Liputan6.com, Jakarta - Implementasi kecerdasan buatan kini tengah diuji coba untuk mendeteksi gempa Bumi. Kecerdasan buatan pendeteksi gempa tersebut dibentuk sebagai sistem oleh ilmuwan California, Amerika Serikat (AS).
Mereka juga telah mempublikasikan sistem ini di sebuah jurnal bertajuk Sciencce Advances.
Berdasarkan informasi yang dilansir Futurism, Selasa (20/2/2018), sistem kecerdasan buatan pendeteksi gempa tersebut diberi nama "ConvNetQuake".
Baca Juga
Advertisement
Ia disokong oleh jaringan neural canggih yang dirancang untuk bisa mendeteksi dan mencari lokasi gempa dengan akurat.
Bahkan, ilmuwan yang membesut teknologi ini mengklaim, kemampuan ConvNetQuake lebih akurat dan cepat 17 kali dari sistem pendeteksi gempa konvensional.
"Sistem ini dibuat dengan algoritma spesial yang berperan sebagai 'seismogram'--bisa mengetahui ukuran gerak tanah. Mereka juga bisa mencari tahu aktivitas seismik berpotensi menyebabkan gempa atau sebatas gesekan saja," ujar juru bicara peneliti.
Diketahui, uji coba sistem pendeteksi gempa berbasis kecerdasan buatan ini dilakukan di Oklahoma.
Ilmuwan juga telah membuktikan sistem tersebut bisa bekerja lebih cepat dari sistem yang biasanya dilakukan oleh Oklahoma Geological Survey.
Bakal Diaplikasikan ke Luar AS
Meski sistem tersebut masih diuji di wilayah AS, para ilmuwan memastikan, teknologi kelak akan diaplikasikan di luar AS.
Dengan menyediakan sistem pendeteksi yang bisa mengkategorikan aktivitas gelombang seismik, Badan Geofisika di negara luar AS bisa terbantu untuk mendeteksi gempat Bumi dengan mudah.
Sayangnya, ConvNetQuake hanya bisa mendeteksi tanda-tanda gempa Bumi. Ia tidak bisa melakukan prediksi kapan gempa Bumi terjadi.
Namun demikian, para ilmuwan memastikan tengah mengembangkan sistem tersebut lebih baik lagi agar bisa melakukan prediksi gempa Bumi.
Advertisement
Kecerdasan Buatan Bakal Kuasai Dunia pada 2045
Ray Kurzweil, Director of Engineering Google, dikenal sebagai sosok yang selalu akurat dengan berbagai prediksi teknologi.
Dari 147 prediksi yang ia lontarkan sejak 1990 silam, hampir semua terbukti benar. Prediksi terbaru Kurzweil ini berkutat pada isu kecerdasan buatan (AI, Artificial Intelligence) yang bakal menguasai dunia dalam waktu 28 tahun lagi, lebih tepatnya pada 2045.
Kurzweil mengungkap, dalam kurun waktu 28 tahun ke depan, kecerdasan buatan akan berkembang dan hadir dalam beberapa 'wajah'.
Salah satu yang bakal kentara adalah robot berbasis kecerdasan buatan. Dengan demikian, ia menyebut singularitas antara kecerdasan buatan dan manusia akan semakin dekat seiring berkembangnya teknologi.
"Singularitas akan terjadi secara utuh pada 2045. Nanti, pada 2029 komputer juga akan memiliki tingkat kecerdasan setara dengan manusia," ujar Kurzweill dalam wawancaranya dengan SXSW seperti dilansir Futurism.
(Jek/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: