Bursa Asia Melemah Terseret Wall Street

Saham Walmart menekan wall street sehingga berdampak ke bursa saham Asia.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Feb 2018, 08:45 WIB
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia melemah ikuti wall street pada perdagangan saham Rabu pekan ini.Wall street tertekan didorong saham Wallmart.Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 0,15 persen.

Indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,2 persen. Indeks saham Australia susut 0,05 persen dan diikuti indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 0,4 persen.Pelemahan bursa saham Asia itu diikuti wall street yang tertekan. Indeks saham Dow Jones dan S&P  tergelincir didorong saham Walmart.

Sedangkan saham Amazon dan saham teknologi lainnya mampu menopang indeks saham Nasdaq. Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street berbalik arah dari rekor tertinggi lantaran imbal hasil surat berharga yang naik seiring kekhawatiran terhadap the Federal Reserve yang akan menaikkan suku bunga lebih banyak dari yang diharapkan.

Imbal hasil surat berharga AS bertenor 10 tahun naik mendekati level tertinggi dalam empat tahun. Investor berminat terhadap rilis utang pemerintah baru US$ 258 miliar.

Imbal hasil surat berharga meningkat seiring meningkatnya pinjaman pemerintah AS. Ini sebagai antisipasi defisit lebih besar karena reformasi pajak. Selain itu juga kesepakatan anggaran yang akan meningkatkan belanja federal selama dua tahun ke depan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini;

 


Selanjutnya

Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Dolar AS pun mendapatkan keuntungan dari imbal hasil lebih tinggi. Indeks dolar AS naik ke level tertinggi dalam satu minggu di kisaran 89,80. Indeks tersebut telah melonjak 0,7 persen selama sepekan.

Sebelumnya dolar AS mendapatkan tekanan dari berbagai faktor antara lain pernyataan pejabat AS soal mendukung dolar AS melemah. Selain itu negara-negara lain yang mulai melonggarkan kebijakan moneternya. Ditambah meningkatnya defisit anggaran AS.Namun, indeks dolar AS kembali berbalik arah menguat lantaran kekhawatiran yang mereda.

"Kami melihat ada aksi beli di Dolar AS usai melemah pada pekan lalu.Ekonomi AS yang solid dan kemungkinan the Federal Reserve mempercepat kenaikan suku bunga akan terus mendorong kenaikan dolar AS terutama terhadap euro dan yen,"ujar Masafumi Yamamoto, Kepala Riset Mizuho Securities seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu (21/2/2018).

Dolar AS pun stabil terhadap yen di kisaran 107,36. Euro tergelincir 0,05 persen ke level US$ 1,2331. Harga minyak mentah tergelincir 0,25 persen menjadi US$ 61,63 per barel.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya