Liputan6.com, Jakarta - Tidak banyak orang akrab dengan nama Jalan Pintu Kecil atau kawasan Pasar Asemka. Sekarang, kawasan ini dikenal dengan pusat perdagangan tekstilnya. Tapi siapa sangka, Asemka merupakan akses orang tempo dulu untuk masuk ke pusat pemerintahan Kota Batavia.
Penamaan Jalan Pintu Kecil tentu saja tidak terlepas dari sejarah kolonial Belanda. Yulianto dalam bukunya Sejarah Kotatua, mengatakan Jalan Pintu Kecil terletak di luar benteng bagian selatan Kota Batavia, di sisi utaranya berbatasan dengan permukiman China.
Advertisement
Saat tragedi 1740, banyak orang China tinggal di dalam benteng Kota Batavia. Setelah peristiwa itu terjadi, Belanda melarang orang-orang China tinggal di dalam benteng.
Orang-orang China ini lantas membentuk koloni bernama Pintu kecil yang terletak di luar benteng. Koloni ini dapat masuk ke dalam Kota Batavia melalui sebuah Pintu Kecil yang terhubung langsung kedalam benteng. Dari situlah awal mula penamaan Jalan Pintu Kecil.
Di akhir abad-19 orang-orang China diperbolehkan kembali bermukim di dalam Kota Batavia. Saat itu tembok yang mengelilingi kota telah hancur, sehingga tidak ada lagi pembatas antara dalam benteng dan luar benteng.
Banyak Bangunan Khas China
Masyarakat China kembali membangun permukiman dan ruko. Namun, nama Jalan Pintu Kecil telah melekat namanya saat itu, sehingga walaupun pintu penghubung tersebut tidak ada, nama jalan ini tetap bernama Jalan Pintu Kecil.
Jalan Pintu Kecil terhubung dengan Jalan Toko Tiga dan jalan penghubung wilayah Glodok yang ramai dengan kegiatan perdagangan dan permukiman China. Maka tidak mengherankan jika di jalan ini banyak bangunan dengan langgam khas Cina.
Menurut Merrilless dalam Jakarta Portraits of a Capital 1950-1980, selama hampir tiga dekade hingga tahun 1980-an, Jalan Pintu Kecil merupakan salah satu dari wilayah penting bagi perdagangan dan pusat bisnis yang terhubung dengan wilayah Glodok.
Advertisement
Jalan Kalibesar Tionghoa
Sementara menurut Setiono dalam Ensiklopedi Jakarta Culture, Jalan Pintu Kecil di tahun 1950-an lebih dikenal dengan nama Jalan Kalibesar Tionghoa atau Wall Street.
Penamaan Jalan Kalibesar Tionghoa merupakan pembeda dengan pusat kawasan bisnis orang-orang Eropa yang ada di Jalan Kalibesar Timur dan Jalan Kalibesar Barat.
"Sedangkan, nama Wall Street berkaitan dengan peranan jalan Pintu Kecil sebagai pusat kegiatan perdagangan dan bisnis China di masa itu," tulis Setiono.
Jalan Pintu Kecil terhubung dengan Jalan Pasar Pagi, Jalan Pintu Kecil 1, dan Jalan Pintu Kecil2 yang masih banyak terdapat bangunan-bangunan berlanggam China.
Bila dibandingkan dengan bangunan di Jalan Pintu Kecil, di jalan-jalan itu masih lebih banyak sisa bangunan dengan ciri khas China. Bangunan-bangunan lama di Jalan Pintu Kecil telah tergantikan dengan bangunan-bangunan ruko.