Liputan6.com, Jakarta - Beredar kabar bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi mendapat satu dukungan partai politik lagi, yaitu dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Bahkan, PKS dikabarkan menjajaki kemungkinan kadernya bisa menjadi cawapres Jokowi.
Terkait hal itu, Presiden PKS Sohibul Iman angkat bicara. Dia menyebut penentuan soal kepemimpinan nasional itu kewenangan Tim Pencapresan dan Tim Komunikasi Koalisi PKS.
Advertisement
"Itu kewenangan Tim Pencapresan dan Tim Komunikasi Koalisi PKS. Mereka yang pegang data tersebut. Data itu bukan untuk diumumkan," ucap Sohibul kepada Liputan6.com, Selasa (20/2/2018).
Dia menuturkan, data itu menjadi pertimbangan tentang pihak mana saja yang akan diajak berkomunikasi. Meskipun demikian, Sohibul tak menjelaskan apakah ada nama Jokowi atau tidak dalam data itu.
"(Data tersebut) jadi bahan pertimbangan menentukan pihak-pihak mana saja yang potensial dijajaki komunikasi," pungkas Sohibul.
Sebelumnya, PKS sudah memutuskan sembilan nama untuk diusung pada 2019. Kesembilan nama ini ditunjuk baik sebagai calon presiden ataupun calon wakil presiden.
Mereka adalah Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, Anis Matta, Irwan Prayitno, dan Sohibul Iman. Ada pula Salim Segaf Al Jufri, Tifatul Sembiring, Al Muzammil Yusuf, dan Dr Mardani Ali Sera.
Nama Cawapres Jokowi
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah berkomentar mengenai sikap PKS yang mengajukan sembilan nama untuk maju dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019.
Sembilan nama tersebut terdiri dari calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
Meski statusnya masih menjadi polemik di PKS, Fahri Hamzah menginginkan partai berlambang bulan sabit kembar itu mengajukan nama untuk calon presiden, bukan cawapres.
"Capres dulu, jadi PKS jangan pada kesemsem pada pengen jadi wakil," ujar Fahri di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Kamis, 15 Februari 2018.
Yang membuatnya heran, PKS mengajukan nama cawapres untuk mendampingi Joko Widodo atau Jokowi yang akan kembali maju menjadi capres di Pilpres 2018.
"Saya denger nih sekarang ada gerakan pengen jadi wakil Pak Jokowi, sedih saya dengernya itu," ucap Fahri Hamzah.
Advertisement