5 Fakta Mengerikan Usai Gunung Sinabung Meletus

Kepala Pos Pemantau Gunung Api Sinabung, Armen Putra, meminta masyarakat untuk menjauhi zona merah dari Gunung Sinabung.

oleh Reza Efendi diperbarui 19 Feb 2018, 15:45 WIB
Warga beraktivitas di tengah erupsi Gunung Sinabung yang kembali memuntahkan asap dan abu vukanik ke udara di Karo, Sumatera Utara, (18/1). Aktivitas Gunung Sinabung terus mengalami peningkatan. (AFP Photo/YT Haryono)

Liputan6.com, Jakarta - Letusan Gunung Sinabung di Tanah Karo, Medan, Sumatera Utara, membuat sejumlah wilayah di sekitarnya terkena dampak. Masyarakat pun diminta waspada.

Kepala Pos Pemantau Gunung Api Sinabung, Armen Putra, meminta masyarakat untuk menjauhi zona merah dari Gunung Sinabung. Mereka juga diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 7 kilometer dari puncak Gunung Sinabung.

"Kita masih terus memantau aktivitas Gunung Sinabung. Secara visual kita tidak bisa pantau karena tertutup abu. Saat ini arah angin mengarah ke Barat dan Selatan," kata Armen, Senin (19/2/2018).

Selain zona merah dan radius 7 kilometer dari puncak Gunung Sinabung, masyarakat di sekitar Sungai Laborus juga diharapkan untuk terus waspada saat hujan terjadi, karena daerah tersebut merupakan aliran lahar.

Di balik imbauan itu, Gunung Sinabung telah menyimpan fakta tentang letusan yang mengerikan. Apa saja?

 


Semburkan Awan Panas

Foto dok. Liputan6.com

Kepala BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyatakan abu vulkanik yang menyembur dari perut Gunung Sinabung mencapai ribuan meter. Selain abu vulkanik, gunung juga menyemburkan awan panas dengan jangkauan ke arah timur laut.

"Gunung Sinabung meletus pagi ini dengan tinggi kolom abu mencapai kurang lebih 5.000 meter," tulis Kepala Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam akun twitternya, @Sutopo_PN, Senin (19/2/2018).

 

 


Terdengar Gemuruh

Foto dok. Liputan6.com

Hal itu diungkapkan Sutopo dalam akun twitternya. Dia menulis bahwa Gunung Sinabung meletus pagi ini dengan tinggi kolom abu mencapai kurang lebih 5.000 meter disertai suara gemuruh.

 


Mengarah ke Selatan

Foto dok. Liputan6.com

Sutopo juga mengungkapkan, semburan abu vulkanik juga disertai awan panas dengan jangkauan ke arah timur laut sejauh 3.500 meter dan ke arah selatan sejauh 4.900 meter.

"Tidak ada korban jiwa," ujar dia.

 


Desa Gelap Gulita

Foto dok. Liputan6.com

Usai Gunung Sinabung erupsi, sejumlah desa di Kabupaten Karo gelap gulita akibat tertutup material abu vulkanik.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo Martin Sitepu mengatakan, desa-desa yang gelap gulita tersebut berada di sejumlah kecamatan, mulai dari Simpang Empat, Payung, Tiga Nderket, Naman Teran, hingga Munthe.

"Imbauan kita, warga menjauhi zona merah yang telah ditetapkan petugas,” kata Martin.

 


Gempa 607 Detik

Foto dok. Liputan6.com

Kepala Pos Pemantau Gunung Api Sinabung, Armen Putra mengatakan, semburan abu vulkanik mengarah ke Tenggara-Selatan. Selain semburan abu vulkanik, Gunung Sinabung juga meluncurkan awan panas setinggi 4.900 meter ke Selatan-Tenggara dan 3.500 meter Tenggara-Timur.

"Selain mengeluarkan material vulkanik. Saat Gunung Sinabung erupsi juga terjadi gempa selama 607 detik. Saat ini kondisi puncak Gunung Sinabung masih tertutup abu,” kata Armen.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya