Liputan6.com, Washington DC - Presiden Donald Trump disebut telah menandatangani perintah larangan menggunakan modifikasi bump stock, yakni kelengkapan senjata api yang bisa mengonversi fungsi senapan semi-otomatis menjadi layaknya senapan otomatis.
Dilansir dari BBC pada Rabu (21/2/2018), Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45 itu memerintahkan Departemen Kehakiman untuk menyusun aturan yang melarang jual-beli bump stock.
Baca Juga
Advertisement
Di waktu bersamaan, Presiden Donald Trump berjanji akan segera membahas krisis keamanan sekolah publik pada pekan ini.
Rencana tersebut dilakukan menyusul tragedi penembakan maut oleh remaja 19 tahun di sebuah SMA di negara bagian Florida, yang menewaskan 17 orang.
"Kami harus berbuat lebih banyak dan lebih preventif untuk melindungi keselamatan anak-anak kita," ujar Trump di hadapan media.
Pada akhir pekan lalu, Donald Trump diketahui mendukung sebuah rancangan undang-undang (RUU) bipartisan, yang disusun untuk memperbaiki metode pemeriksaan sebelum transaksi pembelian senjata api.
Diajukannya RUU itu bertujuan untuk menutupi celah pada sistem pemeriksaan latar belakang kriminal oleh FBI, di mana salah satunya digunakan untuk menyeleksi calon pembeli senjata api.
Pada kasus penembakan maut di Florida, pelaku diduga mengalami gangguan mental dan perilaku, namun luput dari penyaringan otoritas terkait.
Saksikan aksi solidaritas warga AS terhadap insiden penembakan Florida berikut:
Penggunaan Bump Stock yang Sangat Berisiko
Bump Stock merupakan sebuah modifikasi berupa kelengkapan pada senjata api yang dibuat untuk meningkatkan kemampuan senapan-semi otomatis.
Ketika senapan semi-otomatis dipasangi bump stock, maka penggunanya cukup menahan pemicu dengan jarinya, dan peluru akan dimuntahkan secara terus menerus hingga habis.
Saat ini, bump stock dijual di pasaran AS dengan kisaran harga US$ 100, atau sekitar Rp 1,3 juta per unitnya.
Temuan tentang penyalahgunaan bump stock disadari pertama kali pada kasus penembakan Las Vegas yang terjadi di bulan Oktober lalu, di mana menewaskan 58 orang dan melukai lebih dari 50 orang.
Hasil analisa suara oleh pihak FBI menunjukkan bahwa senapan yang digunakan oleh Stephen Paddock -- si pelaku -- menggunakan bump stock, karena mampu memuntahkan 90 peluru dalam waktu 10 detik.
Hal itu dilakukan oleh Paddock, langsung dari dalam kamarnya di salah satu lantai teratas di Mandalay Bay Resorts and Casino.
Advertisement