Debu Vulkanik Gunung Sinabung Bikin Sepi Warung Kopi di Aceh Tenggara

Dinkes Aceh Utara kehabisan stok masker untuk mengantisipasi warga dari polusi debu vulkanik Gunung Sinabung yang erupsi lagi.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Feb 2018, 07:01 WIB
Aktivitas anak-anak di sekolah dasar Sipandak di desa Tiga Pancur di Karo, Sumatra Utara (19/2). Gunung Sinabung kembali menyemburkan abu vulkanik tebal dengan tinggi kolom 5.000 meter. (AFP Photo/Anto Sembiring)

Liputan6.com, Kutacane - Material debu vulkanik akibat erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara telah mencemari udara di Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh. Akibatnya, pada Senin malam, 19 Februari 2018, banyak warung kopi yang biasa menjadi tempat nongkrong warga mendadak sepi.

Mayoritas warga memilih berada di dalam rumah daripada ke warung kopi.

"Kami takut terkena debu vulkanik dari letusan Gunung Sinabung. Kami memilih istirahat di dalam rumah," kata Sumur Raden (37), warga di Desa Perapat Sepakat, Babussalam, dilansir Antara.

Zulkarnain (32), pemilik warung kopi setempat mengatakan, debu vulkanik Sinabung sangat berbahaya bagi kesehatan bila terhirup. Debu itu bisa menimbulkan masalah pernapasan dan gangguan pada paru-paru.

Ia menyatakan pula, begitu juga bila tersentuh kulit di tubuh seperti pada bagian tangan atau kaki, bisa mengakibatkan pembengkakan.

"Malam ini, tak seperti biasanya orang berkumpul minum kopi di warung saya. Memang masih ada, tapi sedikit. Ini pun sebentar lagi saya mau tutup," ujarnya lagi.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) setempat menyatakan, debu vulkanik dari erupsi Gunung Sinabung telah menyebar hingga beberapa wilayah di Aceh akibat terbawa angin.

"Debu vulkanik Gunung Sinabung menyebar ke beberapa kabupaten/kota di Aceh," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Blangbintang, Aceh, Zakaria.

Ia menjelaskan, material yang dibawa dari erupsi gunung berada di Kabupaten Tanah Karo, Provinsi Sumatera Utara tersebut telah mengarah ke bagian tengah, dan barat-selatan di provinsi paling ujung utara di Sumatera ini.

Wilayah terdekat dari Tanah Karo seperti Aceh Tenggara, Gayo Lues, Subulussalam, Aceh Selatan, dan beberapa daerah lainnya dipastikan terdampak debu vulkanik.

Pada saat letusan pertama kali terjadi sekitar pukul 08.53 WIB, Gunung Sinabung juga mengalami beberapa erupsi susulan meski frekuensi lebih rendah.

"Material dan debu vulkanik dibawa angin ke sejumlah wilayah di Aceh, dibanding ke Sumatera Utara, seperti Kecamatan Babulrahmah, Lawe Sigala-gala, dan Lawe Bulan di Aceh Tenggara," kata dia lagi.

 


Kehabisan Stok Masker

Gunung Sinabung yang mengeluarkan abu tebal terlihat dari kota Berastagi di Sumatera Utara (19/2). Gunung Sinabung kembali menyemburkan abu vulkanik tebal dengan tinggi kolom 5.000 meter. (AFP Photo/Anto Sembiring)

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh, menyatakan, warga setempat membutuhkan pasokan masker lebih banyak lagi untuk mengantisipasi debu vulkanik akibat erupsi Gunung Sinabung.

"Untuk pembagian masker penutup hidung dan mulut, belum bisa kita lakukan lebih lanjut akibat kehabisan stok," ucap Sekretaris Dinkes Aceh Tenggara, Alpansyah di Kutacane, Senin.

Ia mengaku, pembagian masker telah dilakukan pihaknya bagi penduduk yang tinggal di wilayah perbatasan dengan Kabupaten Tanah Karo, Provinsi Sumatera Utara.

Pembagian tersebut dilakukan oleh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di tingkat kecamatan, melalui mobil ambulans dengan mengelilingi desa setempat.

Dinkes Aceh Tenggara saat membagikan masker kepada warga juga mengimbau untuk sementara mengurangi aktivitas di luar rumah, sebagai antisipasi bahaya erupsi Gunung Sinabung.

"Baru warga di daerah perbatasan saja kita bagikan masker, karena rentan akibat terlalu dekat dengan lokasi erupsi Sinabung," katanya.

"Sementara bagi penduduk yang lain di Agara (Aceh Tenggara), kita sedang tunggu pasokan tiba dari provinsi. Mudah-mudahan, besok (hari ini) segera tiba," kata Alpan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya