8 Perusahaan Asing Bakal Lepas Saham di RI

Sebanyak delapan perusahaan asing atau multinasional yang beroperasi di Indonesia berencana melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan tersebut bergerak di sektor perkebunan, pertambangan, dan lainnya.

oleh Bawono Yadika diperbarui 21 Feb 2018, 11:46 WIB
Direktur Penilaian Perusahaan Perusahaan BEI, Samsul Hidayat (Liputan6.com/Bawono Yadika)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak delapan perusahaan asing atau multinasional yang beroperasi di Indonesia berencana melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan tersebut bergerak di sektor perkebunan, pertambangan, dan lainnya. 

Hal itu disampaikan Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (21/2/2018). 

"Itu multinasional company, perusahaan asing yang sebagian tercatat di luar negeri dan beroperasi di Indonesia," tutur Samsul.

Menurutnya, ada delapan perusahaan multinasional yang menyatakan minat untuk go public di Bursa Efek Indonesia

"Angka roughly-nya ada, cuma yang datang ke kita menyatakan minat atau baru berminat delapan perusahaan," ucap Samsul. 

Samsul menjelaskan, perusahaan multinasional tersebut bergerak di sektor perkebunan, pertambangan, ritel, dan usaha lain di Indonesia. 

Dia bilang, perusahaan asing tersebut bisa menggunakan mekanisme Indonesian Depository Receipt maupun mendirikan induk usaha (holding) dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT), sehingga penawaran saham perdana (IPO) dilakukan oleh PT itu. 

"Untuk listed, ya tergantung mereka. Kalau mereka mau, bisa listed. Tidak ada rule apa-apa," jelas Samsul. 

Samsul berharap Indonesia maupun perusahaan asing yang menawarkan saham perdana di Indonesia memperoleh manfaat dari aksi korporasi tersebut. 

"Ya bisa aja resktrukturisasi dana mereka. Atau memang ingin menyebarluaskan kepemilikan sahamnya ke masyarakat Indonesia. Intinya lebih banyak kita mintakan untuk mereka bisa meramaikan produk pasar modal, dan mereka juga memperoleh manfaat dari mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia," terang Samsul. 

Tonton Video Pilihan di Bawah Ini:


Ketua Apindo Dorong Pengusaha RI Melantai ke Bursa

Ketua Umum Apindo, Hariyadi Sukamdani (kiri) memberikan tanggapan terkait rencana Aksi 2 Desember di Jakarta, Selasa (29/11). Hariyadi berharap Aksi 212 berjalan tertib dan tidak mengganggu kegiatan usaha. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani membuka perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (7/2/2018). Usai membuka perdagangan Hariyadi menyaksikan penandatanganan note kesepahaman antara Apindo Sumatrea Utara (Sumut) dengan BEI terkait sosialisasi manfaat dari melantai di bursa atau go public. 

Hariyadi menjelaskan, dengan adanya nota kesepahaman tersebut, BEI akan memberikan edukasi yang jelas mengenai manfaat menjadi perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan edukasi tersebut diharapkan akan semakin banyak perusahaan-perusahaan yang go public.

Hariyadi pun menjelaskan, sejauh ini, dari kurang lebih 220 ribu perusahaan yang mendaftarkan diri di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, hanya ada 568 perusahaan yang telah melantai di bursa atau menjadi emiten atau hanya 0,25 persen saja yang sudah melantai di bursa. 

Oleh sebab itu, masih Hariyadi pun meminta kepada perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Apindo untuk bisa melantai di bursa. "Jadi tugas kita mempopulerkan bursa efek ini," ujar Hariyadi Rabu (7/2/2018).

Ada beberapa manfaat yang bisa didapat oleh perusahaan dengan terdaftar di BEI. Salah satunya adalah dapat memperoleh dana segar untuk memperkuat permodalan. Dengan menjual saham juga bisa menyehatkan rasio utang perusahaan. 

Selain itu, dengan melantai di bursa tata kelola perusahaan bisa lebih baik. "Ambil contoh perusahaan keluarga, ini lebih baik bagi mereka untuk go public agar lebih transparan,'' ujar dia.

Menurut Hariyadi, saat ini potensi perusahaan yang terbilang bagus untuk melantai di bursa adalah Jawa Timur, Jawa Barat, , dan menyusul Bali.

"Soliditas perdagangan semakin baik jika investor banyak masuk. Mudah-mudahan banyak yang ikut go public." jelas dia. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya