Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengevaluasi seluruh proyek infrastruktur yang kini masih dalam tahap pengerjaan. Hal ini perlu dilakukan menyusul peristiwa kecelakaan kerja di sejumlah proyek pembangunan.
"Ya ini keputusan di Kementerian PU untuk saya kira untuk evaluasi total," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Selasa (20/2/2018).
Advertisement
Jokowi mengaku perlu pengetatan terhadap seluruh proyek pembangunan infrastruktur yang saat ini masih dalam tahap pengerjaan. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga sudah menyampaikan hal tersebut kepada Menteri Basuki.
"Tapi apa pun, pekerjaan yang dikerjakan secara normal atau secara cepat, semuanya butuh pengawasan manajemen kontrol yang tepat, yang detail. Tadi pagi saya sampaikan ke Kementerian PU seperti itu," kata Jokowi.
Jokowi mengaku belum mengambil keputusan terkait kemungkinan moratorium sementara terhadap proyek pembangunan yang masih berjalan. Ia menyerahkan sepenuhnya ke Menteri Basuki.
"Karena memang pekerjaannya banyak sekali, buanyak sekali. Ada yang jadinya masih 2023, ada yang 2020, ada yang untuk ngejar Asian Games, ya memang seperti itu," Jokowi memungkasi.
Pengawasan Pembangunan Diperketat
Jokowi angkat bicara mengenai peristiwa ambruknya tiang girder Tol Becakayu di kawasan Kebon Nanas, Jakarta Timur. Menurut Jokowi, perlu adanya peningkatan atau pengetatan pengawasan terhadap seluruh proyek infratruktur.
"Saya sudah sampaikan ke menteri PU, pengawasannya agar diperketat. Pengawasan terhadap infrastruktur yang kontruksinya, terutama yang kontruksi-kontruksi di atas, memerlukan pengawasan yang lebih ketat lagi," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan pembangunan infrastruktur yang saat ini masih berlangsung tak hanya di satu tempat saja. Melainkan di sejumlah tempat lainnya, mulai dari pembangunan Light Rapid Transit (LRT) hingga jalan tol layang.
"Sehingga memerlukan pengawasan-pengawasan yang rutin dan ketat," ucap Jokowi.
Ia berharap diperketatnya pengawasan proyek ini untuk mencegah terjadinya kelalaian dan kecelakaan kerja.
"Dengan pengawasan-pengawasan seperti itu, baik kelalaian, baik kesalahan di dalam mendirikan komponen-komponen yang mendukung, kontruksi betul-betul terawasi satu per satu. Memang pekerjaan itu pekerjaan detil, tidak mungkin diawasi hanya sambil lalu," tandas Jokowi.
Advertisement
Tiang Tol Becakayu Ambruk
Polisi tengah menyelidiki penyebab ambruknya tiang girder Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) yang berada di dekat Gardu Tol Kebon Nanas, Jalan DI Panjaitan, Jakarta, Selasa dini hari. Dugaan sementara, tiang ambruk karena masalah teknis.
Menurut Kapolres Jakarta Timur Kombes Yoyon Tony Suryaputra, saat kejadian pekerja sedang melakukan pengecoran tiang pancang Tol Becakayu. Tiang itu berfungsi sebagai penyangga.
Dalam tiang itu, kata dia, terdapat bracket timber, yang berfungsi sebagai penyangga untuk alat yang dicor.
"Namun saat pekerja memasukkan cor ke dalam tiang briket terlepas dan jatuh. Sehingga seluruh material cor jatuh ke bawah dan tujuh orang tertimpa material cor," ujar Yoyon di lokasi kejadian, Selasa (20/2/2018).
Yoyon menduga ambruknya tiang Tol Becakayu karena posisi bracket timber yang tidak kuat.
"Bracket timber yang harusnya menyangga (tiang) itu, mungkin posisinya tidak kuat dan terjatuh. Inilah yang sekarang harus kita dalami kenapa bracket timber sampai bisa terjatuh," ujar dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini: