.

"Kalau soal kerusakan Gelora Bung Karno pasti akan kita perbaiki, tapi yang disayangkan kok bisa dirusak? Makanya saya mengimbau untuk selanjutnya bisa tertib," pungkas Basuki. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Berikut Kerusakan SUGBK di Final Piala Presiden

Petugas menumbangkan pohon yang rusak akibat ulah oknum suporter yang menyaksikan laga Final Piala Presiden 2018 di Stadion Utama GBK, Jakarta, Minggu (18/2). Pemandangan tersebut tentu saja merusak keindahan area stadion. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kerusakan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta, pascafinal Piala Presiden 2018, Sabtu (17/2/2018) terbilang minim. Itulah penilaian Direktur Utama Pusat Pengelola Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK), Winarto.

Oknum suporter merusak beberapa fasilitas dan infrastruktur SUGBK setelah Persija mengalahkan Bali United 3-0.

Mereka tertahan di luar stadion karena tidak memiliki tiket dan berusaha masuk. Alhasil, pintu tiket elektronik di beberapa pintu SUGBK mengalami kerusakan.

Selain itu, penonton yang ada di dalam juga merubuhkan sejumlah pagar pembatas tribune penonton ke lapangan. Insiden ini lalu menjadi viral di media sosial.

Sehari setelah partai puncak Piala Presiden, PPKGBK langsung menggelar pengecekan terhadap fasilitas yang rusak. Winarto mengatakan, kerusakan yang terjadi hanya terdapat di beberapa titik.

 


Kerusakan

Kondisi pintu masuk zona 9 Stadion Utama Gelora Bung Karno yang rusak, Jakarta, Minggu (18/2). Ratusan Jakmania yang tak memiliki tiket memaksa masuk hingga menjebol pintu di stadion saat final Piala Presiden 2018. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Winarto menemukan kerusakan pada sekat dari tribune penonton ke lapangan sejumlah tujuh ruas. Lalu, kursi yang rusak hanya satu tempat duduk.

Menurut Winarto, kerusakan tersebut telah diperbaiki. Pada Senin (19/2/2018), Winarto bakal mengumumkan secara detail kerusakan yang terjadi.

“Waduh, kecil sekali kerusakannya. Ini saya sedang di lapangan bersama kontraktor. Ada juga dua pintu yang rusak, pintu 5 dan 9,” ujar Winarto.

Nominal Kerugian

Winarto menjelaskan, kerugian yang terjadi akibat kerusakan tidak terlalu besar. Nominalnya di bawah Rp 100 juta.

“Kerugiannya di bawah Rp 100 juta. Jadi deposit uang jaminan yang Rp 1,5 miliar lebih dari cukup,” tutup Winarto.     

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya