Blockchain Diklaim Bisa Tingkatkan Keamanan Perbankan di Indonesia

Blockchain adalah teknologi yang mendasari berjalannya data tanpa bergantung kepada server terpusat sehingga terhindar dari risiko downtime.

oleh Iskandar diperbarui 20 Feb 2018, 04:12 WIB
Ilustrasi blockchain. Dok: netscout.com

Liputan6.com, Jakarta - Teknologi blockchain diyakini bisa meningkatkan industri fintech yang melibatkan banyak pihak dan masih menggunakan sistem manual dan rigid.

Terobosan teknologi ini juga dipercaya efektif untuk mendorong terwujudnya keamanan dan keakuratan data transaksi, sehingga perbankan tak perlu khawatir soal sistem keamanan.

Hal tersebut diungkapkan Fanny Verona, Managing Director Digital Artha Media Corporation (DAM Corp.). DAM Corp. adalah sebuah perusahaan fintech-enabler yang mengembangkan solusi white label blockchain bagi korporasi di berbagai sektor keuangan.

Fanny mengklaim DAM Corp. merupakan startup fintech pertama di Indonesia yang memiliki kemampuan terdepan dalam menyediakan teknologi fintech modern secara end-to-end.

“Di era digital ini kami melihat adanya kebutuhan yang besar akan pengolahan data yang terdesentralisasi guna meningkatkan efisiensi dan transparansi data. Untuk merespons kebutuhan tersebut, kami mengadopsi solusi blockchain untuk membantu perusahaan di sektor perbankan dengan membangun infrastruktur blockchain dalam sistem white label uang elektronik,” kata Fanny melalui keterangan tertulisnya, Selasa (20/2/2018) di Jakarta.

Fanny menuturkan saat ini terdapat potensi yang sangat besar untuk bank dan bisnis lainnya dalam mengembangkan teknologi yang mampu digunakan untuk memproses kegiatan pembayaran agar lebih cepat, efisien, dan aman.

"Kami menyadari hal tersebut dan membangun infrastruktur teknologi yang mampu mengadopsi layanan pembayaran baru untuk beragam kebutuhan uang elektronik partner kami,” pungkasnya.


Apa Itu Blockchain?

Ilustrasi Blockchain. Dok: catalysts.cc

Blockchain adalah teknologi yang mendasari berjalannya data tanpa bergantung kepada server terpusat sehingga terhindar dari risiko downtime. Sistem blockchain hadir dengan mengubah pendekatan yang sentralistik menjadi terdesentralisasi.

Pada prinsipnya, teknologi blockchain mengondisikan setiap server yang menjalankan software ini untuk membentuk konsensus jaringan secara otomatis untuk saling mereplikasi data transaksi dan saling memverifikasi data yang ada.

Oleh karena itu, ketika salah satu server mengalami hack, server tersebut dapat diabaikan karena dianggap memiliki data yang berbeda dengan mayoritas jaringan server lainnya.

Teknologi blockchain bahkan mampu menghadapi serangan dibandingkan teknologi yang tersentralisasi karena selalu ada minimal satu server yang berjalan untuk menangani transaksi.

(Isk/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya