Liputan6.com, Birmingham, Inggris Beth Evans (24) merasakan kram karena efek nyeri haid yang dialaminya saat masuk ke pesawat Emirates. Tatkala pramugara mendengar keluhan tersebut, Beth justru diminta turun dari pesawat.
Baca Juga
Advertisement
Kekasih Beth, Joshua Moran (26) juga diminta turun. Beth dan Joshua akhirnya harus membatalkan penerbangan mereka. Padahal, keduanya akan berwisata ke Dubai, Uni Emirat Arab.
Penerbangan memakan waktu tujuh jam dari bandara Birmingham di Inggris ke Dubai. Insiden penurunan Beth dan Joshua berlangsung beberapa menit sebelum pesawat lepas landas.
Dilansir dari News, Rabu (21/2/2018), Beth menyampaikan, keluhan kepada salah satu pramugara. Ketika ditanya, seberapa besar rasa nyeri yang dirasakan, Beth menggambarkan nyeri haid yang dirasakannya berada di kisaran angka "satu dari sepuluh."
Tanpa dokter di dalam pesawat, awak Emirates memutuskan, Beth dan kekasihnya harus melepas sabuk pengaman dan turun dari pesawat.
Simak video menarik berikut ini:
Marah dan pesan tiket ulang
Bagi Beth dan Joshua, insiden diturunkan dari pesawat karena nyeri haid membuat keduanya mengecam pihak maskapai Emirates. Pasangan itu marah.
Mereka harus mengeluarkan biaya Rp5,9 juta masing-masing untuk memesan ulang penerbangan liburan ke Dubai. Sebelumnya, mereka sudah menghabiskan Rp9,5 juta untuk memesan tiket.
"Diturunkan dari pesawat karena nyeri haid itu adalah kegilaan. Beth menangis dan kesal. Ini sangat memalukan, apalagi harus menjelaskan soal kram karena nyeri haid," ujar Joshua, yang seorang tukang cukur dari Birmingham.
Advertisement
Dapat bantuan medis
Seorang juru bicara maskapai Emirates menyebut, soal insiden Beth dan Joshua, yang terjadi pada Sabtu, 17 Februari 2018.
"Pramugara memberi tahu, kalau dia mengalami ketidaknyamanan dan kram karena nyeri haid. Lalu Kapten membuat keputusan untuk meminta bantuan medis. Jadi, kami menurunkan Ms Evans agar dia bisa mendapatkan bantuan medis," jelas juru bicara tersebut.
Lebih lanjut, juru bicara Emirates menambahkan, pihak maskapainya tidak ingin membahayakan Beth dengan menunda pertolongan medis. Hal ini mencegah kondisi Beth memburuk selama penerbangan.