Liputan6.com, Aceh Singkil - Seekor paus berukuran panjang sekitar tujuh meter ditemukan mati mengapung di perairan Pulau Asok, Kepulauan Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh, Senin siang.
"Yang pertama menemukan bangkai ikan paus itu mati mengapung adalah nelayan Haloban dan sempat membuat warga heboh," kata Kepala Resort Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pulau Banyak Kiwon, di Singkil, dilansir Antara, Senin, 19 Februari 2018.
Informasi keberadaan bangkai paus itu diterima pertama kali oleh BKSDA Pulau Banyak, pada Senin siang sekitar pukul 13.20 WIB. Saat itu sejumlah nelayan Haloban di Kecamatan Pulau Banyak Barat melaporkannya.
Selanjutnya, pihak BKSDA langsung melaporkan hal itu kepada Danpos TNI AL Pulau Banyak Letda Wiwin Yuliato dan membentuk tim. Pada pukul 14.50 WIB, tim gabungan menuju Pulau Asok menggunakan speedboat.
Baca Juga
Advertisement
Tim terdiri dari Komandan Pos AL Letda Laut (T) Wiwin Yulianto, personel Posal Sertu Marinir Choirul, personel Koramil 01 Pulau Banyak Pelda Asep Zemi, dan pihak BKSDA langsung menuju lokasi bangkai paus yang mengapung itu.
"Pada pukul 15.15 WIB kami sampai di lokasi dan menemukan bangkai ikan paus berukuran tujuh meter yang mengapung di air laut dalam keadaan membusuk. Diperkirakan matinya ikan paus ini sudah dua minggu yang lalu," ujarnya.
Tim gabungan dan masyarakat berupaya menarik bangkai mamalia raksasa itu ke daratan, selanjutnya dimusyawarahkan dengan masyarakat sekitar untuk rencana lokasi penguburan bangkai paus itu di wilayah setempat.
Kiwon menyampaikan, setelah tim gabungan kembali bergerak menuju Pulau Banyak, kegiatan mengamankan hewan laut yang mati, berjalan dengan lancar dan aman, selanjutnya disampaikan laporan kepada pimpinannya.
Kematian 4 Paus di Pantai Aceh
Kematian paus di sekitar Aceh bukan yang pertama. Sebelumnya, ada kasus kematian empat paus sekitar tiga bulan lalu.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Sapto Prabowo mengatakan, empat paus yang mati di Aceh Besar diduga terkontaminasi jamur.
"Dugaan sementara, empat paus mati yang sebelumnya sempat terdampar di Aceh Besar terkena jamur di kulit dan mulut," ucap Prabowo di Aceh Besar, Selasa, 14 November 2017, dilansir Antara.
Sebelumnya, empat dari 10 paus terdampar di Pantai Ujung Kareung, Gampong Durung, Kecamatan, Aceh Besar, hari ini ditemukan mati. Paus-paus tersebut terdampar sejak kemarin pagi.
Dia menjelaskan, dugaan terkena jamur setelah tim BKSDA, tim ahli paus dari Bali, serta instansi terkait lainnya memeriksa kondisi bangkai empat paus itu.
Prabowo menyebutkan, dugaan terkena jamur bisa dilihat di kulit dan mulut paus. Jamur itu sudah berulat ketika diperiksa. Jamur memengaruhi metabolisme paus, sehingga diduga menyebabkan kematian hewan vertebrata berparu-paru terbesar di dunia itu.
Autopsi kemudian dilakukan tim dari FKH Universitas Syah Kuala, Banda Aceh untuk memastikan penyebab kematian empat paus tersebut. "Kami terpaksa menariknya dengan alat berat. Sebab, berat paus diperkirakan mencapai 10 ton dengan panjang sembilan meter lebih," katanya.
Adapun Basri selaku ketua tim evakuasi paus terdampar di Aceh Besar mengatakan, empat paus yang mati itu terpaksa dikubur di sekitar Pantai Ujung Kareung. Sebab, menenggelamkan mereka ke lautan terkendala dengan peralatan.
"Prosedurnya, paus-paus yang mati tersebut ditenggelamkan di lautan," kata Basri, yang juga Kepala Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Lampulo Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement