Pentingnya Insentif buat Kemajuan Industri

Pemberian insentif dapat diberikan untuk pelaku industri terkait revitalisasi balai latihan kerja (BLK).

oleh Bawono Yadika diperbarui 20 Feb 2018, 19:17 WIB
Sejumlah pekerja mengikuti pelatihan dan sertifikasi di Workshop Balai Jasa Konstruksi, Jakarta (6/12). Pelatihan ini juga untuk mendukung program pemerintah untuk memberikan sertifikasi kepada pada tukang di Jakarta. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pemberian insentif penting bagi kemajuan industri Indonesia. Pemberian insentif ini sebagai kolaborasi industri dan pemerintah untuk mendukung sektor usaha.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rudy Salahudin menyampaikan hal itu saat peluncuran buku Asian Development Bank (ADB) yang berjudul Indonesia: Enhancing Productivity through Quality Jobs, di Hotel Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Selasa (20/2/2018).

"Kita mau revitalisasi Balai Latihan Kerja (BLK) dengan cara kolaborasi dunia industri dan pemerintah daerah. Dan dunia industri ini kalau tidak dikasih insentif, mereka juga tidak akan mau," tutur dia.

Rudy menuturkan, pemberian insentif ini sedang dalam tahap formulasi untuk mendukung dunia industri.

"Insentifnya sedang kami formulasikan dengan Kementerian Perindustrian. Kemarin Pak Airlangga (Menteri Perindustrian) mengusulkan tax allowance 200 persen, tapi ini baru usulan. Intinya kami mendukung. Harus ada insentif yang nyata untuk dunia industri," jelas dia.

Adapun terkait balai latihan kerja (BLK), Rudy menambahkan, masih identifikasi revitalisasi BLK. Diperkirakan, ada 300 BLK di Indonesia.

"BLKnya masih diidentifikasi. Kalau BLK ketenagakerjaan ya oke. Ada 300 BLK di Indonesia. Yang punya Kementerian Tenaga Kerja, yang pusat cuma 17, yang daerah akibat otonomi daerah terbengkalai, enggak ada isinya lagi," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


2 Sektor Prioritas buat Tingkatkan Produktivitas Tenaga Kerja RI

Barista Trainer Erie Santausa (kiri) merapikan alat pembuat kopi saat pembukaan Beverage & Equipment House PT Sukanda Djaya di Bali, Rabu (6/12). (Liputan6.com/Eko)

Sebelumnya, pemerintah terus mendorong tingkat produktivitas tenaga kerja nasional. Salah satu cara mendorong produktivitas tersebut adalah dengan pendidikan vokasi. Dua sektor yang bakal menjadi prioritas yang akan ditingkatkan sumber daya manusia (SDM)-nya adalah digital dan pariwisata.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rudy Salahudin menjelaskan, Indonesia terus membangun infrastruktur salam tiga tahun ini. Pembangunan tersebut akan terus berlanjut dalam beberapa tahun ke depan.

Agar maksimal dalam mendorong ekonomi, pembangunan infrastruktur tersebut harus diimbangi dengan perbaikan SDM. Salah satu cara yang dilakukan pemerintah adalah dengan mendorong pendidikan vokasi kepada SDM.

"Setelah infrastruktur selesai kita harus menyiapkan SDM dan ini kita dorong lewat vokasi," jelas dia di Jakarta, Selasa, 20 Februari 2018. Rudy menjelaskan, pemerintah sudah memetakan sektor-sektor yang harus didorong sesegera mungkin untuk ditingkatkan kemampuan SDM-nya.

"Beberapa sektor yang menjadi prioritas pemerintah ke depan ialah sektor digital dan sektor pariwisata," ungkap dia.

Ia pun menjabarkan, untuk sektor digital, pendidikan vokasi yang akan dijalankan untuk menjawab kebutuhan ekonomi digital Coding, programming. "Kita kekurangan SDM sekali, padahal e-commerce di Indonesia sangat berkembang," tuturnya.

Adapun untuk sektor pariwisata, pemerintah akan mendorong pendidikan vokasi untuk industri perkopian. "Dari hulu sampai ke hilir kita benahin SDM di perkebunan sampai ke ujungnya, yaitu barista, kita latih baristanya," tambah dia.

Tak hanya melalui vokasi, Rudy menuturkan bahwa pendorongan produktivitas tenaga kerja di Indonesia juga dilakukan oleh balai latihan kerja (BLK).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya